Laman situs “technologie review,” hari ini, Senin, 20 Juni 2016, menngingatkan para pengguna online bahwa keamanan pribadinya kini tidak lagi menjadi “rahasia,” bersamaan dengan kemampuan Google yang bisa mencatatkan setiap kunjungan.
Universitas Princeton dalam sebuah riset terbarunya mengenai teknologi pelacak pergerakan orang di internet mengungkapkan bahwa Google memiliki kemampuan untuk itu.
Caranya adalah mendata kode pelacakan yang biasanya disematkan pada sebuah situs.
Riset tersebut berujung pada penemuan bahwa hampir sebagian besar, dari jutaan kode pelacak yang dipakai oleh situs, merupakan kode milik Google.
Kode tersebut adalah Google Analytics pada sejumlah tujuh puluh persen dari total situs yang disurvei, DoubleClick pada lima puluh persen dari total situs yang disurvei, serta sejumlah alat-alat pelacak milik Google.
Menurut tulisan di “technolige review,” selama ini memang banyak penerbit online yang memakai kode pelacak.
Sebagi contoh ditunjuknya perusahaan besar.
Perusahaan besar yang memiliki kode seperti ini adalah Google dan Facebook, selain itu ada juga perusahaan lain, baik berukuran kecil atau besar.
Tujuan pembuatan kode ini adalah membantu penargetan iklan.
Gambaran cara kerjanya, Saat Anda mengunjungi sebuah situs, kode pelacak memberikan identifikasi unik.
Kemudian identifikasi ini akan dipakai untuk menyusun profil Anda seiring mengunjungi situs-situs lain yang memakai kode serupa.
Jika Anda sering mengunjungi situs yang berisi artikel mengenai kehamilan, bayi, pakaian bayi dan sejenisnya, maka data tersebut akan dipakai untuk merekomendasikan iklan yang kemungkinan besar akan Anda klik.
Namun perlu dicatat, fungsi pelacakan ini bukan hanya untuk iklan.
Dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden bahkan menunjukkan bahwa National Security Agency menyadap data pelacakan milik Google untuk mengidentifikasi target yang mereka awasi.
Survei itu dilakukan oleh Arvind Narayanan dan Steven Englehardt dari Universitas Princeton. Sampelnya adalah satu juta situs yang dikumpulkan memakai software khusus milik universitas, yaitu OpenWPM.
Software ini bisa membuka suatu situs dan mencatat teknologi pelacak yang ada di dalamnya.
Sebagai perusahaan teknologi informasi, Google memang unik.
Hampir semua produknya bisa disebut produk ajaib, termasuk temuan terbaru tentang kode pemakai.
Sedangkan aplikasi pencarinya adalah aplikasi pencari nomor satu dan paling banyak digunakan. Gmail merupakan layanan e-mail dengan tampilan lebih maju dari e-mail berbasis web sebelumnya.
Google Analytics, misalnya, aplikasi ini mampu menyajikan layanan statistik gratis bagi pengelola situs dengan kelengkapan statistik yang belum pernah ada sebelumnya.
Begitu juga dengan Google Wave yang diluncurkan pada pertengahan tahun ini, Google masih menyajikan produk dengan penuh keajaiban.
Google Wave merupakan aplikasi kolaborasi antarpengguna yang dapat menukarkan berbagai media yang kaya, mulai dari teks hingga video.