Diam-diam, banyak lelaki yang tak puas dengan ukuran penisnya yang kemudian melahirkan rasa tidak percaya diri lalu mempertanyakan tentang ukuran normal “barang” itu.
Dan siapa pun tahu, bahwa lelaki kerap bertanya-tanya mengenai kemampuan mereka memuaskan wanita dikaitkan dengan ukuran penis.
Lantas munculah rumor yang tak ilmiah atas keraguan itu, yang kemudian memicu mitos yang tak beralasan.
Sebut saja mitos tentang ukuran kaki dikaitkan dengan penis.
Ini adalah rumor yang kita semua kenal.
Tapi, percaya atau tidak, ukuran penis tidak ada korelasinya dengan ukuran sepatu atau ukuran bagian tubuh lainnya.
Lebih dari dua puluh tahun silam dua dokter Kanada mengukur tinggi badan, ukuran kaki, dan panjang penis puluhan orang pria.
Hasilnya, ditemukan korelasi yang lemah antara tiga ukuran itu, demikian dituliskan oleh jurnal Mental Floss.
Hal yang sama juga dilakukan para peneliti dari University College Hospitals di London, mengukur panjang penis dan kaki ratusan orang pria dan tidak menemukan korelasi apapun antara keduanya.
Rumor lain adalah, penis yang besar adalah lebih baik.
Untuk Anda tahu sebagian besar pria, sebenarnya ukuran penis tidak banyak variasinya.
Menurut Medical News Today, rata-rata ukuran panjang penis tidak pernah dipersoalkan oleh pasangannya wanita merasa puas dengan ukuran dan besar penis milik suaminya
Ada sebuah studi menarik antara ukuran penis dan perselingkuhan.
Sebuah studi dua tahun lalu menemukan, bahwa wanita-wanita di sebuah desa di Kenya lebih mungkin berselingkuh dari pria dengan ukuran penis lebih besar, demikian dilaporkan oleh The Huffington Post.
Menurut penelitian itu, alasan perselingkuhan adalah pria dengan penis di atas rata-rata, menyebabkan hubungan seks jadi menyakitkan.
Hubungan seks marathon alias nonstop hanya ada di film porno. Pada kenyataannya itu tidak semudah itu.
Pria memiliki batas kemampuan dalam berhubungan seks. Hanya karena seorang pria masih “tegak” setelah baru saja selesai berhubungan seks, bukan berarti dia siap untuk langsung melakukannya lagi.
Menurut Women’s Health, berapa lama penis seorang pria tetap keras sesudah berhubungan, tergantung pada kualitas aliran darah dan tingkat gairah mereka.
Intinya, rata-rata pria memerlukan waktu pemulihan antara sesi bercinta pertama dengan kedua dan seterusnya, tergantung stamina mereka.
Mitos penis lain yang dipopulerkan oleh industri pornografi adalah bahwa ketika ejakulasi, pria bisa mengeluarkan sperma banyak sekali.
Namun dalam kenyataannya, jumlah cairan yang dikeluarkan setiap kali ejakulasi adalah sekitar satu sendok teh. Biasanya, ada sekitar 200 juta sperma permililiter ejakulasi dan ini sudah cukup untuk membuahi wanita.
Anda harus juga menghapus kepercayaan bahwa ukuran penis tidak ditentukan oleh ras.
Sebuah penelitian Inggris tahun lalu menemukani tidak ada korelasi antara ras dan ukuran penis.
Studi yang dimuat dalam IFL Science ini juga melaporkan, rata-rata panjang penis ereksi adalah lebih dari tiga belas sentimeter, atau sekitar lima inci. Ukuran ini berlaku untuk pria dari ras atau kebangsaan manapun.
Pria telah berusaha untuk memperbesar ukuran penis mereka selama berabad-abad, tetapi sampai sekarang belum ada ramuan ajaib yang bisa meningkatkan ukuran penis.
Suplemen dan obat-obatan seperti Viagra dapat meningkatkan oksida nitrat, yang meningkatkan aliran darah ke penis. Namun, ini ibarat “menggembungkan ban” saja, tidak memengaruhi ukuran penis yang sesungguhnya.
Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung efektivitas segala macam pil atau krim yang mengklaim bisa memperbesar penis. Bahkan, ada risiko krim dan pil-pil yang dijual bebas itu, berbahaya.
Sebuah survei internet yang dilakukan oleh FDA menemukan, bahwa sepertiga dari suplemen yang diklaim mampu meningkatkan fungsi seksual, mengandung bahan obat atau zat yang tidak bisa dijamin keamanannya.
Memang rata-rata pria ingin memperpanjang atau memperbesar ukuran alat vitalnya.
Setidaknya, demikian menurut Michael O’Leary, MD, profesor bedah urologi di Harvard Medical School dan seorang urolog di Brigham and Women’s Hospital di Boston.
Sudah lebih dari satu abad, ada saja berbagai upaya untuk membesarkan penis yang kadang meragukan dan tidak masuk akal, sampai saat ini tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan itu.
Di luar sana, banyak beredar alat dan obat-obatan yang katanya bisa memenuhi harapan para pria, seperti pil, krim, berbagai perangkat pemompa, dan lain sebagainya.
Semua itu, belum ada yang secara ilmiah terbukti dapat memperbesar penis. Setidaknya, tidak secara permanen. Bahkan, ada beberapa kasus yang menyebabkan disfungsi ereksi.
“Percayalah, jika saya tahu cara yang aman dan efektif untuk meningkatkan ukuran penis, saya akan jadi miliarder,” O’Leary. “Tapi saya tidak tahu dan saya yakin tidak ada yang tahu.”
Meski demikian, tetap saja banyak pria yang secara diam-diam mencaritahu cara untuk membuat dirinya merasa lebih perkasa, dengan tidak memedulikan risiko merusak yang mungkin mereka dapat.
Para peneliti dari Institute of Psychiatry mengatakan bahwa penelitian-penelitian itu, yang telah dipublikasikan oleh jurnal BJU International, membawa pemahaman yang bisa dipertanggungjawabkan mengenai ukuran vital pria yang disebut normal.
Ini juga berguna untuk digunakan pada saat sesi konseling dengan pria yang merasa ukurannya terlalu kecil, juga untuk menenangkan penderita Body Dysmorphic Disorder (gangguan mental akibat terlalu khawatir dengan ukuran anggota tubuhnya).
Peneliti juga mengatakan, bahwa kebanyakan pria yang melakukan upaya-upaya memperbesar penis, sebenarnya memiliki ukuran rata-rata normal. Hanya sedikit sekali pria yang mengalami kondisi yang disebut mikropenis atau ukuran penis di bawah normal (sekitar 7,5 Cm saat ereksi).
Kadang-kadang, ada juga kasus yang membuat ukuran alat vital pria sedikit memendek, di antaranya adalah penyakit peyronie (penis pernah mengalami cedera sehingga bentuknya menjadi melengkung) atau operasi kanker prostat. Namun, hal ini jarang terjadi.
Kesimpulannya, hingga sekarang ini, tidak ada metode, obat atau alat apapun yang sudah terbukti bisa membesarkan penis secara permanen.
Selain itu, usaha yang mengarah ke sana sebenarnya tidak terlalu perlu, karena sebagian besar pria di dunia memiliki ukuran vital yang normal-normal saja. Mungkin, yang diperlukan adalah lebih percaya diri dan bangga akan tubuh masing-masing.