Chrome, aplikasi peramban, atau popular dengan sebutan “browser,” datang dengan kejutan baru lewat program barunya bernama “throttling” yang mampu mengurangi pemakaian sumber daya dari tab yang berjalan di backgroundd.
“Chrome tidak lagi sebagai pemakan baterai seperti yang selama ini dikenal sebagai si tukang pemboros,” tulis laman situs resminya.
Sejak lama Google, sang pemilik Chrome, menyadari masalah tersebut dan berusaha mengatasinya secara terus menerus.
Dalam Chrome terbaru lewat cara “throttling” pemakaian sumber daya dari tab akan jauh berkurang.
“Chrome versi baru akan membatasi load CPU hingga satu persen dari sebuah core apabila sebuah aplikasi memakai terlalu banyak daya CPU,” tulis Google dalam sebuah posting berisi pengumuman.
Algoritma “timer” secara otomatis akan melakukan throttling apabila sebuah tab berada di background dalam waktu tertentu.
Ada beberapa pengecualian dari aturan throttling di atas.
WebSocket dan WebRTC yang membutuhkan koneksi real time, juga tab yang memainkan audio tidak akan dimatikan secara otomatis.
Disebutkan bahwa background tab menyumbang hingga sepertiga total pemakaian daya dari browser Chrome versi desktop.
Mekanisme throttling diklaim bisa mengurangi jumlah tab yang memakan sumber daya di latar belakang hingga dua puluh lima persen sehingga menghemat baterai perangkat seperti notebook.
Fitur throttling ini sebenarnya sudah lama diterapkan di Chrome versi Android, namun baru belakangan saja mampir ke desktop.
Peramban internet bisa menentukan daya tahan baterai laptop.
Dari semua browser yang ada di pasaran, Edge adalah yang paling hemat baterai. Paling tidak itulah yang hendak disampaikan oleh Microsoft lewat sebuah video promosi.
Peramban Chrome sendiri selama ini memang dikenal boros baterai. Google berupaya memperbaiki masalah tersebut, tapi belum ada hasil yang menunjukkan peningkatan signifikan.
Alhasil, Chrome sering jadi bulan-bulanan pabrikan browser lain. Di samping Microsoft, Opera juga pernah menyindir borosnya konsumsi daya Chrome pada bulan lalu.
Sebelum adanya versi baru ini, Chrome telah memperbarui perambannya ke versi 50.
Pada versi ini, Chrome sempat berjanji bisa membuka situs dengan lebih cepat dan tetap menampilkan notifikasi meski internet sedang lelet.
Chrome memang memiliki fitur notifikasi yang bisa diatur oleh pengguna.
Misalnya jika pengguna ingin mendapatkan notifikasi Facebook dari web, maka cukup mengaktifkannya saja dan notifikasi yang diharapkan bisa muncul melalui Chrome.
Biasanya notifikasi yang sudah diatur itu hanya bisa muncul saat pengguna terhubung ke internet.
Tapi pada Chrome versi 50 hal itu sudah tidak berlaku.
Google menyematkan metode baru yang disebut sebagai push notifications payload sebagai bagian dari Push API.
Efeknya adalah pesan dan data notifikasi dikirim secara bersamaan sehingga pengguna tetap bisa mendapat notifikasi tersebut meski koneksinya lelet atau putus-putus.
Selain itu notifiaksi tersebut juga bisa diubah sesuai keinginan pemakainya.
Pengembang web bisa mengatur agar notifikasi disertai penanda waktu serta tombol ikon tertentu. Ada juga pilihan untuk notifikasi berupa suara, getaran atau mode senyap.
Satu lagi tambahan fitur yang penting, situs kini bisa lebih dulu mengirimkan daftar resource yang diperlukan dan mengunduhnya.
Dengan cara demikian, situs bisa dibuka dengan lebih cepat.
Fitur baru yang tak kalah menarik adalah tombol Pause dan Cancel yang disematkan pada mode unduhan di ponsel Android.
Dengan cara demikian, unduhan data yang berlangsung bisa dihentikan sementara dan dijalankan lagi kapanpun.
Chrome versi 50 untuk desktop sudah dirilis dan pengguna tinggal memperbaruinya saja.
Caranya dengan mengakses menu “Help” lalu “About” Google Chrome, kemudian klik “Update”.
Sedangkan perilisan untuk Android dan Chrome OS akan menyusul dalam waktu dekat.