Site icon nuga.co

Infeksi Gigi? Awas Bisa Bahayakan Jantung

Jangan pernah menyepelekan infeksi gigi.

Itua yang diingatkan oleh para ahli tentang infeksi gigi yang sering berulang dan diderita banyak orang.

Lantas!!

Ingat, infeksi di daerah mulut dapat menyebabkan penyakit lainnya seperti jantung hingga meningitis.

Atas dampak dari infeksi itu jangan dianggap kecil. Di mulut dan gigi memang ada kuman, namun tidak bersifat pathogen dan banyak orang baru akan menyebabkan penyakit bila memenuhi syarat terjadinya infeksi.

Banyak juga orang yang memiliki masalah di mulut dan gigi lalu datang ke pihak yang tidak kompeten.

Lalu menjadi infeksi berat karena tidak sesuai standar kemudian infeksi tersebut menyebar ke organ lain hingga harus dibawa ke Gawat Darurat.

Apakah ini lelucon?

Itu bukan lelucon. Seseorang bisa terkena infective endocarditis atau radang pada lapisan dalam jantung.

Peluang terjadinya infeksi semakin besar pada penanganan masalah gigi dan mulut bila tidak dilakukan oleh pihak yang berkompeten, dalam hal ini adalah tenaga medis kedokteran gigi.

“Berbagai penyakit bisa muncul akibat dari meluasnya infeksi pada gigi dan mulut, seperti infective endocarditis, radang selaput otak atau meningitis.’

Mulut adalah pintu masuk ribuan kuman walaupun tidak menyebabkan penyakit. Tapi rongga mulut ini adalah cermin juga dari tubuh, penyakit yang ada di tubuh dapat dilihat dari mulut.

Pencegahan terjadinya infeksi yang mengerikan dapat dilakukan, seperti mengurangi konsumsi gula yang tinggi karena dapat membuat kondisi mulut menjadi asam dan memudahkan terjadinya infeksi.

Kemudian meggosok gigi secara teratur sesudah sarapan dan sebelum tidur dengan menggunakan pasta gigi. Lalu membersihkan gigi dengan cara yang aman, seperti dengan dental floss.

Mengecek kondisi gigi ke dokter gigi setiap enam bulan sekali dalam rangka pencegahan dan deteksi dini kerusakan gigi dan mulut bermanfaat guna mencegah penyebaran infeksi menjadi penyakit yang lebih berbahaya

Selain itu diingatkan pula tentang “aksi” tusuk gigi yang “nikmat” tapi memiliki resiko dan dampak besar

Apakah Anda salah satu orang yang selalu mencari tusuk gigi sehabis makan?

Tusuk gigi memang masih menjadi andalan bagi banyak masyarakat karena fungsinya yang dapat mengangkat sisa makanan yang terselip di sela-sela gigi.

Namun, dokter gigi ternyata tidak menyarankan penggunaan produk olahan bambu tersebut. Selain karena kurang higienis, penggunaan tusuk gigi rentan terjadi infeksi.

Tidak ada yang bisa memberikan garansi atas tusuk gigi. Tidak ada jaminan higienis. Lagi pula,
penggunaan tusuk gigi secara berlebihan dapat merusak gigi, yaitu melebarkan celah antar gigi

Tusuk gigi tidak direkomendasikan oleh dokter gigi. Lebih baik menggunakan yang sudah terbukti secara klinis, seperti dental flossa.

Dental floss merupakan tali yang terbuat dari filamen yang berfungsi untuk membuang sisa makanan ataupun membersihkan plak yang terdapat di antara sela-sela gigi.

Penggunaan dental floss ini termasuk dari tiga tindakan upaya membersihkan gigi secara sempurna. Ketiga tindakan tersebut adalah brushing, flossing, dan rinsing.

Brushing menggunakan sikat gigi, flossing dengan dental floss, dan rinsing dengan mouthwash. Membersihkan gigi akan sempurna bila dilakukan ketiganya

Karena penggunaan sikat gigi saja tidaklah cukup, ada lokasi yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi maka menggunakan dental flossing.

Sedangkan ada juga bagian yang tidak dapat dijangkau keduanya seperti pangkal lidah, maka gunakan mouthwash.

Tidak seperti tusuk gigi yang bermaterial keras, dental floss menggunakan bahan yang ramah terhadap gusi dan gigi. Hal ini penting karena mencegah gusi ataupun gigi terluka yang kemudian menyebabkan infeksi lebih parah.

Bahan dari dental floss sendiri aman diterima tubuh, tidak membuat iritasi. Ini seperti Anda memijat gusi.

Penggunaan dental floss sebagai pembantu sikat gigi dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut sudah direkomendasikan oleh the American Dental Association. Penggunaan dental floss dapat mencegah periodontitis atau radang jaringan yang menyokong gigi bernama periodontium, serta halitosis atau bau mulut, karena kondisi mulut yang tidak bersih dari sisa makanan.

Sebuah survei yang dilakukan pada lima tahun silam menyebutkan bahwa penggunaan dental floss sebagai bagian ‘ritual’ pembersihan gigi dan mulut juga ikut mengurangi terjadinya gingivitis atau radang gusi.

Kondisi ini ditandai dengan menumpuknya plak, perubahan gigi menjadi kuning, dan gusi yang sakit ketika ditekan.

Namun pada sebuah penelitian yang dilakukan pada 2012 tentang perbandingan penggunaan sikat gigi dengan dental floss, terungkap bahwa keefektifan dari dental floss tergantung pada pilihan, teknik, dan tujuan penggunaannya.

Selain itu, hasil penelitian tersebut mengungkap bahwa menggunakan dental floss dianggap masih lebih sulit dibandingkan sikat gigi.

Dianggap lebih sulit karena dental floss menuntut penggunaan dua tangan dibandingkan sikat gigi yang dapat dilakukan hanya dengan satu tangan.

Sejauh ini belum ada laporan atau temuan mengenai dampak negatif dari dental floss terhadap kesehatan, selain dapat membuat gusi lebih legam yang disebut ‘tato amalgam’. Tapi hal ini dinilai tidak berbahaya.

Exit mobile version