Site icon nuga.co

Rossi Ingin Mempunyai Anak dari Francesca

Pebalap gaek MotoGP, Valentino Rossi, mengaku ingin memiliki anak dan merasa Francesca Sofia Novello cocok menjadi ibu dari anak-anaknya.

Rossi dan Francesca sudah menjalin hubungan spesial sejak dua  tahun lalu. Model asal Italia itu menjadi kekasih Rossi setelah The Doctor putus dari Linda Morselli

Di usia empat puluh, Rossi mengaku sudah mendapat desakan dari sejumlah anggota keluarganya untuk segera memiliki anak. Juara dunia Grand Prix motor sembilan kali itu pun memastikan ingin segera memiliki anak.

Rossi mengatakan saat ini yakin ingin memiliki anak karena sudah menemukan sosok Francesca. Wanita  dua puluh lima itu dianggap Rossi cocok menjadi ibu dari anak-anaknya.

“Saya ingin memiliki anak, jika semuanya berjalan lancar, akan terjadi cepat atau lambat. Saya menundanya karena sulit untuk mengkombinasikan pekerjaan dan tugas sebagai ayah,” ujar Rossi kepada Rai Radio

“Dibutuhkan juga wanita yang tepat, tapi mungkin saya sudah menemukannya. Saat ini saya punya wanita fantastis di samping saya [Francesca],” sambung Rossi dikutip dari Sky Sports Italia.

Lebih lanjut Rossi mengaku ingin memiliki anak dengan karakter seperti ibunya, Stefania. Rossi menganggap Stefania sebagai sosok yang sempurna.

“Saya ingin anak saya seperti siapa? Seperti ibu saya. Karakter Stefania sempurna dan saya juga berharap mereka punya mata biru. Itu gen Stefania,” ucap Rossi.

Rossi saat ini berada di posisi lima klasemen sementara MotoGP

Sementara itu kepala mekanik Yamaha, Silvano Galbusera mengakui kegagalan Valentino Rossi meraih gelar juara dunia kesepuluh saat ini lebih karena ketidakmampuan Yamaha bersaing di MotoGP.

Setelah jadi juara dunia pada sepuluh tahun lalu  Rossi tak lagi mampu jadi juara dunia di musim-musim berikutnya. Dalam beberapa musim terakhir, Rossi bahkan terlihat tak lagi terlalu kompetitif dalam perburuan gelar juara dunia.

Meski Rossi terlihat kepayahan, Galbusera menganggap ketidakmampuan The Doctor untuk merebut titel juara dunia ke-10 dalam kariernya.

“Valentino Rossi punya kemampuan untuk merebut gelar juara dunia kesepuluh. Pertanyaannya adalah kemampuan kami untuk bisa memberikan motor yang tepat utnuk melakukan hal tersebut.

“Untuk saat ini, permasalahannya lebih ada pada kami dibandingkan dirinya,” ujar Galbusera kepada Tuttomotoriweb.

Galbusera sendiri menganggap Yamaha akan menemukan cara untuk keluar dari permasalahan tersebut.

“Saya optimistis dan percaya bahwa kami akan mampu melakukannya.”

“Hal terpenting dalam situasi ini adalah kami harus membuktikan bahwa kami bisa tampil kompetitif,” tutur Galbusera.

Kontrak Rossi dengan Yamaha akan berakhir pada MotoGP  musim depan. Isu Rossi bakal mengakhiri karier setelah musim tersebut makin menguat seiring dengan penurunan performa Rossi.

Kemunculan Fabio Quartararo yang tampil fenomenal musim ini membuat ia diyakini bakal jadi pebalap utama Yamaha dalam waktu dekat.

Sementara itu pengamat MotoGP, Carlo Pernat menilai Yamaha tak punya opsi lain selain meningkatkan kekuatan motor bila ingin pebalap mereka bisa bersaing melawan Marc Marquez dan Andrea Dovizioso di seri tersisa.

Valentino Rossi finis di posisi keempat pada MotoGP Austria sedangkan Maverick Vinales ada di belakang Rossi. Namun melihat jalannya balapan, Rossi dan Vinales, juga Fabio Quartararo yang finis di posisi ketiga, hanya mampu merapat pada awal balapan.

Begitu MotoGP Austria memasuki pertengahan balapan, Dovizioso dan Marquez terus menjauh hingga akhirnya tidak bisa dikejar oleh pebalap-pebalap Yamaha yang ada di belakang mereka.

“Bola ada di tangan Yamaha saat ini karena mereka terlihat buruk bila dibandingkan dengan Ducati dan Honda. Motor mereka lebih lambat  dibandingkan Ducati dan Honda.”

“Jika Yamaha tidak bisa menghadirkan motor yang lebih kompetitif pada Rossi, Vinales, Quartararo, dan juga Morbidelli, maka situasi akan tetap sama seperti saat ini,” ujar Pernat seperti dikutip dari GPOne.

Pernat lalu memberikan pujian pada Dovizioso yang sukses mengalahkan Marquez lewat aksi agresif di tikungan terakhir.

“Ketika seorang pebalap mengombinasikan bakat, sikap tak kenal perasaan, dan kegilaan dalam dosis yang cukup, maka ia akan jadi fenomenal.”

“Tiga hal tersebut adalah tiga hal yang dibutuhkan dan Dovizioso membuktikan bahwa ia bisa fenomenal di Red Bull Ring,” kata Pernat.

Exit mobile version