Penulis senior, Dianna J Magliano, dari Baker IDI Heart and diabetes Institute and Monash University di Melbourne, dalam sebuah artikelnya yang dimuat “reuter,” 21 April 2016, memastikan bahwa penderita diabetes akan mampu “memotong” jalan ringkas menuju kematian.
“Pria dan wanita yang mengidap diabetes umumnya memiliki harapan hidup lebih pendek dan lebih mungkin mengalami cacat tubuh ketimbang orang tanpa diabetes,” tulis Mahliano berdasarkan sebuah sebuah studi baru dari Australia.
“Kebanyakan individu yang mengidap diabetes akrab dengan komplikasi klasik yang memengaruhi mata, ginjal, kaki, dan sistem kardiovaskular, tetapi studi ini menyoroti dampak lain, terutama tentang jumlah kecacatan yang dialami,” kata nya
Studi diabetes Australia melalui survei kecacatan dan indeks kematian nasional, para peneliti memperkirakan bahwa pria dan wanita berusia lima puluh tahun dengan diabetes memiliki harapan hidup sekitar tiga tahun lebih pendek ketimbang mereka yang tanpa diabetes, termasuk lebih berpotensi mengalami cacat.
“Cacat” yang dimaksud ialah memiliki setidaknya satu dari tujuh belas keterbatasan atau gangguan, setidaknya selama enam bulan, yang membatasi kegiatan sehari-hari, seperti mandi atau keluar dari tempat tidur.
Para para peneliti memperkirakan, wanita berusia lima puluh tahun dengan diabetes akan menghabiskan lebih banyak sisa hidup mereka dengan cacat ketimbang pria dengan diabetes.
Meskipun orang-orang dengan diabetes memiliki harapan hidup lebih lama akhir-akhir ini ketimbang pada masa lalu, diabetes masih membawa risiko kesehatan besar lainnya.
“Banyak orang yang menderita diabetes dan melakukan perawatan dengan benar. Itu akan benar-benar berhasil, memiliki harapan hidup lebih lama, berdasarkan seberapa baik mereka mampu mengelola sistem kesehatan mereka,” kata Gregg dari Divisi diabetes di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit,.
“Dabetes memperpendek harapan hidup seseorang melalui pengembangan komplikasi, seperti retinopati, penyakit ginjal, dan penyakit kardiovaskular,” kata Magliano.
“Kami percaya, perkembangan komplikasi ini juga dapat memengaruhi perkembangan cacat meskipun mekanismenya belum begitu jelas.”
Karena itu, mengelola kadar gula darah, tekanan darah, dan lipid harus menjadi langkah-langkah untuk memaksimalkan sisa hidup.
Gregg mengatakan, membantu individu dengan diabetes memenuhi pedoman perawatan dan mempertahankan gaya hidup aktif bisa mengurangi risiko cacat.
“Hal lain yang bisa kita lakukan adalah mencoba mengidentifikasi orang yang berisiko tinggi untuk diabetes dan membantu mereka membuat perubahan gaya hidup karena diabetes tipe 2 sebagian besar dapat dicegah bila diketahui sejak dini,” katanya.
Makanya jangan anggap sepele penyakit diabetes.
Tingginya gula darah pada pasien diabetes bisa merusak sistem pembuluh darah besar maupun kecil di seluruh tubuh, mulai dari ujung kepala hingga kaki.
Hal itulah yang menyebabkan diabetes disebut sebagai ibu dari berbagai penyakit.
Awalnya diabet bisa berlanjut ke penyakit lainnya.
Efeknya pada gangguan organ lain.
Kalau kena di otak, jadi stroke, kalau di jantung jadi penyakit jantung, kemudian bisa kena di ginjal.
Ketika terjadi komplikasi, biaya pengobatan diabetes dan penyakit lainnya pun menjadi tinggi.
Jika sudah terkena diabetes, sangat penting menjaga kadar gula darah tetap stabil untuk mencegah komplikasi.
Sayangnya, pasien diabetes terkadang tidak menyadari terkena diabetes sebelum terjadi komplikasi.
Selain itu yang penting, cegah munculnya penyakit diabetes dengan menjaga pola hidup sehat dengan makan bergizi seimbang, rutin olahraga, dan tidak merokok.
Kalau sudah tahu mestinya mau melakukan deteksi dini diabetes dan mengimplementasikannya.
Masyarakat perlu mengubah gaya hidup pola konsumsi makanan.
Kebanyakan masyakarat malah menempatkan nasi sebagai porsi yang paling banyak padahal itu salah.
Konsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
konsumsi sayur dan buah setiap hari kurangi penggunaan garam, gula dan lemak serta hindari makanan olahan yang mengandung banyak gula dan garam.