Ukuran kaki dan Mr P?
Itulah yang banyak diyakinoi orang, bahwa ukuran kaki punya hubungan dengan panjang pendeknya Mr P.
Dan orang sering menyebut ukuran kaki pria yang besar berarti punya ukuran kelamin yang besar.
Akan tetapi, para ilmuwan menemukan tak ada hubungan antara ukuran sepatu dengan ukuran penis.
“Tinggi dan ukuran kaki tidak akan berfungsi sebagai penaksir praktis panjang penis,” tulis para ilmuwan dilansir The Sun.
Pernyataan ini didukung penelitian pada tujuh belas tahun lalu yang menyimpulkan hubungan panjang penis dan ukuran sepatu tidak memiliki dasar ilmiah. Lalu bagaimana dengan ukuran jari kaki?
Pada 1999, sebuah penelitian Korea menemukan lingkar penis sedikit berkorelasi dengan panjang jari kaki pertama dan ketiga pria. Akan tetapi, penelitian ini masih dianggap lemah.
“Indeks tubuh manusia termasuk ukuran atau karakteristik ekstremitas tubuh tidak cukup untuk memprediksi ukuran penis,” tulis para ilmuwan.
Sementara itu, di Yunani , ditemukan ada korelasi yang signifikan secara statistik antara panjang penis dan panjang jari telunjuk.
Selain itu beberapa orang percaya ada makanan tertentu yang mampu memperbesar penis. Tomat salah satunya. Benarkah?
Anggapan ini adalah mitos. Belum ada penelitian yang membuktikan kebiasaan mengonsumsi tomat mampu memperbesar alat kelamin pria.
Melansir Metro, sebuah penelitian di jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers, and Prevention menyatakan pria yang rajin mengonsumsi tomat atau hidangan yang mengandung tomat selama sepuluh kali dalam seminggu, delapan belas persen lebih rendah risiko kanker prostat.
Hal ini karena likopen yang terkandung di dalam tomat mampu menangkal racun yang bisa menyebabkan kerusakan sel.
Dr. Paul Turek, seorang ahli urologi kesuburan mengatakan pada Health likopen merupakan salah satu antioksidan alami yang paling kuat.
“Diperkirakan bahwa oksidan adalah yang mendasari infertilitas pria dan kanker prostat dan kita tahu bahwa antioksidan baik untuk pembuluh darah baik di jantung maupun di penis,” kata Turek.
Namun, Turek menambahkan belum diketahui secara rinci bagaimana cara kerja zat ini dalam pencegahan risiko kanker prostat.
Beberapa penelitian juga menemukan pria yang rajin makan tomat, memiliki sperma yang normal lebih banyak hingga delapan sampai sepuluh persen. Selain itu, antioksidan juga membantu meningkatkan aliran darah dan memberikan ereksi yang lebih kuat.
Jadi, meskipun tidak bisa bikin penis lebih besar, tidak ada salahnya untuk mengonsumsi tomat demi menjaga kesehatan organ reproduksi pria.
Selain itu juga, tak sedikit hasil penelitian menemukan pria bisa tak percaya diri karena ukuran kelaminnya . Sebuah penelitian terbaru menemukan, pria cenderung mengaku berpenis yang lebih besar agar diterima di masyarakat.
Penelitian berjudul Social Desirability and Young Men’s Self-Reports of Penis Size diterbitkan dalam Journal of Sex & Marital Therapy.
Temuan itu memperlihatkan banyak laporan mengenai ukuran rata-rata penis yang terlalu tinggi. Dari penelitian ini bisa menunjukkan tanggapan orang memengaruhi oleh apa yang diinginkan secara sosial.
“Karena itu, haruskah para peneliti berasumsi bahwa laporan diri tentang perilaku seksual itu benar?” kata penulis studi Bruce King, seorang profesor psikologi di Universitas Clemson.
King mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir ada banyak penelitian yang menunjukkan laporan diri tentang asupan energi dan berat badan tidak benar. Tapi data itu bisa diverifikasi. Tapi, untuk penelitian seksualitas tentunya tak bisa memverifikasi kebenaran tanggapan responden.
“Meskipun ukuran penis yang sebenarnya tidak diverifikasi dalam penelitian ini, sangat tidak mungkin bahwa banyak pria yang melaporkan dengan jujur dan korelasi dengan skor pada skala Marlowe-Crowne Social Desirability yang menunjukkan bahwa banyak pria mungkin berlebihan dengan yang diinginkan. Jika laporan-diri ini tidak dapat dipercaya, mengapa kita harus percaya bahwa orang-orang menjawab dengan jujur pertanyaan-pertanyaan lain mengenai seksualitas? ” katanya.
Pada survei, para peneliti meminta mahasiswa menyelesaikan Marlowe-Crowne Social Desirability Scale dan kemudian melaporkan panjang penis mereka saat ereksi. Skala Marlowe-Crowne menilai apakah peserta merespons dengan jujur atau merespons dengan jawaban yang tidak akurat tetapi diinginkan secara sosial.
Para peneliti menemukan korelasi positif antara skor keinginan sosial dan panjang penis. Dengan, kata lain, pria yang lebih peduli dengan anggapan sosial alias gaul, cenderung mengatakan mereka memiliki penis yang lebih panjang.
“Rata-rata orang mungkin tidak akan tertarik pada pertanyaan akademik seperti laporan diri dan korelasi dengan keinginan sosial. Namun, yang terpenting adalah pernyataan yang sering diulangi bahwa ukuran rata-rata ereksi penis i mungkin adalah mitos, berdasarkan banyak penelitian di mana pria melaporkan ukuran penisnya sendiri,” kata King kepada PsyPost.
Temuan ini menyoroti masalah yang dihadapi para peneliti yang menggunakan tindakan yang dilaporkan sendiri. “Kita perlu menemukan cara untuk melihat apakah pertanyaan umum lainnya tentang survei seks berkorelasi dengan keinginan sosial,” kata King.