Di samping asupan gizi, manusia memerlukan tidur agar tubuh berfungsi maksimal.
Tak heran sebagian orang berusaha keras agar bisa tidur nyenyak, salah satunya dengan mengandalkan obat tidur.
Namun, di luar manfaatnya, obat tidur memiliki efek samping yang berbahaya. Ditemukan, obat tidur berhubungan dengan risiko terjatuh, sensasi terbakar, lemas, keracunan, kasus tenggelam, kecelakaan mobil, bahkan bunuh diri.
“Meski jarang, tapi kecelakaan serius pernah terjadi akibat resep obat insomnia tertentu karena kebiasaan tidur seperti mengigau, mengemudi dalam kondisi mengantuk, dan melakukan kegiatan saat belum sadar betul,” tulis FDA dalam laporannya, mengutip Medical Daily.
Sekian banyak insiden melibatkan penggunaan obat tidur, termasuk overdosis, kehilangan kesadaran, hipotermia, keracunan karbondioksida, bahkan percobaan bunuh diri.
FDA menyebut, pasien biasanya tak ingat kejadian yang dialaminya. Pada beberapa kasus, kebiasaan tidur yang salah bisa mengakibatkan kematian. Kebiasaan tidur ini ditemukan pada mereka yang mengonsumsi Ambien, Lunesta, dan Sonata.
“Insiden biasanya muncul setelah orang mengonsumsi obat dengan atau tanpa alkohol atau obat yang menekan sistem saraf pusat yang mungkin bersifat sedatif seperti tranquilizer, opium, dan obat cemas,” imbuh FDA.
Pihak FDA pun menyarankan produsen obat tidur untuk mencantumkan peringatan pada label kemasan terkait efek samping.
Sebelumnya, lebih dari satu dekade lalu, FDA sempat mengeluarkan peringatan serupa bagi mereka yang mengonsumsi obat tidur.D
Obat tidur memang sering menjadi pilihan utama dalam mengatasi insomnia dan kondisi yang membuat kita sulit tertidur, seperti memikirkan pekerjaan, tagihan, atau keluarga.
Banyak orang yang mengatakan bahwa obat tidur dapat membantu mereka mendapatkan tidur yang baik, namun banyak juga orang yang mengatakan bahwa obat tidur bukanlah solusi yang tepat, karena ia dapat menyebabkan ketergantungan jangka panjang.
Jadi, apa kelebihan dan kekurangan dari obat tidur? Mari kita lihat selengkapnya di bawah ini!
Insomnia bukanlah suatu kondisi yang bisa dianggap enteng. Insomnia telah dikaitkan dengan obesitas, kecemasan, kekebalan tubuh turun, sakit jantung, dan diabetes.
Kurangnya tidur juga dapat mempengaruhi Anda pada aktivitas siang hari, sehingga Anda cenderung meningkatkan asupan kafein atau mengambil tidur siang yang panjang.
Kurangnya tidur juga dapat meningkatkan kadar kortisol dan adrenalin yang membuat Anda menjadi lebih sulit tertidur.
Benzodiazepin merupakan obat yang paling umum diresepkan untuk obat tidur. Senyawa ini dapat merangsang neurotransmitter GABA yang bertanggung jawab untuk sedasi.
Obat tidur populer lainnya dapat mempengaruhi reseptor melatonin, obat ini dapat membantu untuk menginduksi tidur dan mengatur siklus tidur-bangun Anda. Selain itu, antidepresan dapat menghasilkan efek sedatif dengan menurunkan kecemasan.
Meskipun benzodiazepin bertindak atas berbagai jenis reseptor GABA di seluruh otak, benzodiazepin juga memiliki efek lain, yaitu, mengurangi kecemasan, relaksasi otot, menghilangkan ingatan atas peristiwa tertentu saat mengonsumsi oba dan eEuforia
Semua resep obat tidur memiliki efek samping yang bervariasi, tergantung pada obat dan dosis tertentu, serta berapa lama obat berlangsung dalam sistem Anda.
Efek samping yang paling umum adalah seperti kantuk yang berkepanjangan di keesokan harinya, sakit kepala, nyeri otot, sembelit, mulut kering, sulit berkonsentrasi, pusing, linglung, dan insomnia.
Risiko lainnya meliputi toleransi obat. Pada periode waktu tertentu, tubuh Anda akan membangun toleransi obat tidur, sehingga Anda akan mengonsumsi lebih dari biasanya agar obat tersebut dapat bekerja di tubuh Anda.
Dengan semakin banyaknya obat tidur yang Anda minum, Anda akan merasakan efek samping yang lebih besar.
Ketergantungan obat. Anda mungkin akan bergantung pada obat tidur untuk tidur, dan tidak akan bisa tidur atau bahkan memiliki tidur yang buruk jika tidak meminum mereka. Obat resep biasanya dapat sangat adiktif, sehingga akan sangat sulit untuk berhenti dari mereka.
Gejala sakau. Jika Anda menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba, Anda mungkin akan mengalami gejala sakau seperti mual, berkeringat, dan gemetar.
Interaksi obat. Obat tidur dapat berinteraksi dengan obat lain. Hal ini dapat memperburuk efek samping dan kadang-kadang membahayakan, terutama dengan obat resep penghilang rasa sakit dan obat penenang lainnya.
Insomnia. Jika Anda berhenti dari penggunaan obat tidur, terkadang insomnia akan menjadi lebih buruk dari sebelumnya.
Menutupi masalah utama. Mungkin ada gangguan medis atau mental yang mendasari insomnia atau bahkan gangguan tidur yang tidak dapat diobati oleh obat tidur.
Meskipun obat bisa membantu kita untuk memiliki tidur yang baik, namun hal itu akan membuat Anda menjadi ketergantungan secara psikologis.
Anda akan mulai percaya bahwa Anda tidak dapat tidur tanpa obat dan hal itu bukanlah suatu kebiasaan yang baik untuk tidur Anda.
Menurut National Sleep Foundation, kebiasaan tidur yang baik harus diikuti denga tidak mengonsumsi kafein di kemudian hari.
Menghindari nikotin dan alcohol sebelum tidur.
Mempertahankan jadwal tidur-bangun yang teratur setiap hari termasuk akhir pekan.
Berolahraga secara teratur dan berhenti beberapa jam sebelum tidur.
Menyelesaikan makan setidaknya dua hingga tiga jam sebelum tidur.
Menciptakan lingkungan tidur yang nyenyak dengan mengurangi kebisingan, cahaya, dan suhu ekstrim dengan menyumbat telinga, menggunakan selimut, dan AC.
Para ahli sepakat bahwa obat tidur dapat menjadi bagian penting dan diperlukan dalam kesuksesan program tidur, namun hal tersebut bukanlah satu-satunya jawaban.
Penelitian telah menunjukkan bahwa mengubah kebiasaan tidur dan gaya hidup akan menjadi obat jangka panjang bagi masalah tidur Anda.
Perubahan perilaku dan lingkungan dapat memiliki dampak yang lebih positif dibandingkan dengan tidur menggunakan obat, karena hal tersebut tidak memiliki efek samping dan risiko ketergantungan.