Valentino Rossi, pebalap Movistar Yamaha, tak peduli dengan kecepatan Jorge Lorenzo ketika mereka berlomba di Aragon Circuit, MotoGP Spanyol, Minggu lalu, dan lebih fokus terhadap balapan berikutnya di seri kelima belas.
MotoGP musim ini menyisakan empat balapan dan dua rider Yamaha, yakni Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, dipastikan akan bertarung lebih sengit demi menggapai gelar.
Meski diakui akan berlangsung sulit, Rossi pede akan jauh lebih cepat dari Jorge Lorenzo.
Pada balapan di Aragon, Vale sempat terlibat persaingan sengit dengan Dani Pedrosa untuk memperebutkan posisi kedua.
Namun, rider asal Italia tersebut harus puas menyelesaikan balap di posisi ketiga.
Jika Rossi harus kesulitan menyalip Pedrosa hal itu tak berlaku untuk Jorge Lorenzo.
Sejak balapan dimulai, X-Fuera sama sekali tak tersentuh oleh rider lainnya hingga akhir lomba.
Pembalap asal Spanyol itu sukses mengamankan dua puluh lima poin untuk keenam kalinya di musim ini.
“Sama dengan apa yang saya alami dalam kurun waktu dua puluh tahun. Empat grand prix berikutnya akan sangat sulit karena Lorenzo kuat. Perbedaanya adalah saya akan lebih cepat daripada apa yang ia lakukan di Aragon,” papar Rossi, mengutip dari GPOne, Selasa, 29 September 2015, sambil tertawa.
Kemenangan Lorenzo di Aragon memang membuat jarak poin dengan The Doctor semakin menipis. Saat ini jarak Rossi dan Lorenzo hanya dipisahkan empat belas poin
Karena selisih poin yang makin menipis inilah Valentino Rossi menyatakan siap bertarung hingga seri terakhir MotoGP demi gelar juara dunia.
Rossi juga mengakui hal tersebut takkan mudah karena lawan yang harus dihadapi adalah Jorge Lorenzo, pembalap yang diyakini The Doctor sedang menunjukkan performa mendekati sempurna.
“Empat belas angka adalah jumlah yang sedikit. Jadi, saya pikir ini akan sangat sulit. Melihat poin ini, saya selalu berkata setelah empat atau lima balapan bahwa kejuaraan akan tergantung di Valencia.
Dan saya berharap bisa kompetitif,” kata Rossi, seperti dilansir Motorsport
“Kami kuat dan kompetitif. Kami memiliki semua kartu untuk bertarung di kejuaraan hingga akhir.
Pertarungan musim ini antara saya dengan Jorge sangat sulit, dan dia membalap dengan fantastis. Dia mendekati sempurna, jadi akan sangat sulit,” jelasnya.
Setelah finis di belakang Pedrosa –yang notabene masih inkonsisten– di Aragon, prospek Rossi mengklaim juara dunia disangsikan.
Namun, satu nama yang bisa menjadi dewa penyelamat The Doctor adalah Marc Marquez, sebab dialah satu-satunya pembalap yang mampu menjegal Lorenzo.
Dani Pedrosa memang hanya finis kedua dalam race GP Aragon yang digelar akhir pekan lalu. Akan tetapi, ada momen di mana dia merasa sangat senang karena mampu memenangi duel dengan Valentino Rossi.
Duel jarak dekat adalah salah satu titik lemah yang dimiliki Pedrosa. Akan tetapi di Sirkuit Motorland Aragon, dia akhirnya sukses membenamkan Rossi setelah duel sengit yang dihiasi aksi salip-menyalip.
“Jelas ini adalah salah satu duel terbaik mengingat siapa lawannya. Anda bisa memiliki duel bagus dengan banyak pembalap, tapi Valentino adalah master di segala situasi. Normalnya dia akan nyaman di momen-momen seperti itu dan memiliki kepercayaan diri tinggi,” ujar Pedrosa, seperti dilansir Autosport.
“Dia sangat nyaman dalam duel jarak dekat, dan itu justru adalah kelemahan saya. Jadi, saya sangat senang dengan pencapaian ini. Saya bisa mendengar mesinnya sepanjang waktu, dia sangat dekat. Saya sebenarnya tidak tahu di mana kekuatan dia, tapi yang jelas dia siap bertarung,” jelasnya.
“Ketika papan pit menunjukkan satu lap yang tersisa, saya mengatakan harus memertahakan posisi dua. Pasalnya, pertarungan ini dengan melawan dia sangat tidak bagus finis ketiga,” tutup Pedrosa.