Kebutuhan durasi waktu tidur antara pria dan wanita ternyata berbeda.
Wanita membutuhkan waktu tidur lebih lama dua puluh menit dari pria.
Hal ini terjadi karena wanita didesain untuk dapat mengerjakan sesuatu lebih dari satu di waktu yang bersamaan dengan penggunaan otak yang lebih banyak dibandingkan pria.
Kedua, menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Loughborough, yang dikutip dari “health news,” diketahui bahwa wanita memerlukan waktu tidur lebih lama daripada pria karena otak wanita lebih kompleks dibandingkan pria.
Namun pada kenyataannya, wanita sulit untuk tidur lebih lama dibandingkan pria karena wanita sering kali mudah terbangun jika terdapat gangguan di sekitarnya.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan wanita tidak memiliki waktu yang cukup untuk tidur.
Diantaranya gangguan tidur saat sedang hamil yang disebabkan oleh peningkatan berat badan dan posisi dari janin.
Gangguan tidur saat wanita sudah memasuki masa menopause yang disebabkan adanya gejala hot flashes. Wanita lebih sering sulit tidur jika terdapat masalah sehingga terus membebani pikiran, dsb.
Gangguan dalam tidur tersebut harus segera diatasi, agar tidak terjadi penurunan kuantitas waktu tidur. Karena kurang tidur pada wanita dapat meningkatkan stres, depresi, serta mudah marah. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan: gangguan jantung dan penyakit diabetes.
Sementara pada pria efek tersebut tidak terjadi meskipun terjadi penurunan kuantitas jam tidur.
Dari penelitian ditemukan bahwa hormon pria testosteron akan meningkat jika terjadi penurunan kuantitas jam tidur pada pria.
Peningkatan hormon testosteron ini berfungsi sebagai anti-peradangan yang secara tidak langsung dapat menurunkan hormon pemicu stres di dalam tubuh.
Sedangkan, hormon wanita seperti progesteron tidak mempunyai efek untuk mencegah stres.
Profesor John Horne mengatakan bahwa waktu tidur dua puluh menit lebih banyak yang dibutuhkan oleh wanita tentu bukanlah ukuran pasti.
Karena, beberapa wanita akan membutuhkan waktu tambahan lebih atau bahkan kurang dari 20 menit.
Bahkan menurut beliau, pria juga bisa saja membutuhkan waktu tidur dua puluh menit lebih banyak seperti yang dimiliki wanita jika pria tersebut memiliki pekerjaan yang kompleks dan harus membuat keputusan setiap harinya.
Walau begitu, beliau juga mengakui bahwa kebutuhan tidur pria tidak akan lebih banyak dibandingkan dengan wanita.
Dalam sebuah penelitian empat tahun lalu yang dilakukan oleh Ragini Verma, ditemukan bahwa otak pria memiliki lebih banyak koneksi dalam masing-masing belahan otak, sedangkan otak wanita memiliki lebih banyak koneksi antara dua belahan.
Studi tersebut juga menemukan bahwa pria dapat lebih fokus pada satu tugas dalam satu waktu, sedangkan otak wanita lebih baik dalam melakukan beberapa fungsi secara bersamaan.
Kecenderungan wanita untuk melakukan berbagai hal dalam satu waktu tersebut (multitasking), ternyata dapat membuat otak mereka bekerja lebih keras dan kompleks dibandingkan dengan pria.
Itulah mengapa wanita membutuhkan waktu tidur dua puluh menit lebih banyak; walaupun nyatanya, wanita sering kali mendapatkan kualitas tidur yang buruk karena berbagai hal, seperti sering terbangun di malam hari entah karena suara tangisan anak, barang jatuh, suara dengkuran ataupun suara bising di luar rumah.
Padahal, berdasarkan studi yang dilakukan oleh Duke Medical Center pada sepuluh tahun lalu yang dikutip melalui dukemagazine.edu, ditemukan bahwa wanita yang memiliki waktu tidur yang kurang lebih rentan terhadap perasaan marah, depresi, dan rasa benci.
Semakin sedikit waktu mereka untuk tidur, maka semakin besar pula kemungkinan mereka untuk mengalami tekanan psikologis tersebut.
Sayangnya, tanda tersebut justru tidak muncul pada pria dalam studi itu – bahkan bagi mereka yang kualitas tidurnya sangat buruk.
Dan akhirnya, wanita dengan waktu tidur yang kurang tidak mendapatkan cukup waktu untuk menutup mata dan membiarkan otak mereka melakukan upaya pemulihan dan perbaikan diri. Sehingga, ketika otak mereka terasa lelah, berpikir umumnya lebih sulit pada hari berikutnya.
Menurut Dr. Apostolos Georgopoulos, direktur Brain Science Centre di Minneapolis Veterans Affairs ) Medical Center, “Otak Wanita sangat berbeda dari otak pria; karena yang kita temukan dari penelitian adalah bahwa wanita dalam melakukan banyak tugas yang berbeda, pemrosesan informasi berlangsung sekitar lima kali lebih cepat dibandingkan dengan pria, dan menggunakan lebih sedikit dari otak mereka untuk melakukan kinerja kognitif identik.”
Penemuan tersebut mungkin tampak seperti kabar baik; namun, kecepatan dan efisiensi otak wanita ternyata membuat mereka lebih rentan terhadap kerusakan dibandingkan otak pria.
Namun, otak pria ternyata dapat pulih lebih cepat dan lengkap jika mengalami kerusakan dibandingkan dengan otak wanita. Sehingga, untuk mencegah kerusakan tersebut, maka proses pemulihan dan perbaikan otak melalui tidur sangatlah dibutuhkan.
Salah satu fungsi utama dari tidur adalah untuk mengizinkan otak melakukan upaya pemulihan dan perbaikan diri.
Karena, semakin otak digunakan untuk bekerja keras pada siang hari, semakin banyak waktu yang dibutuhkan otak untuk memulihkan dan memperbaiki diri; sehingga semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk tidur di malam harinya.
Selama dalam keadaan tidur, korteks bagian otak yang bertanggung jawab untuk memori pikiran, bahasa dan sebagainya akan terlepas dari segala aktivitasnya dan beralih ke modus pemulihan.