Setelah gagal dibeli konsosium dari Cina, kali ini, Opera Software memperkenalkan sebuah browser atau alat peramban yang akan menjadi trend di masa depan.
Mereka menamakan browser itudengan sebutan Opera Neon.
“Browser yang kita gunakan sekarang ini berasal dari milenium yang silam, masa ketika internet masih penuh dengan dokumen dan halaman,” ujar Krystian Kolondra, Head of Opera Browser.
“Melalui Opera Neon, kami ingin menampilkan visi kami tentang masa depan internet,” tambahnya.
Opera Neon masih sebuah konsep, namun dibangun dari sistem browser yang sama dengan Opera, dan dirancang untuk memungkinkan pengguna untuk fokus pada bagian yang paling penting dari internet, yakni konten.
Opera Neon dirancang untuk menghadirkan pengalaman menyenangkan dalam berinteraksi dengan konten web, termasuk kemampuan untuk menarik dan memindahkan berbagai hal, bahkan memunculkan konten dari web.
Laman awal yang menggunakan latar belakang gambar desktop Anda saat ituâ¨
Sebuah sidebar dengan pemutar video, galeri gambar, dan download manager di sisi kiriâ¨
Sebuah tampilan baru untuk tab bar di sisi kanan dari jendela browser, membuatnya lebih mudah untuk membedakan dengan tab yang relevanâ¨
Sebuah sistem cerdas yang dapat mengatur tab Anda secara otomatis. Layaknya gravitasi, tab yang sering digunakan akan muncul di bagian atas, sedangkan tab yang jarang digunakan terbenam ke dasarâ¨
Sebuah omnibox baru yang mendukung mesin pencarian terkemuka dan pencarian terbukaâ¨
Ketika dicoba alat peramban ini cukup memuaskan, walaupun bukan dari versi final.
Milenium berpadu dengan neon membuat browser ini enak dipandang.
Selain itu, cara-cara baru dalam menikmati konten web juga telah ditambahkan:
Video pop-out yang memungkinkan pengguna untuk menonton video ketika berada di laman web lainâ¨
Snap to gallery – lakukan snapshot dan potong bagian mana pun dari sebuah laman web dan simpan ke dalam galeri untuk digunakan kemudianâ¨
Sebuah mode tampilan split screen yang memungkinkan dua laman berbeda untuk dibuka dan digunakan dalam waktu bersamaanâ¨
Menariknya lagi, untuk menjaga keamanan dalam berselancar, Opera Neon juga dilindungi dengan beragam fitur yang sudah ada sebelumnya, termasuk di Opera VPN.
Selain itu sebuah studi terbaru dari Opera Software menyebut ada enam puluh aplikasi belanja daring yang beroperasi via Android ternyata mencuri informasi pribadi melalui sebuah alat pelacak.
Dugaan tersebut diperoleh Opera berkat aplikasi modus privasi di aplikasi Opera Max.
“Studi ini kami lakukan dengan menyalakan mode privasi di Opera Max 2.2 yang bisa diunduh di Google Playstore,” tulis Peko Wan kepala humas Opera Software Asia
Alat pelacak yang terdeteksi merupakan hasil mekanisme pemblokiran aplikasi Opera Max terhadap konten yang tak diinginkan seperti iklan. Pelacak yang menyusup itu mencuri data pribadi seperti nama, alamat surel, lokasi, nomor telepon, dan kata kunci pencarian.
“Hasil ini didapat darienam puluh aplikasi belanja terkemuka di sepuluh
Kumpulan data adalah harta karun bagi perusahaan di platform digital, namun dalam studi Opera ini, pelacak tadi ditakutkan dapat menjualnya ke pihak ketiga.
Dari enam puluh aplikasi marketplace tersohor itu, beberapa berasal dari Indonesia. Blibli, Bukalapak, Kaskus Jual Beli, MatahariMall, OLX, Tokopedia, dan Zalora adalah sejumlah marketplace yang ditengarai oleh Opera menyebarkan pelacak terbanyak di wilayah Indonesia.
Menanggapi temuan tersebut, Kaskus membantah melakukan kecurangan seperti yang dialamatkan oleh Opera.
Pendiri sekaligus Chief Community Officer Kaskus, Andrew Darwin, menegaskan hal itu dalam rilis resmi.
“Kami menjaga seluruh privacy termasuk data Kaskuser, khususnya di Kaskus Jual Beli, dan tidak pernah membocorkan data kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan,” kata Andrew.
Lebih jauh, kecurigaan adanya pelacak yang tersebar di Kaskus Jual Beli membuat Ronny W. Sugiadha dari Kaskus meragukan keabsahan penelitian Opera.
“Kami berani menjamin bahwa hasil riset yang dikeluarkan Opera tidak benar dan kami siap memberikan keterangan lebih lanjut jika diperlukan guna menghindari kesalahpahaman publik,” terang Ronny yang menjabat posisi Chief Marketing Officer di Kaskus.
Argumen penolakan dari situs e-commerce ditanggapi dingin oleh Opera. Menurut mereka tujuan dari penelitian itu semata untuk kesadaran masyarakat terkait isu privasi online bukan seperti yang dipandang oleh perusahaan e-commerce.
Adapun sejumlah situs e-commerce terkenal lainnya yang masuk dalam daftar tertinggi dalam menyebarkan pelacak adalah Amazon, AliExpress, eBay, Best Buy, dan Walmart.
Penelitan Opera juga menunjukkan bahwa dari sekumpulan apkikasi tadi tidak menggunakan enkripsi penuh untuk melindungi penggunanya
Sebelum, di tahun lalu, konsorsium yang terdiri dari sejumlah perusahaan Internet China gagal mengambilalih Opera Software.