Penyakit diabetes, yang sering popular di masyarakat dengan sebutan “kencing manis,” kini, di Indonesia, mengalami lompatan penderita paling besar dan menjadi ancaman serius sebagai pembunuh nomor satu setelah jantung.
Menurut rilis yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu, diabetes makin menggejala sebagai penyakit “indonesia” yang mengintai siapa saja di antara penduduk akibat kesalahan pola hidup. Jumlah penderita, setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah yang besar.
Untuk menghambat pertumbuhan penyakit yang mengancam ginjal, jantung dan stroke ini Kemenkes telah memberi prioritas penanganan lewat pencegahan awal dengan penyuluhan hidup sehat melalui asupan yang benar diimbangi olahraga yang teratur.
Diabetes, menurut para ahli harus mampu dideteksi secara dini. Deteksi dini akan menjadi “obat” paling jitu untuk penyembuhannya. Sebab, jika terlambat ditangani, gejala-gejala diabetes bisa menyebabkan masalah kesehatan serius. Untuk deteksi dini ini setiap orang harus mengenali gejalanya, terutama untuk diabetes tipe satu, yang sebagian besar diderita anak-anak ini.
Diabetes tipe satu tak lepas di lepaskan dari pengaruh insulin. Insulin adalah hormon yang dihasilkan sel beta di pankreas, yang bertugas untuk memasukkan gula ke dalam sel. Jumlahnya tergantung pada kadar gula darah. Makin tinggi gula di dalam darah, makin tinggi pula insulin yang akan diproduksi.
Untuk diabetes tipe satu, sistem imun tubuh menyerang dan merusak sel beta. Tanpa insulin, jumlah glukosa dalam sirkulasi darah akan tinggi sehingga menyebabkan kerusakan berbagai organ, mulai dari jantung sampai saraf.
Untuk mengenali gejala diabetes tipe satu pada anak tak selalu mudah karena gejala-gejalanya sering salah. Banyak para dokter member diagnose diabetes tipe satu ini dengan penyakit flu. Gejalanya, menurut ahli penyakit dalam, baru muncul setelah berjalan bertahun-tahun dan telah mengurangi fungsi pancreas.
Para ahli kesehatan member “tip” yang sifatnya umum untuk mengenal penyakit ini, terutama gejala awal
Pertama, sering berkemih atau buang air kecil atau pipis.Hal ini terjadi karena ginjal ingin membersihkan kelebihan glukosa dalam sirkulasi darah. Anak jadi lebih sering buang air kecil dan dalam jumlah yang besar. Mengompol juga bisa menjadi gejala adanya diabetes, terutama jika sebelumnya anak tak pernah mengompol.
Kedua, sering merasa haus sehingga banyak minum. Ini akibat dari banyaknya cairan yang dikeluarkan, sehingga gampang menjadi haus.
Ketiga, timbangan berat badan merosot secara pasti. Gejala ini disebabkan tubuh tidak lagi bisa memproses glukosa untuk energi dan mulai memecah otot dan cadangan lemak untuk menghasilkan energi bagi sel-sel yang lapar. Karenanya meski nafs makan normal tetapi berat badannya sulit naik.
Keempat, sangat mudah mengalami kelelahan. Keluhan ini terus terjadi sehingga bisa menjengkelkan. Kelahan ini, biasanya, di picu karena tubuhnya tidak mampu memproses glukosa untuk energi.
Selain mewaspadai gejala-gela diatas, setiap orang juga harus mengamati munculnya gejala diabetes “ketoasidosis.” Diabetes jenis ini dikalangan para ahli kesehatan sering disimpulkan sebagai komplikasi akut dari diabetes karena kadar gula darah sangat tinggi.
Kondisi ini, menurut para ahli kesehatan, terutama dokter penyakit dalam, terjadi karena penyakit tidak pernah terdeteksi dan tidak diobati. Bagi penderita diabetes “ketoasidosis” sering mengeluhkan sakit perut, mual, muntah, napas berbau, sulit bernapas, bahkan kehilangan kesadaran.
Bila gejala di atas sudah datang dan dialami secara terus menerus, sebaiknya periksakan diri Anda kepada dokter dengan meminta pertolongan medis segera sangat diperlukan. Upaya awal ini sangat penting karena ia akan mengeliminir resiko lanjutan yang bisa sangat merepotkan penyembuhannya.