Site icon nuga.co

Tidur Cepat? Jangan Nyalakan Lampu

“Jangan nyalakan lampu bila Anda menginginkan tidur lebih cepat,” anjur  Taylor Bean, seorang pakar nathurapathic.

Lantas?

Tidur dengan lampu menyala akan membuat Anda sulit mencari momentum kantuk.

“Ingat,” kara Bean, penerangan yang temaram dan gelap bisa mempermudah datangnya rasa kantuk  hingga tujuh puluh  persen lebih tinggi ketimbang Anda membiarkan lampu menyala.

Dia juga menganjurkan agar suasana kamar tidur memang dirancang dan didekorasi untuk mengundang kantuk dan rasa rileks.

Selain itu ia mengingatkan untuk tidak  membiasakan diri menyelesaikan pekerjaan di dalam kamar tidur.

“Jauhkan semua perangkat elektronik karena bisa mendistribusikan elektromagnetik sehingga membuat Anda sulit tidur,” urainya.

Masih menurut Bean, kebiasaan tidur setelah jam dua belas malam bisa menyebabkan kulit Anda kusam dan rentan pada jerawat.

Sebagian orang di kota besar memiliki kesulitan tidur di waktu malam.

Sejumlah studi pernah mengungkapkan bahwa kondisi ini terjadi karena beban pikiran dan kebiasaan membawa pekerjaan ke dalam kamar tidur.

Selain itu, membiarkan suasana kamar berantakan dan selalu terang benderang juga menjadi pemicu mata tak kunjung terlelap di malam hari.

“Lingkungan tempat Anda tidur mestinya tenang, dingin, dan nyaman,” jelas Taylor Bean, seorang pakar nathurapathic.

Kemudian, dia juga mengungkapkan bahwa tren media sosial menyebabkan gangguan susah tidur terus meningkat, terutama orang-orang yang hidup di kota besar.

“Godaan untuk berseluncur di media sosial yang biasa dilakukan banyak orang membuat proses terlelap terganggu. Biasakan untuk menjauhkan dan berhenti memakai perangkat elektronik satu jam sebelum tidur,” pungkasnya.

Selain itu, menurut National Sleep Foundation, angka digital pada jam weker yang memiliki fitur menyala saat lampu kamar dimatikan  juga bisa jadi adalah “biang kerok” timbulnya kesulitan tidur atau insomnia.

Efek terang dari weker bisa menyulitkan Anda ketika berusaha untuk tidur, apalagi dalam kondisi ruangan yang gelap.

Cobalah tutupi angka-angka yang menyilaukan tersebut dengan buku atau lembaran kain. Hal yang sama juga bisa terjadi pada ponsel dan peranti elektronik lainnya yang memiliki lampu LED sebagai indikator sinyalnya berkedip-kedip.

Beberapa orang yang kesulitan tidur kerap memaksakan diri untuk terlelap. Sehingga, tak sedikit akhirnya yang merasa frustrasi dan akhirnya menelan obat tidur demi memperoleh istirahat.

Cara ini tentu saja salah. Masih menurut studi yang dilakukan oleh National Sleep Foundation, bila sampai satu jam tak bisa juga tertidur, disarankan untuk melakukan aktivitas yang membosankan.

Misalnya, membaca buku teori yang membuat Anda jenuh, menonton acara TV yang menjemukan, atau bisa juga dengan menonton program dalam bahasa asing yang tidak Anda mengerti.

Sebab, aktivitas yang membutuhkan kemampuan otak yang marjinal ditengarai mampu meredakan pikiran.

Coba terapkan malam ini, mungkin saja berangkat dari langkah yang sederhana, insomnia Anda bisa teratasi

Sementara itu, penelitian terbaru mengungkapkan penderita insomnia dan mereka yang mengalami kesulitan tidur di malam hari memiliki kecenderungan untuk menderita Alzheimer saat tumbuh dewasa.

Penelitian ini diselenggarakani Washington University School of Medicine di St. Louis dan dipimpin oleh Dr Yo-El Ju dan  melibatkan mereka  yang bebas Alzheimer.

Selama empat belas hari, mereka menggunakan alat yang dapat mengukur tingkat kelelapan. Selain itu, mereka juga mengisi jurnal dan kuesioner mengenai kualitas tidur mereka.

Di akhir penelitian, peneliti menganalisis cairan yang ada pada tulang belakang.

Mereka pun meneliti otak para partisipan untuk menemukan indikator Alzheimer bernama “amyloid plaques”.

Para ahli percaya zat ini akan mulai membentuk sepuluh hingga lima belas tahun sebelum gejala Alzheimer muncul.

“Tidur yang terganggu berhubungan dengan pembentukan amyloid plaques di dalam otak mereka yang tidak memiliki masalah dalam mengingat,” kata Dr. Ju.Yang

Ia  mengkhawatirkan dua puluh lima persen dari partisipan mengalami gangguan tidur cenderung memiliki amyloid plaques.

Banyak dari mereka tebukti terbangun lebih dari lima kali setiap jam. Hal ini membuktikan jumlah dan kualitas tidur merupakan faktor yang berkontribusi dalam kelainan mengingat.

Karena itu, perhatikan kualitas tidur kita dari sekarang. Lakukanlah empat hal ini jika kita mengalami insomnia, agar Anda dapat menikmati waktu tidur dengan sempurna:

Exit mobile version