Site icon nuga.co

Kanker dan Faktor Ketidak Beruntungan

Pola hidup sehat, seperti ditulis di laman situs “womenhealth,” hari ini, Senin, 07 Maret 2016, tidak menjamin penangkal kanker, terutama pada orang dewasa, karena mutasi gen yang menyerang secara acak masih memberi peluang menimbulkan tumor.

Mengutip hasil penelitian yang dilakukan John Hopkins University, “womenhealth,” menulis, studi itu kasus tumor terbanyak pada mereka yang menjalani pola hidup sehat adalah karena faktor ketidakberuntungan.

Sutdi ini mulanya datng dari keingintahuan peneliti mengapa ada jaringan tubuh, misalnya di usus kecil dan pankreas yang memiliki risiko kanker lebih tinggi dibanding yang lainnya.

Para peniliti melacak jumlah divisi sel induk yang ada di tiga puluh saru jenis jaringan dengan membandingkannya dengan risiko kanker sepanjang hidup di jaringan yang sama.

Kesimpulan yang mereka dapatkan adalah semakin tinggi jumlah pembelahan sel jaringan, semakin tinggi tingkat risiko kanker.

“Studi kami menunjukkan bahwa secara umum, perubahan dalam jumlah pembelahan sel induk di suatu jenis jaringan sangat berkorelasi dengan perubahan dalam kejadian kanker pada jaringan yang sama,” kata penyelidik studi Bert Vogelstein, M.D., profesor onkologi Johns Hopkins University School of Medicine.

Ini berarti semakin banyak pembelahan sel yang terjadi, semakin besar terjadi risiko mutasi acak dan semakin ganas perkembangan kanker.

Dari hasil penelitian ini muncul pertanyaan usil, apakah ini berarti kita tak perlu menerapkan pola hidup sehat?

Jawabannya, p[asti tidak demikian.

Meski ada dua puluh dua jenis kanker sangat berhubungan dengan faktor mutasi gen, ada sembilan jenis lainnya yang lebih terkait oleh pola hidup.

Sembilan jenis kanker itu di antaranya adalah, kanker kulit, leher, kepala, kolon dan rectum atau dikenal dengan kanker usus besar dan anus, serta kanker paru-paru.

Kesembilan jenis kanker ini, selain berkaitan erat dengan pola hidup, juga ada hubungannya dengan faktor keturunan.

Karena itu, pemeriksaan kesehatan secara rutin sangat diperlukan untuk dapat mendeteksi keberadaan kanker sejak dini, sebelum berkembang membahayakan nyawa.

Hal lainnya yang perlu dipahami adalah, kalimat mutasi gen secara acak bukan berarti benar-benar secara acak. Sebaliknya, kanker mungkin timbul sebagai akibat dari faktor gaya hidup .

“Angka mutasi lebih tinggi pada mereka yang terpapar racun karena gaya hidup serampangan, dan lebih rendah pada mereka yang konsekuen melakukan pola hidup sehat,” jelas David Katz, M.D., M.P.H, direktur Yale University Prevention Research Center.

Studi menunjukkan, pemicu gen kanker menjadi tidak aktif dan penekan gen kanker menjadi aktif pada mereka yang berpola hidup sehat.

Kesimpulannya, kanker adalah hasil gabungan berbagai faktor seperti genetik, lingkungan, dan mutasi gen secara acak, kutip John Hopkins.

Karena ada beberapa jenis kanker yang menawarkan peluang lebih besar bagi Anda untuk mengurangi faktor risiko genetik, menjalankan pola hidup sehat merupakan langkah yang sangat bijak.

Batasi konsumsi daging, perbanyak sayur dan buah segar, rutin berolahraga, antisipasi sinar UV matahari dengan tabir surya dan jauhi rokok, saran American Cancer Society.

Sebagai penyakit misterius, kanker tetap dianggap sebagai salah satu penyakit yang menakutkan.
Hingga kini kanker belum diketahui penyebabnya dengan jelas.

Pengobatan dan perawatan yang menghabiskan biaya sangat besar, sering kali menimbulkan stres pada pasien dan keluarganya.

Pengobatan integratif sel kanker sebenarnya terdapat pada tubuh setiap orang. Namun, tidak pada semua manusia, sel kanker aktif dan berkembang menjadi penyakit yang menakutkan.

Gen di dalam tubuh kita bermutasi. Tetapi mutasi itu dapat diatasi bila sistem kekebalan tubuh bekerja dengan benar. Karena, kunci menghadapi kanker adalah imunitas tubuh.

Ada empat faktor risiko penyakit kanker, diantaranya faktor genetik, faktor lingkungan atau karsinogen, seperti radiasi, cemaran zat kimia, virus, hormon, dan sebagainya.

Selain itu faktor gaya hidup, seperti merokok, kelebihan lemak, makanan berpengawet, minuman beralkohol, dan lainnya, serta stres.

Meski begitu, banyak penderita kanker yang tak menyadari dirinya terserang kanker.

Biasanya ada kondisi pra sakit, di mana tubuh merasa kelelahan. Sayangnya ini sering dianggap sepele, dan dikira sebagai tak enak badan biasa.

Untuk Anda tahu, sebenarnya, hampir sembilan puluh persen penyebab kanker sebenarnya bisa dicegah.

“Kebiasaan sehat seperti tidak merokok, menjaga berat badan, memiliki pola makan yang sehat, adalah jaminan untuk menghindar dari kanker.”

“ Gaya hidup sehat ini secara dramatis menurunkan risiko terkena penyakit,” kata Smith dari Cancer Research UK.

Para ilmuwan memang terbagi dalam dua pendapat mengenai penyebab kanker. Satu pendapat mengatakan kanker tidak bisa dicegah.

Beberapa waktu yang lalu muncul hasil penelitian yang menyebutkan bahwa kanker terjadi karena ada error dalam DNA dan ini terjadi secara acak ketika usia menua.

Para peneliti dalam studi tersebut mengatakan kebanyakan kasus kanker adalah “takdir yang buruk”, bukan karena akibat gaya hidup tak sehat.

Studi terakhir yang melibatkan empat analisa penyebab kanker justru menyimpulkan sebaliknya.

Menurut Yusuf Hannun dari Stony Brook University, meski ada faktor keberuntungan, tetapi banyak faktor di sekitar kita yang berperan besar.

Faktor tersebut antara lain pola makan, konsumsi alkohol, rokok, paparan sinar matahari, beberapa virus, polusi, dan faktor lain yang belum bisa diiidentifikasi.

Sementara itu, gen yang diwariskan dari orangtua perannya sangat kecil dalam terjadinya kanker.

Exit mobile version