Kopi dikenal sebagai minuman nikmat pencegah rasa kantuk bagi sebagian besar orang. Pertama kali dibawa Belanda dan kopi kini sudah menjadi salah satu minuman yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan.
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Darmin Nasution pernah menyebut bahwa angka pertumbuhan konsumsi kopi Indonesia per tahun naik enam koma tiga persen dalam lima tahun terakhir.
Seiring meningkatnya popularitas, orang-orang semakin penasaran tentang bahaya dan manfaat kopi lebih dari sekedar minuman.
Senyawa kimia kafein yang sering dituding membawa manfaat sekaligus juga bahaya kopi. Nah bagaimana supaya minum kopi baik untuk kesehatan? beberapa hal ini harus diperhatikan:
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Profesor Budhi Setianto Purwowiyoto mengatakan kalau takaran minum kopi yang wajar adalah tiga hingga empat cangkir per hari.
Satu cangkir kopi diperkirakan mengandung sekitar seratus miligram (mg) kafein.
Menurut Prof Budhi konsumsi kafein kurang dari lima ratus miligram per hari secara umum seharusnya aman untuk kesehatan.
Namun bagi beberapa orang yang peka terhadap kafein, Prof Budhi mengingatkan agar waspada terhadap tanda jantung berdebar usai minum kopi.
“Konsumsi kopi kalau masih tiga hingga empat cangkir per hari mungkin tidak ada masalah.
Namun yang penting perhatikan kondisi tubuh setelah minum kopi. Kalau berdebar-debar sebaiknya kurangi dosis atau jauhi kopi,” kata guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Bagi yang suka berdebat kopi panas versus kopi dingin, dari sisi kesehatan tampaknya peneliti sendiri belum bisa memberikan jawaban pasti.
Menurut penelitian yang dilakukan ilmuan dan ahli kimia di Philadelphia University dan Thomas Jefferson University misalnya menyebut kopi panas lebih sehat karena memiliki kadar antioksidan yang lebih tinggi.
Penyebabnya adalah proses pembuatannya atau lebih sering disebut brewing.
Sementara itu laporan dari American Heartburn Alliance menyebut bahwa 75 persen penderita mag merasa tak nyaman dengan minum kopi panas. Alasannya karena kandungan asam pada kopi dingin diklaim tidak lebih banyak dari kopi panas.
Jadi mana yang lebih sehat? Sebaiknya sesuaikan dengan kondisi kamu.
Supaya kandungan kafein dalam kopi tidak menggangu jam tubuh yang bisa berdampak pada gangguan tidur, ada waktu-waktu tertentu yang disarankan ahli untuk mengonsumsi kopi.
Sebuah penelitian yang dimuat dalam National Center for Biotechnology Information menyebut kalau kopi sebaiknya diminum satu jam setelah bangun tidur. Alasannya karena saat baru bangun tubuh sedang memproduksi hormon stres kortisol dalam jumlah tinggi.
Bagi beberapa orang hormon stres kortisol ini akan meningkatkan kewaspadaannya sehingga efek kafein kopi mungkin tidak akan terlalu berpengaruh.
Sementara itu bila ingin mengonsumsi kopi pada sore hari maka perhatikan waktunya sekitar empat hingga enam jam sebelum waktu tidur.
Menurut peneliti dari Harvard Medical School’s Division of Sleep Medicine tujuannya agar efek kafein kopi dalam tubuh mulai berkurang ketika sudah masuk jam istirahat.
Meski tidak ada salahnya mencampur kopi dengan bahan makanan lain seperti krimer atau susu tinggi lemak, namun menurut dr Ayuthia Putri Sedyawan, BMedSc, SpJP, FIHA, sebaiknya hal itu dikurangi. Ini karena tambahan kopi tersebut bisa jadi sumber kalori ekstra yang berujung pada risiko diabetes hingga penyakit jantung.
“Sebenarnya yang sering menimbulkan efek tidak baik justru bukan kopinya, misalnya gula, krimer atau susu tinggi lemak, ataupun cemilan sambil ngopinya,” komentar dr Ayu beberapa waktu lalu.
Kalau kamu suka mengonsumsi kopi manis, penambahan gula merah atau gula aren pada kopi bisa jadi pilihan lebih sehat dibandingkan gula pasir biasa. Dikutip dari Livestrong, kalori yang terkandung di dalam gula aren lebih kecil dibandingkan dengan gula putih.
Selain antioksidan, gula merah juga menyimpan sejumlah zat fitonutrien lainnya seperti polifenol, flavonoid dan antosianin.
Lantas mana yang lebih sehat kopi panas atau dingin
Menurut penelitian yang dilakukan ilmuan dan ahli kimia di Philadelphia University dan Thomas Jefferson University, kopi yang diseduh panas lebih sehat karena memiliki kadar antioksidan yang lebih tinggi.
Penyebabnya adalah proses pembuatannya atau lebih sering disebut brewing.
Kopi panas biasanya dibuat dengan simpel, yakni diseduh selama beberapa menit dengan air mendidih. Sementara kopi dingin atau cold brew, dibuat selamat tiga hingga dua puluh empat jam menggunakan air suhu ruangan.
Kopi dengan teknik cold brew lebih banyak diminati akibat klaim rasanya yang tak terlalu asam, hingga industri dengan teknik ini berkembang
Penelitian tersebut membandingkan keduanya, dan menyimpulkan bahwa proses pemanasan kilat pada kopi panas menciptakan asam titratable total yang lebih banyak.
Kandungan asam ini berguna untuk membantu tubuh memompa oksigen ke seluruh tubuh, sementara kopi dingin mengurangi manfaat ini akibat pembuatannya yang cukup lama.
“Kopi memiliki banyak sekali kandungan antioksidan. Kalau kamu cukup rutin meminumnya (tidak terlalu banyak), riset menunjukkan bisa sangat bermanfaat untukmu.”
“Kami melihat bahwa kopi panas memiliki lebih banyak kapasitas antioksidan,” kata Niny Rao, PhD, seorang ahli kimia dan pecinta kopi, dikutip dari Daily Mail.
Sementara, klaim yang mengatakan bahwa cold brew tak lebih asam juga terbantahkan. Hasil temuan mereka menyatakan kedua kopi dengan teknik berbeda memiliki kadar keasaman atau pH yang nyaris identik.
Termasuk juga klaim dapat menurunkan risiko masalah pencernaan seperti refluks asam dan rasa mulas
“Kesimpulannya, kami mengingatkan pada pecinta kopi bahwa kopi dingin atau cold brew bukanlah solusi termanjur untuk kesehatan mereka,” tandas dr Rao.