Perpanjangan kontrak Valentino Rossi dengan Movistar Yamaha masih mengambang bersamaan dengan habisnya ikatan mereka di tahun depan.
Hingga sekarang, seperti diungkapkan bos Yamaha, Lin Jarvis, belum ada pembicaraan mengenai perpanjangan kontrak antara Yamaha dengan Valentino Rossi.
Rossi yang tahun ini berusia tiga puluh delapan tahun masih memiliki kontrak dengan Yamaha hingga akhir musim tahun depan
Setelah itu masa depan Rossi di ajang MotoGP menjadi belum jelas.
Awalnya karier Rossi diyakini bakal berlanjut lantaran The Doctor masih tampil kompetitif.
Namun cedera patah kaki yang baru saja dialami Rossi kini membuat peluang kelanjutan Rossi mulai diragukan.
Jarvis sendiri menyatakan saat ini belum ada pembicaraan mengenai kontrak dengan Rossi.
“Kami memiliki kontrak dua tahun. Musim lalu kami melakukan pembaruan di Qatar yang merupakan awal musim. Saat ini kami hampir sampai pada pertengahan kontrak.”
“Saya memang ingin berdiskusi dengannya namun saya nilai hal itu tak akan terjadi di Qatar. Namun yang pasti kami belum melakukan diskusi apapun saat ini,” ujar Jarvis seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.
Jarvis yakin bahwa perundingan dengan Rossi baru akan terjadi di GP Italia yang berlangsung di pertengahan musim. Hal itu didasarkan pada fakta bahwa Rossi ingin menilai performanya lebih dulu
“Saya rasa mungkin diskusi akan ada di sekitar Mugello karena saat itu ia akan mengetahui apakah ia ingin memperpanjang kontraki,” ucap Jarvis.
Rossi sebelumnya telah menyatakan bahwa ia tak mau hanya sekadar jadi pelengkap balapan dalam lanjutan kariernya.
“Saat saya menandatangani kontrak yang ada sekarang, saya pikir ini adalah yang terakhir namun kemudian saya tak yakin.”
“Saya akan mulai membuat keputusan di awal musim depan. Bila saya masih kompetitif dan bisa memenangkan lomba, maka saya ingin lanjut,” ucap Rossi di Assen beberapa waktu lalu.
Tentang hubungan Valentino Rossi dan Maverick Vinales, Jarvis mengatakan, mereka punya hubungan yang sangat baik di tim.
Hubungan itu bahkan lebih baik daripada hubungan Rossi dengan partnernya musim lalu, Jorge Lorenzo.
Sebaliknya, Rossi dan Lorenzo justru terkenal dengan hubungan tegang selama menjadi rekan kerja di Yamaha
Bahkan, masing-masing krunya memberikan dinding pemisah di tengah pitbox.
Ketegangan keduanya kian mencuat pada musim dua tahun silam ketika pasangan tersebut terlibat perlawanan sengit untuk meraih gelar juara dunia.
Hasilnya, Lorenzo meraih gelar juara dunia ketiganya dan memilih bergabung dengan Ducati
“Hubungan ini sangat berbeda dari sebelumnya, karena mereka tidak memiliki pengalaman terlalu banyak dalam situasi konflik. Ini benar-benar berbeda,” ungkap Jarvis dikutip motorsport.com.
“Sejauh ini, sebenarnya tidak ada masalah sama sekali untuk mengatur eksistensi keduanya. Hungan mereka sangat bagus dan tidak punya masalah. Kami telah melihat beberapa kali mereka berada di jalur yang sama saat latihan di Thailand,” lanjut Jarvis.
Kendati demikian, Jarvis memastikan persaingan di antara keduanya tetap berjalan dengan sengit.
Vinales menggantikan posisi Lorenzo di tim Yamaha awal musim ini. Pebalap Spanyol itu menunjukkan penampilan yang cukup meyakinkan bersama tim berlambang garputala
Tentang peluang Rossi menjuarai MotoGP musim ini pengamat MotoGP, Paolo Beltramo, menilai peluang Valentino Rossi untuk jadi juara dunia musim ini sudah kandas seiring dengan insiden patah kaki yang dialami The Doctor jelang GP San Marino.
Insiden patah kaki tersebut memaksa Rossi harus absen di GP San Marino yang sejatinya merupakan salah satu seri favoritnya. Tak hanya itu, Rossi juga harus absen di GP Aragon dua pekan mendatang karena masih dalam masa penyembuhan.
“Bagi Valentino Rossi saat ini, titel juara dunia (2017) merupakan sebuah khayalan,” kata Beltramo seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.
Ketidakhadiran Rossi di GP San Marino dinilai Beltramo sebagai sebuah kerugian yang fatal bagi The Doctor.
Dengan demikian Rossi tak bisa mengumpulkan poin di seri yang seharusnya bisa jadi tambang poin untuknya.
“Saya menilai Rossi punya kesempatan untuk menang di Misano kali ini. Rossi selalu punya perasaan yang bagus bila berlomba dalam lintasan yang basah,” ucap Beltramo.
Lantaran tak punya poin dari GP San Marino, Rossi kini berjarak 42 poin dari pemimpin klasemen.
Selisih poin itu akan makin bertambah di GP Aragon nanti dan makin membuat peluang juara dunia Rossi menjadi sangat tipis meskipun secara matematika masih bisa terwujud.
Beltramo juga tak lupa memberikan pujian pada Marc Marquez dan Andrea Dovizioso yang dinilai tampil baik di seri GP San Marino.
“Marquez terkadang mengambil risiko untuk kehilangan waktu, namun kemarin ia tampil sabar, mengambil risiko dan kemudian memenangkannya.”