Site icon nuga.co

Orang Kurus Bebas Kolesterol? Enggaklah..

Mereka yang berbadan kurus sering diidentikkan dengan “bebas’ dari kolesterol.

Apa betul?

Jawabnya, tidak juga.

Sebuah studi terbaru menyatakan orang dengan badan kurus juga bisa terkena masalah kesehatan akibat Kolesterol.

Kasus orang kurus memiliki “penyakit” kolesterol terjadi karena yang dihitung adalah lemak yang ada dalam darah. Bukan yang berada di bawah kulit.

Jadi orang kurus pun sangat mungkin memiliki kadar Kolesterol yang tinggi.

Prevalensi orang kurus dan gemuk terkena masalah Kolesterol bisa sama besar.

Karenanya, orang yang berbadan kurus tetap harus waspada akan kadar kolesterolnya.

Orang kurus terkena masalah Kolesterol biasanya diakibatkan oleh gaya hidupnya.

Misalnya, kebiasaan merokok atau minum alkohol. Bisa juga karena faktor keturunan.

Stres juga berpengaruh terhadap Kolesterol.

Saat stres, otak akan memproduksi hormon kortisol yang bisa meningkatkan kadar Kolesterol.

Kondisi tersebut harus segera diperbaiki. Kalau diteruskan bisa berujung pada berbagai macam masalah kesehatan, terutama yang berkaitan dengan pembuluh darah.

Bagi orang kurus sebetulnya penangananya lebih mudah karena tak harus menurunkan berat badan. Tinggal mengubah gaya hidup jadi lebih sehat.

Kalau perubahan gaya hidup tidak berhasil, ada baiknya konsultasi ke ahli medis

Tingginya kadar Kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein, dan sering dipahami sebagai LDL, bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit kardiovaskular.

Umumnya orang mengetahui penyebab Kolesterol tinggi karena konsumsi makanan yang tinggi lemak. Padahal, tidak selalu demikian.

Ada orang gemuk, tapi Kolesterol enggak tinggi.

Ingat, kadar Kolesterol yang dipengaruhi makanan itu hanya sepertiga.

Dua per tiganya justru dipengaruhi pikiran, misalnya stress

Saat stres, otak akan memroduksi hormon kortisol. Hal itulah yang bisa menyebabkan Kolesterol tinggi, tanpa banyak makanan berlemak.

Fakta ini menepis anggapan, bahwa orang kurus lebih kecil kemungkinannya meningkatkan Kolesterol jahat dibanding orang gemuk.

Tingginya Kolesterol jahat tak hanya berdampak buruk bagi kesehatan jantung, tetapi juga otak.

Kolesterol tinggi bisa menjadi pencetus serangan stroke. Kolesterol jahat dalam darah lama-kelamaan akan membentuk plak yang meyumbat pembuluh darah di otak.

Kadar Kolesterol harus dikendalikan dengan menjaga pola makan sehat, seperti menghindari banyak makan gorengan.
Kemudian melakukan olahraga teratur dan menghindari stres.

Jadi jangan cuma mengatur makanan sehat saja, jangan banyak pikiran yang membuat stres.

Pada orang tua sebaiknya rutin periksa kadar Kolesterol setiap enam bulan sekali atau tiga bulan sekali bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga.

Ingat, semakin tinggi Kolesterol, makin tinggi pula seseorang terkena stroke.

Kolesterol jahat yang tinggi bisa jadi pencetus stroke.

Tingginya LDL, bisa menyebabkan penumpukkan plak-plak di pembuluh darah di otak.

Jika plak menutup pembuluh darah, maka akan terjadi sumbatan atau penyempitan pembuluh darah yang disebut aterosklerosis.

LDL ini yang teroksidasi bisa menyelip di dinding pembuluh darah. Makin lama dindingnya menebal.

Kalau penyempitan pembuluh darah di bawah lima puluh persen, aliran darah masih bagus.

Pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan suplai oksigen dan nutrien ke otak terganggu, sehingga terjadilah stroke. Jika sudah terjadi stroke, pasien bisa mengalami cacat atau lumpuh, karena kerusakan saraf.

Untuk itu, salah satu cara mencegah terjadinya stroke adalah mengendalikan kadar Kolesterol LDL dalam darah.

Caranya, dengan menjalankan pola hidup sehat, mulai dari banyak makan buah dan sayuran, batasi konsumsi lemak berlebih, berhenti merokok, hindari stres, hingga olahraga teratur.

Jika pola hidup sehat tak berhasil menurunkan LDL dalam darah, bisa dibantu dengan konsumsi obat golongan statin.

Namun, konsumsi obat sebaiknya juga tetap diikuti dengan menjalankan pola hidup sehat.

Exit mobile version