Sayuran hijau?
Ya.
Sebut saja bayam atau kangkung.
Dan menurut studi terbaru dari para peneliti University of Illionis, selain menyehatkan fisik makanan ini juga menjaga kemampuan kognitif kita
Penelitian terbaru ini, seperti ditulis laman khusus “national geographic,” hari ini, Rabu, 02 Agustus, orang dewasa atau paruh baya di”wajib”kan untuk mengonsumsi makanan ini karena tingkat lutein lebih tinggi nutrisinya.
Nutrisi yang terdapat pada sayuran hijau seperti bayam dan kangkung, serta alpukat dan telur—memiliki respons saraf yang setara dengan orang yang lebih muda.
Sebut saja bayam. Bayam merupakan salah satu jenis sayur yang mempunyai banyak kandungan nutrisi dan vitamin yang sangat banyak.
Sayuran hijau ini juga mengandung tiga belas senyawa flavoois yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
Perlu Anda ketahui, bila mengonsumsi bayam secara rutin, bisa membuat kecerdasan otak meningkat.
Meskipun begitu, diperlukan juga usaha lainnya, seperti belajar. Bukan hanya untuk kecerdasan otak, melainkan juga bayam diketahui mempunyai manfaat untuk mencegah penyakit jantung, melawan kanker, arthritis, osteoporosis, dan mencegah kanker usus besar.
Bayam juga sangat bagus untuk perawatan kulit, karena bermanfaat untuk mencerahkan kulit. Kandungan kalium yang dimiliki bayam berguna untuk mengurangi tekanan darah tinggi.
Lantas bagaimana dengan kangkung?
Kangkung merupakan sayur lainnya yang berfungsi sebagai penambah darah yang kaya akan kandungan zat besi.
Selain itu, kangkung juga bermanfaat untuk membantu para penderita anemia memenuhi kapasitas darahnya.
Apabila mempunyai kadar gula darah yang tinggi, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mempertahankan kondisi tubuh.
Salah satu cara terbaiknya adalah dengan memastikan asupan sayuran masuk ke dalam tubuh. Selain itu, Anda juga harus menghindari makanan yang mengandung banyak gula
Begitu juga dengan brokoli. Brokoli juga merupakan salah satu sayur sehat untuk otak.
Selain membantu perkembangan otak, brokoli juga diketahui sebagai sayur paling bagus kandungannya.
Manfaat ini bisa dirasakan jika dikonsumsi secara rutin. Sayuran hijau ini juga bermanfaat untuk mencegah penyakit kanker, gangguan jantung, dan juga stroke.
Brokoli mengandung banyak zat besi yang berguna untuk membantu penderita anemia.
Untuk mendapatkan lebih banyak kandungan dari brokoli, sebaiknya dimasak dengan cara direbus atau dikukus. Dengan cara tersebut, nutrisi yang terkandung didalam brokoli semakin maksimal.
Tak kalah baiknya adalah wortel. Wortel merupakan sayuran berwarna orange. Seperti diketahui, wortel mengandung vitamin A yang sangat baik untuk kesehatan mata.
Selain itu, kandungan yang ada di dalam wortel juga bermanfaat untuk kesehatan otak dan juga kulit.
Wortel juga mampu melindungi tubuh dari kerusakan kardiovaskuler.
Temuan ini juga dipublikasikan di jurnal Frontiers in Aging Neuroscience.
“Sekarang ada alasan tambahan untuk mengonsumsi makanan kaya nutrisi seperti sayuran hijau, telur dan alpukat,” kata Naiman Khan, seorang profesor kinesiologi dan kesehatan masyarakat di Illinois.
“Kami tahu sayuran ini bermanfaat bagi kesehatan. Namun, data menunjukkan bahwa mungkin ada manfaat kognitif juga,” tambahnya.
Sebagian besar penelitian lain berfokus pada orang dewasa yang lebih tua yang telah mengalami penuaan.
Peneliti Illinois memilih untuk fokus pada orang dewasa muda sampai paruh baya, untuk melihat apakah ada perbedaan yang mencolok antara tingkat lutein yang lebih tinggi dan lebih rendah.
“Sebagai orang yang bertambah tua, mereka mengalami penuaan yang khas. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa proses ini bisa datang lebih awal dari dugaan kita,” ujar Anne Walk, penulis pertama jurnal.
“Kami ingin memahami bagaimana sayuran mempengaruhi kognisi selama hidup. Jika lutein dapat melindungi kita dari penuaan, tentunya kami akan mendorong orang lain untuk mengkonsumsi makanan kaya lutein,” tambah Walk.
Lutein adalah nutrisi yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh.
Oleh karena itu, lutein harus didapatkan melalui sayuran. Lutein terakumulasi di jaringan otak dan mata, yang memungkinkan peneliti mengukur tingkatan tanpa bergantung pada teknik invasif—tindakan medis yang bersifat ‘melukai’ jaringan tubuh manusia.
Peneliti Illinois mengukur lutein di mata peserta riset dengan meminta mereka untuk melihat ke suatu bidang dan merespons cahaya yang berkedip-kedip.
Kemudian, dengan menggunakan elektroda pada kulit kepala, para peneliti mengukur aktivitas syaraf di otak. Sedangkan, para peserta mengerjakan tugas yang membutuhkan konsentrasi penuh.
“Neuroelektrik peserta yang lebih tua dengan kadar lutein yang lebih tinggi tampak mirip dengan peserta yang lebih muda, dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang rendah lutein,” ungkap Walk.
“Lutein tampaknya memiliki peran protektif. Hal ini berdasarkan temuan bahwa orang yang memiliki lebih banyak lutein dapat melibatkan lebih banyak sumber kognitif untuk menyelesaikan tugas tersebut,” Walk menambahkan.
Selanjutnya, kelompok Khan menjalankan percobaan intervensi.
Percobaan ini dilakukan untuk memahami bagaimana peningkatan konsumsi sayuran hijau dapat meningkatkan lutein di mata, dan seberapa erat hubungannya dengan perubahan kinerja kognitif.
“Dalam penelitian ini, kami berpusat pada fokus perhatian peserta. Kami ingin memahami efek lutein pada pembelajaran dan memori seseorang. Ada banyak hal yang ingin kami ketahui,” jelas Khan.