Valentino Rossi memberitahu publik MotoGP bahwa usia bukan harus tersingkir untuk menghadirkan drama menegangkan ketika ia bertarung dengan Dani Pedrosa di Aragon Circuit, Spanyol, pada seri keempat belas MotoGP, Minggu malam WIB, 27 September 2015, untuk memperebutkan posisi dua.
Rossi memang tak mampu menaklukkan Pedrosa, walau pun beberapa kali sempat mendahuluinya untuk kemudian di libas lagi. Rossi tak kecewa finis di urutan tiga.
“Saya gagal menaklukkan Dani. Motornya lebih cepat di trek lurus dari saya. Tapi saya tak kecewa karena telah memberikan yang terbaik di sini. Semuanya berjalan sesuai dengan kondisi motor saya,” ujar Rossi dengan wajah kalem.
Kekecewaan Rossi ini memang terobati karena ia bisa kembali ke podium usai gagal kala berlomba di Misano Circuit, MotoGP San Marino, dua pekan lalu.
“Saya mendapatkan podium kembali. Ini sangat penting. Saya tahu Jorge Lorenzo berhasil memangkas jarak poin. Tapi semuanya telah berjalan dengan baik,” katanya dengan nada merendah.
Dalam balapan itu, rider Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, sukses menjadi yang terbaik karena sejak awal tak tersentuh sama sekali oleh pebalap lain.
Duel sesungguhnya justru terjadi antara Dani Pedrosa dan Valentino Rossi. Keduanya terlibat pertarungan sengit ketika balapan menyisakan lima putaran lagi. Saling salip diantara kedua pembalap tak bisa terhindarkan, namun akhirnya Pedrosa berhasil mengamankan podium kedua, Rossi berada di posisi ketiga.
Kemenangan ini membuat Lorenzo hanya terpaut empat belas poin saja dari Rossi yang di peringkat pertama.
Lorenzo memulai balap dengan apik. Start dari posisi kedua, dengan percaya diri Lorenzo langsung melejit ke posisi pertama. Marc Marquez yang merupakan pemegang pole position berada di belakangnya.
Sial lagi untuk Marc Marquez! Balapan baru berjalan beberapa lap saja, pembalap Repsol Honda terjatuh di tikungan ke-dua belas.
Hal ini membuat sang rival Jorge Lorenzo melaju tanpa hambatan di posisi pertama.
Rossi yang sejak start berada di posisi keempat otomatis naik ke peringkat tiga menyusul jatuhnya Marquez.
Bermain aman, Rossi terus menguntit pembalap Repsol Honda lainnya, Dani Pedrosa di posisi kedua.
Posisi Rossi yang tertahan di belakang Pedrosa tak sepenuhnya aman. Rider Ducati, Andrea Iannone, menguntit di posisi empat dengan jarak yang tak terlalu jauh. Namun, selang beberapa lap saja Iannone tak mampu mengimbangi kecepatan kedua pembalap di depannya dan menghilang dari persaingan.
Hingga lima belas lap tersisa Rossi terus berada di belakang Pedrosa. Pembalap asal Spanyol cukup baik mempertahankan kecepatan dan jarak dari The Doctor. Baru pada saat balapan menyisakan beberapa lap, Rossi mulai menyerang.
Di sisa lima lap, Rossi terus menebar ancaman dan sempat menyalip Pedrosa. Namun Pedrosa tak tinggal diam, dan langsung merebut kembali posisinya. Pada lap terakhir Pedrosa sukses mengamankan posisi kedua setelah diserang bertubi-tubi oleh Rossi.
Sebelumnya, lomba MotoGP seri keempat belas di Aragon Circuit, Spanyol, Minggu malam WIB, 27 September 2015, dinantikan dengan penuh harap dan cemas publik
Mereka berharap “drama” Misano akan berulang kembali ketika hujan mengguyur dan para pebalap bisa tampil impresif serta cekatan.
Dua pekan lalu di Misano, drama besar memang berlangsung ketika duo pebalap Yamaha terpental dari podium yang semula diprediksi akan menjadi milik mereka.
Lorenzo jatuh dari tunggangannya dan gagal finis.
Sedangkan Valentino Rossi untuk pertama kalinya di musim ini tidak naik podium — hanya menempati posisi keempat.
PebalapRepsol Honda Marc Marquez dengan cerdik mengoptimalkan strateginya dengan menjadi pemenang.
Ia pun membesarkan lagi kans untuk merapatkan selisih poinnya dengan Rossi dan Lorenzo, sehingga perebutan gelar juara masih terbuka di antara mereka bertiga.
Petang ini, Minggu malam WIB nanti, Marquez bahkan akan memulai balapan di posisi terdepan, setelah kemarin meraih pole position.
Lorenzo akan start persis di samping dia, sedangkan Rossi agak jauh di tempat keenam.
Bagi Marquez, kemenangan di Aragon, sebenarnya, akan meningkatkan lagi kepercayaan diri dan motivasinya untuk bertarung sampai seri terakhir supaya kalaupun gagal mempertahankan gelarnya.
Paling tidak dia akan membuat Lorenzo dan Rossi harus berkeringat sampai akhir.
Marquez juga punya modal lain karena pernah menang di Aragon, dua musim lalu.
Bicara soal Spanyol, Lorenzo tentu ingin membuktikan bahwa dirinya adalah rider terbaik yang dimiliki Spanyol di musim ini.
Paling tidak, ia selalu menjadi juara dalam dua seri di Spanyol sebelumnya, yakni di Jerez dan Catalunya. Tambahan lagi, ia adalah pemenang di Aragon musim lalu.
Rossi? Apa hendak dikata, ia sudah lama tidak bisa menang di Negeri Matador. Kali terakhir ia naik podium teratas di negara ini adalah di Catalunya enam tahun lalu. Itu artinya, dalam dua puluh dua balapan terakhir di Spanyol ia tidak bisa menjadi pemenang.
Meski demikian, bagaimanapun Rossi masih jadi unggulan pertama di musim ini.
Apapun bisa terjadi. sampai seri ke-tiga belas, hanya The Doctor yang tak pernah terjatuh dari tunggangannya — Marquez sudah empat kali, Lorenzo sekali di San Marino.
Sementara itu, Marquez, kepada “crash,” berharap balapan di Aragon, Spanyol, bisa berlangsung normal. The Baby Alien berharap hujan tidak turun sepanjang akhir pekan ini.
Sementara itu, Pedrosa yang meraih kemenangan di Aragon pada tiga tahun lalu, gagal menebus asmbisinya untuk kembali berjaya.
“Tampil di depan pendukung sendiri jelas memberi Anda motivasi lebih, dan kami akan berusaha menunjukkan performa terbaik. Tapi saya tak mampu menakl;ukkan Lorenzo untuk meraih kemenangan,” ucap Pedrosa.