Site icon nuga.co

“Saya Belajar Melupakan Insiden Sepang”

Valentino Rossi belajar melupakan insiden di GP Malaysia, akhir pekan lalu, dam melihat prospek balapan di Valencia untuk menentukan keiuktsertaannya di seri terakhir MotoGP musim ini.

“Saya sudah mulai mengikis rasa marah,” katanya kepada “cras, Jumat, 30 Oktober 2015.

Kondisi ini membuat Rossi tenang dan bisa fokus menyusun strategi sebelum tampil pada seri pamungkas, GP Valencia, 8 November 2015.

The Doctor berjanji tampil maksimal, meski sempat menyatakan akan memboikot seri tersebut.

Seluruh fans setia yang mampu meredakan kemarahan Rossi pasca-terlibat insiden dengan Marquez di tikungan empat belas lap ketujuh di Sepang.

Kendati sangat sulit, Rossi merasa suntikan moral seluruh fans mampu membangkitkan motivasi mengukir sejarah di Valencia.

Melalui akun twitter, @ValeYellow46, Rossi berkicau “Terima kasih atas dukungan yang besar, membaca itu pernyataan dukungan telah membantu saya mengatasi kepahitan dan kemarahan. Mulai hari ini, kami bekerja menuju Valencia.”

Dukungan penuh juga disampaikan sang pacar, Linda Morselli. Melalui akun Instagram-nya, dia meminta Rossi mempertahankan keunggulan tujuh poin pada balapan terakhir.

Sebenarnya, GP Valencia akan menjadi “neraka” bagi Rossi.

Pembalap berdarah Italia ini terpaksa berjuang di hadapan publik Marquez dan rekan satu timnya, Jorge Lorenzo. Hampir dipastikan, Rossi akan menjadi bulan-bulanan publik MotoGP di Spanyol.

Sementara itu Direktur pelaksana Movistar Yamaha, Lin Jarvis, yakin Valentino Rossi tidak akan pensiun dari MotoGP akhir musim ini setelah peluangnya menjadi juara dunia nyaris tertutup menyusul drama di MotoGP Malaysia

Rossi mendapat hukuman setelah dinyatakan bersalah oleh direktur balap MotoGP, Mike Webb, atas tindakannya menendang pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, hingga ketujuh saat balapan MotoGP Malaysia berjalan tujuh lap.

Rumor santer terdengar Rossi akan pensiun akhir musim ini jika gagal merebut gelar juara dunia. Namun, Jarvis optimistis Rossi yang masih memiliki kontrak satu tahun dengan Yamaha belum akan pensiun.

“Apapun yang terjadi, karena mengenal dia, situasi ini justru akan membuatnya semakin termotivasi untuk kembali dan berusaha mendapatkan musim yang sulit dilupakan seperti ini,” ujar Jarvis seperti dilansir Crash.net.

Jarvis pun mengklaim peluang Rossi untuk menjadi juara dunia MotoGP 2015 di GP Valencia masih terbuka lebar meski harus start dari posisi belakang.

“Ingat, musim belum berakhir. Dia masih punya keunggulan tujuh poin. Semuanya bisa terjadi dalam balapan. MotoGP sangat kompetitif. Lorenzo punya peluang lebih besar, tapi dia masih tertinggal tujuh poin,” ucap Jarvis.

Mengenai keputusan Yamaha yang tetap melakukan banding terhadap sanksi Rossi, Jarvis mengatakan timnya punya kewajiban untuk membela pebalapnya.

“Tugas kami adalah melindungi pebalap. Meski kami tidak menampik gerakan Rossi adalah sesuatu yang tidak kita lihat di MotoGP, secara bersamaan hukuman Rossi terlalu berlebihan, terutama Rossi bukan pebalap yang bikin banyak masalah,” ujar Jarvis.

Usaha Yamaha untuk melakukan banding telah ditolak pihak FIM, Rossi pun harus start dari posisi terakhir di MotoGP Valencia, Spanyol, pekan depan.

Sementara itu manajer Andrea Iannone, Carlo Pernat, menilai Valentino Rossi salah kaprah dalam menghadapi sosok Marc Marquez.

Menurutnya, sebelum melayangkan tuduhan kepada Marquez soal dugaan kerja sama dengan Jorge Lorenzo, seharusnya The Doctor bisa melihat karakter yang dimiliki Marquez.

Rossi memang sempat menuduh Marquez bekerja sama dengan Lorenzo di seri sebelumnya yakni Phillip Island. Bahkan Rossi blak-blakan mengatakan Marquez kini merupakan fans baru Lorenzo.

“Segalanya dimulai pada Kamis. Valentino membuat kesalahan di konferensi pers. Dia khawatir kepada Marquez namun lupa bahwa Marquez memiliki karakter yang berbeda. Dia adalah pembalap muda yang tak senang disebut seperti itu,” jelas Pernat melansir Speedweek

Sebelumnya Pernat juga mengkritik insiden di Sirkuit Sepang hasil pertarungan kedua pembalap di atas lintasan. Menurut Pernat Marquez tampil begitu kejam dengan menyerang Rossi dari sisi mana pun.

Namun Pernat tak membenarkan aksi tendangan Rossi kepada Marquez di tikungan 14. Menurutnya, Apa yang dilakukan oleh Rossi tersebut tak mencerminkan seorang pembalap yang pernah meraih gelar juara dunia.

Mantan pembalap Tim Yamaha, Ben Spies, mengomentari insiden yang melibatkan Valentino Rossi dan Marc Marquez di Sirkuit Sepang pada Minggu 25 Oktober 2015. Mantan tandem Jorge Lorenzo di Yamaha itu menilai Rossi dan Marquez sama-sama bersalah dalam insiden tersebut.

Exit mobile version