Marc Marquez membantah telah mengkhianati pertemanannya dengan Valentino Rossi dengan tetap ngotot menolak telah menjegal sang senior pada balapan di MotoGP Malaysia, Sepang Sirkuit, Minggu, 25 Oktober 2015.
Kepada “crash,” 04 November 2015, Marquez tetap menuduh Rossi telah menendangnya dan belum bisa melupakan insiden itu menjelang tampil di MotoGP Valencia, Minggu, 08 November 2015.
Marquez mengaku hingga kini tidak tahu alasan utama Rossi menendangnya hingga terjatuh pada lap ketujuh balapan di MotoGP Malaysia.
“Saya tidak tahu bagaimana di dalam helm Anda bisa berpikir mendorong pebalap lainnya menggunakan kaki,” ujar Marquez seperti dilansir Autosport.
“Saya tidak pernah melihat hal seperti ini sebelumnya. Oke, saya masih muda, tapi saya jelas kecewa.”
Marquez mengklaim sejak awal tidak ingin terlibat dalam persaingan antara Rossi dengan rekan setimnya di Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2015.
Marquez untuk kali kesekian membantah tudingan Rossi, yang mengklaim dia membantu Lorenzo dalam perebutan gelar juara dunia di MotoGP Australia.
“Rossi mengejutkan semua orang dengan komentarnya, tapi saya berusaha tidak menggubris karena saya hanya berusaha menjalani akhir pekan di Australia. Hingga insiden di Malaysia, kami tidak pernah terlibat kontak,” ucap Marquez.
Marquez kemudian menceritakan kembali insiden tendangan Rossi di Sirkuit Sepang versinya.
Pebalap asal Spanyol itu mengaku tidak pernah menghadapi balapan seperti melawan Rossi.
“Setelah Rossi melewati saya, kemudian saya melihat dia mengambil jalur lurus, melihat ke arah saya dan menurunkan kecepatan,” ujar Marquez.
“Saya menunggu karena tidak ada yang bisa dilakukan, kemudian saya melihat kakinya mendorong lengan saya dan rem depan. Kemudian saya tidak sengaja mengunci ban depan dan terjatuh,” ucap Marquez.
Atas tindakannya Rossi mendapat hukuman tiga poin penalti dan harus start dari posisi belakang di MotoGP Valencia.
Kondisi itu membuat Rossi yang hanya unggul tujuh poin atas Lorenzo diprediksi akan sulit merebut gelar juara dunia musim ini.
Sebelumnya, kepada “mottogp.com,” Marquez berharap bisa melupakan insiden dengan Valentino Rossi di MotoGP Malaysia dan fokus ke seri terakhir MotoGP 2015 di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia.
“Saya melalui pekan yang menyulitkan setelah apa yang terjadi di Sepang,” ujar Marquez seperti dilansir Crash.net.
Marquez terus mendapat sorotan sebelum dan sesudah MotoGP Malaysia. Mulai dari tuduhan sengaja membantu Jorge Lorenzo, terjatuh di lap ketujuh karena insiden tendangan Rossi, hingga kasus dugaan penganiayaan dengan dua jurnalis televisi Italia.
“Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk melakukannya dan fokus pada latihan serta bersiap menjalani balapan terakhir musim ini di Valencia,” tegas Marquez.
Hasil di MotoGP Valencia tidak akan mengubah posisi Marquez. Namun, Marquez berambisi menutup musim dengan manis.
Marquez pernah meraih dua kemenangan di GP Valencia, pertama di kelas Moto2 musim 2012 dan musim lalu di MotoGP.
“Saya ingin mengakhiri musim dengan hasil terbaik, jadi kami akan bekerja keras sejak Jumat untuk mendapatkan setelan motor yang bagus,” ucap Marquez.
“Saya punya hasil campuran di masa lalu di Valencia, tapi saya selalu menikmati tampil di depan pendukung sendiri. Saya berharap insiden dalam satu pekan teakhir bisa dilupakan dan fokus ke balapan,” sambungnya.
Sementara itu, wakil presiden Honda Racing Corporation, Shuhei Nakamoto, mengklaim Valentino Rossi seharusnya tidak berang terhadap Marc Marquez. Nakamoto mengatakan Rossi pernah berada dalam posisi Marquez.
Marquez diklaim Rossi dendam kepadanya dan sengaja memberi jalan bagi Jorge Lorenzo untuk menjadi juara dunia MotoGP 2015.
Klaim tersebut berujung pada insiden ‘tendangan’ Rossi terhadap Marquez di MotoGP Malaysia
Nakamoto membantah klaim Rossi yang mengatakan Marquez sengaja memperlambat laju pebalap yang dijuluki The Doctor tersebut.
Nakamoto mengatakan, Marquez kesulitan di awal balapan MotoGP Malaysia karena tangki motor yang masih penuh.
“Saya tahu Marquez dengan baik. Dia pria yang baik, dengan nilai kejujuran yang kuat. Marquez hanya berusaha mempertahankan posisinya, sama seperti pebalap lainnya,” ujar Nakamoto seperti dilansir Crash.net.
Nakamoto memastikan apa yang dilakukan Marquez di GP Australia dan GP Malaysia adalah murni balapan. Meski sudah tidak memiliki peluang menjadi juara dunia, Marquez diklaim Nakamoto masih harus kemenangan.
“Ini adalah balapan. Tidak ada yang berkomentar ketika Dani Pedrosa bersaing dengan Rossi di Aragon, begitu juga dengan aksi Andrea Iannone di Australia. Tidak ada yang menuduh Iannone membantu pebalap lainnya,” tegas Nakamoto.
Nakamoto kemudian menyamakan Marquez dengan Rossi pada musim lima tahun silam. Ketika itu pebalap asal Italia tersebut hampir menggagalkan peluang Lorenzo menjadi juara dunia.
“Di GP Jepang lima tahun lalu, ketika Rossi sudah keluar dari persaingan juara dunia, dia bertarung ketat dengan Lorenzo. Usai balapan Lorenzo protes Rossi tampil agresif ketika dia sudah tidak bisa menjadi juara dunia,” ucap Nakamoto.
“Ketika itu Rossi berkomentar, ‘Saya bilang ke Yamaha, apa yang kalian harapkan, saya finis di belakang? Jika seperti itu saya lebih baik berada di rumah’. Kami setuju dengan pendekatan Rossi ketika itu.”