Site icon nuga.co

Berita Kusut Seputar Marquez ke Andorra

Berita kusut kini menerpa Marc Marquez, juara dunia dua kali MotoGP. Ia sebagaimana diberitakan “melarikan” diri dari kejaran angka pajak yang tinggi di Spanyol dan menetap di sebuah negara “mini” bebas pajak, Andorra.

Tentang berita carut marut itu, Marc Marquez, akhirnya angkat bicara mengenai rencana kepindahannya ke Andorra yang banyak diberitakan oleh media saat ini.

Marquez mengaku kalau kepindahannya ke Andorra bukan bermaksud untuk menghindari pajak Spanyol, namun untuk mengistirahatkan diri selama musim dingin.

Pebalap tim Repsol Honda itu mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah konferensi pers sebelum event Superprestigio Dirt Track di Barcelona.

“Saya hanya ingin berisirahat di Andorra, bukun untuk menghindar dari pajak. Saya akan tetap membayar pajak dan menjadi warga Spanyol,” kata Marquez sepertiyang dikutip dari situs Crash.net.

Sebelumnya ramai diberitakan, Marquez memang sudah sering bolak-balik ke Andorra, yang hanya berjarak seratus dua puluh kilometer dari rumahnya di kota Cervera. Walaupun sudah menjadi pebalap yang sukses, Marquez yang berusia muda itu hingga kini masih tinggal bersama kedua orang tuanya di Cervera.

Tidak hanya Marquez, banyak pula pebalap MotoGP lainnya yang diberitakan pindah dari Spanyol untuk menghindari pajak.

Tujuan mereka antara lain Andorra dan Swiss.

Berita tentang kepindahan Marc Marquez, ke Andorra itu mulanya di tulis surat kabar “marca” terbitan Madrid. Menurut “marca,” hal itu dilakoni juara dunia termuda MotoGP agar terhindar dari tingginya beban pajak di Spanyol.

Marcu dikatakan memiliki penghasilan sebesar € 10 juta setahun.

Dengan memiliki tempat tinggal di Andorra ia akan mengurangi kewajiban pajak tahunannya sebesar € 30.000.
Media massa-media massa di Spanyol mewartakan Marquez telah menjadwalkan perjalanannya ke negara kecil yang memiliki perbatasan dengan Spanyol. Marquez disebut tinggal menunggu departemen imigrasi Andorra menyetujui permohonan tinggalnya.

Marquez dan saudaranya, Alex, juara dunia Moto2 tahun ini, berasal dari kota Cervera di provinsi Lleida, di wilayah timur laut Katalonia.

Ternyata Marquez bukan satu-satunya pebalap Spanyol yang tinggal di luar negeri demi mengurangi pajak.

Jorge Lorenzo juga akan jadi tetangga Marquez di Andorra dengan alasan yang sama.

Sedangkan pebalap sepeda internasional, Alberto Contador dan rekan Marquez di MotoGP, Dani Pedrosa, tinggal di Swiss karena alasan fiskal.

Namun, tak semua atlet berpenghasilan tinggi yang pindah ke luar negeri akan menetap di rumah baru mereka.
Beberapa hanya tinggal di rumah barunya minimal 183 hari, atau setengah tahun ditambah satu hari. Hal itu dilakukan untuk mengakali otoritas pajak Spanyol karena telah dinyatakan sebagai penduduk di negara lain.
Sementara itu dikesempatan yang lain, Marquez, mengaku tidak sepenuhnya nyaman dengan predikat gelar juara dunia MotoGP yang diraihnya dalam dua musim terakhir. Marquez takut dibenci pebalap MotoGP lainnya.

Marquez memecahkan rekor sebagai pebalap termuda yang mampu meraih dua gelar juara dunia kelas primer Grand Prix setelah menjuarai MotoGP 2014.

Dalam lima tahun terakhir, Marquez berhasil meraih empat gelar juara dunia. Sukses itu membuat pebalap asal Spanyol tersebut semakin dikenal dunia.

Namun, Marquez mengaku tidak sepenuhnya senang dengan predikat juara dunia MotoGP. Marquez mengatakan, gelar juara dunia bisa membuatnya dibenci pebalap lain.

“Media pasti akan bertanya ke pebalap lain, ‘Apa yang Anda butuhkan untuk mengalahkan Marquez’, atau ‘Bagaimana cara menghentikan Marquez’,” ujar Marquez seperti dilansir situs resmi MotoGP.

“Saya tahu, sebagai pebalap, Anda pasti akan kesal ditanya seperti itu. Saya khawatir pebalap lainnya yang dekat pada akhirnya akan membenci saya,” sambungnya.

Menjadi juara dunia MotoGP di usia muda juga diakui Marquez menjadi beban buatnya. Kondisi itu dianggap Marquez tidak biasa.

“Ini sedikit aneh. Karena biasanya, semakin sering Anda menjadi juara, maka seharusnya tekanannya semakin sedikit. Anda tidak akan mengambil risiko lebih jauh,” ujar Marquez.

“Saya justru sebaliknya. Setiap saya meraih kemenangan, saya merasakan tekanan lebih. Karena saya merasa orang-orang menanti saya melakukan kesalahan,” ucap Marquez mengakhiri.

Exit mobile version