Site icon nuga.co

Teh Hijau Diklaim Merusak “Liver”

Teh hijau kini menjadi kontroversial setelah secara sepihak diklaim sebagai minuman yang bisa menyebabkan kerusakan hati.

Klaim ini berasal dari kisah seorang remaja putri di China yang mengalami keluhan pusing, mual, dan nyeri sendi dan dinyatakan menderita hepatitis akibat teh hijau herbal yang dibeli secara online.

Remaja ini dilaporkan mengkonsumsi tiga cangkir teh setiap hari selama tiga bulan dengan tujuan menurunkan berat badan.

Setelah berhenti minum teh hijau, kondisi hati pasien pun kembali normal.

Hepatitis yang diderita pasien remaja ini disebabkan oleh hepatotoksisitas herbal yang terjadi ketika seseorang mengkonsumsi herbal atau suplemen secara berlebihan.

Secara lebih spesifik, penyakit yang diderita gadis tersebut disebabkan oleh katekin, sejenis flavonoid penangkal penyakit dan antioksidan yang ditemukan di teh hijau dan matcha

Jika dikonsumsi dengan normal, katekin bermantaat dan terbukti membantu orang mengurangi lemak, menurunkan kolesterol dan bahkan mengurangi risiko kanker.

Akan tetapi, dosis tinggi katekin pada teh hijau, dan juga matcha, yang dibuat untuk mengurangi berat tubuh, bisa menyebabkan hati gagal berfungsi dengan baik.

Hal ini sangat memprihatinkan terutama ketika begitu banyak produk “teh detoks” atau “teh penguruh badan” bertebaran di Instagram.

Ahli Gizi Rebecca Scritchfield memperingatkan bahwa ada perbedaan besar antara minuman diet dan secangkir teh biasa.

“Suplemen tidak diwajibkan memiliki memiliki standar kualitas dan kemurniaan yang sama seperti makanan dan obat. Anda harus percaya dan mengetahui seluruh zat yang terkandung. Jangan gunakan suplemen pengurang berat badan,” katanya.

Akan tetapi, Melina Jampolis yang merupakan Presiden Dewan Nasional Ahli Gizi Amerika Serikat mengatakan meski dia setuju ada risiko kerusakan hati, risiko itu kecil.

“Ada potensi risiko kerusakan hati akibat teh hijau padat dalam dosis besar, tetapi risikonya rendah jika anda mengkonsumsi teh hijau bukan suplemen.”

“ Saya berharap insiden ini tidak membuat seseorang ragu untuk minum teh hijau karena banyak manfaatnya,” kata Jampolis.

“Ada rribua suplemen diet yang mempergunakan teh hijau, jadi menurut saya risikonya kecil. Tetapi penting untuk tahu dan mengerti bahwa hanya karena ada cap ‘alami’ bukan berarti suplemen itu tidak mengandung risiko.”

Teh hijau diklaim memiliki kemampuan untuk meningkatkan metabolisme tubuh, membantu penurunan berat badan, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan bertindak sebagai antioksidan.

Bahkan beberapa laporan ilmiah mengklaim teh hijau dan matcha dapat mengurangi risiko penyakit kanker tertentu.

Betulkah minum teh, terutama teh hijau sebuah momen yang manakutkan?

Para ahli tidak sependapat dengan klaim itu. Mereka menyatakan teh merupakan salah satu minuman yang bisa dinikmati dalam berbagai kesempatan.

Ada yang meminumnya saat sarapan, makan siang, bersantai bersama keluarga, atau penenang sebelum tidur.

Sebagian orang menikmati minuman tersebut tanpa memerhatikan jenis teh apa yang sedang mereka nikmati.
Memang tak banyak orang tahu bahwa beragam jenis teh dapat memberikan efek berbeda pada tubuh.

Jenis teh menjadi sangat berhubungan dengan waktu menikmatinya. Ada jenis teh tertentu yang cocok dinikmati pada pagi, siang, dan malam hari.

Jenis teh yang cocok menemani pagi seseorang adalah black tea. Black tea merupakan teh dengan proses oksidasi paling banyak.

Proses oksidasi menciptakan theine yang lebih kuat sehingga orang akan lebih melek. Jenis teh ini dapat memompa energi untuk bersiap beraktivitas seharian.

Sedangkan untuk siang hari, disarankan meminum teh hijau atau oolong. Kedua teh ini melalui proses oksidasi sedang sehingga sering disebut blue tea.

Proses oksidasinya itu antara black tea dan white tea yang sama sekali tidak melalui proses oksidasi. Di tubuh juga jadinya cocok untuk siang hari karena cukup light.

Menjelang malam, orang membutuhkan jenis teh yang dapat menenangkan. Sensasi tersebut bisa didapatkan dari teh merah atau putih.

Kedua jenis teh ini tidak mengalami proses oksidasi sehingga efeknya lebih ringan karena tak adanya kandungan theine.

Exit mobile version