Perdebatan mengenai konsumsi susu masih saja berlangsung di ranah kesehatan.
Ada sebagian pendapat menyebut bahwa susu merupakan minuman yang wajib dikonsumsi, lainnya mengatakan nutrisi susu bisa digantikan makanan lain.
Dan baru saja dirilis oleh studi yang dilakukan King’s College London menyebutkan, orang dewasa tidak perlu mengonsumsi susu secara reguler.
Sophie Medlin, Profesor Jurusan Nutrition and Dietetics, King’s College London, yang memimpin penelitian, menyebut alasan utama hal tersebut adalah karena kandungan laktosa dalam susu.
Laktosa merupakan gula alami yang terkandung dalam susu. Pada manusia, enzim laktase yang diperlukan untuk mengolah laktosa, banyak diproduksi saat bayi.
“Namun, seiring pertambahan usia, jumlah laktase dalam tubuh terus berkurang. Apalagi jika tidak dibarengi dengan konsumsi susu teratur,” papar Medlin, dikutip Independent.
Dia menambahkan, pada populasi dengan konsumsi susu rendah, seperti di negara-negara Asia, enzim laktase juga semakin rendah diproduksi tubuh.
“Imbasnya, banyak yang mengalami intoleransi pada laktosa atau alergi susu,” ujar Medlin.
Sebaliknya, negara-negara dengan konsumsi susu harian yang tinggi, seperti Amerika Serikat da Eropa, laktase akan terus diproduksi tubuh hingga dewasa. Hal itu menyebabkan mereka mudah mengonsumsi susu tanpa harus mengalami perut kembung dan diare.
Medlin menyebut, ada juga populasi yang punya mutasi genetik, dimana tubuh mudah mengolah laktosa.
Susu sendiri sebenarnya merupakan makanan kaya nutrisi. Dalam segelas susu terkandung karbohidrat, protein, kalsium, fosfat, vitamin B dan iodine.
Merunut sejarah, susu juga sudah jadi bagian diet manusia selama lebih dari 8000 tahun, ketika manusia beralih dari gaya hidup nomaden ke menetap.
Pada waktu itu, susu tidak hanya diminum langsung melainkan juga diolah menjadi produk lain seperti keju dan yoghurt. Alasannya, agar lebih mudah dikonsumsi dan tidak menyebabkan diare.
“Hal itu menunjukkan bahwa susu penting bagi manusia,” jelas Medlin.
Namun, dengan banyaknya sumber nutrisi di era modern, susu bisa digantikan makanan lain.
“Nutrisi utama yang terkandung dalam susu adalah kalsium, namun mengonsumsi susu dalam jumlah banyak saat kita dewasa, tidak berpengaruh signifikan pada kepadatan tulang,” tutur Medlin, yang menambahkan kepadatan tulang seseorang ditentukan dari asupan nutrisi di masa kanak-kanak hingga remaja.
Oleh karena itu, Medlin menyimpulkan bahwa orang dewasa sebenarnya tidak perlu mengonsumsi susu secara teratur, jika tujuannya adalah mencari asupan kalsium.
Namun, susu bisa jadi sumber nutrisi praktis untuk magnesium, fosfor, serta asam amino esensial.
Namun begitu, menurut laman situs “huffington post,” susu sebenarnya penting untuk masa pemulihan pascal kesehatan tubuh.
Susu rendah lemak memiliki rasio empat gram karbohidrat dan satu gram protein.
Kombinasi rasio ini membuat susu cokelat mampu memulihkan otot setelah empat puluh lima menit berolahraga sekaligus memberikan energi baru.
Susu yang rendah lemak memiliki cita rasa lezat tanpa menambah lingkar pinggang. Selain itu, konsumsi susu pascaolahraga bisa menahan makan lebih banyak.
Setiap orang belum tentu sama jenis susu yang dibutuhkan.
Dengan memahami kandungan serta manfaat masing-masing susu bisa jadi cara memilih yang pas untuk Anda.
Para pakar nutrisi memaparkan beberapa jenis susu yang ada
Sebut saja Berasal dari perahan sapi, susu yang satu ini kaya protein, kalsium dan Vitamin D serta nutrisi penting lainnya seperti fosfor, Vitamin A, Vitamin B-12, riboflavin dan niacin, seperti diungkap pakar nutrisi Renee Clerkin.
Manfaat lebih akan didapatkan bila mengonsumsi susu dari sapi yang hanya makan rumput. Menurut studi di PLOS One, bisa membantu kesehatan jantung.
Namun bila Anda laktosa intoleran ada baiknya tidak mengonsumsi susu sapi karena menimbulkan masalah sesudahnya.
Seperti kembung, perut terasa banyak gas, atau masalah pencernaan lainnya.
Di beberapa daerah di Indonesia dapat dengan mudah mendapatkan susu murni. Banyak yang menyukai susu tanpa pasteurisasi ini memiliki rasa yang lebih lezat.
Kandungan nutrisi susu sapi murni tidak terlalu berbeda dibandingkan susu biasa.
Namun bagi Anda yang hamil sebaiknya tidak mengonsumsi susu murni mentah, seperti diungkap dalam jurnal Pediatrics.
Susu murni tanpa pengolahan kembali, misalnya tanpa direbus, kemungkinan masih memiliki bakteri Listeria dan E.coli di dalamnya. Kehadiran mikroorganisme dalam susu murni mentah bisa membahayakan janin.
Bila ingin mendapatkan nutrisi mirip dengan susu sapi namun sulit mencerna laktosa dalam susu sapi, Anda bisa mencoba susu kambing, seperti disampaikan Clerkin.
Susu yang dihasilkan dari almond rendah kalori dan lemak. Dalam secangkir susu almond hanya ada tiga puluh kalori. Sayangnya kandungan protein dalam susu almond lebih sedikit dibandingkan susu sapi.
Susu kedelai mengandung tujuh gram protein dalam delapan puluh kalori.
Sementara dalam susu sapi ada delapan gram protein. Lalu, dalam susu kedelai terdapat serat di dalamnya.
Uniknya, susu kedelai kaya senyawa isoflavon yang terkait menurunkan risiko terkena beberapa jenis kanker.