Site icon nuga.co

Facebook Cara Mudah Menggali Rahasia

Awas, jangan hanya terpesona dengan fasilitas kemudahan Facebook.

Lantas?

Waspadalah, karena Facebook ternyata jadi cara paling mudah bagi hacker untuk menggali informasi tentang targetnya.

Alasannya?

Facebook menyimpan terlalu banyak infomasi mengenai pengguna, mulai dari tanggal lahir, sejarah pekerjaan, dan lain-lain.

Bahkan dari media sosial ini juga bisa diketahui relasi antara satu pengguna dan pengguna lainnya.

Tapi sebenarnya dari sisi pengguna sendiri bisa membatasi sejauh mana informasi yang bisa dilihat publik.

Meski demikian tak sedikit pengguna yang malah terkesan cuek dengan privasinya.

Selain membeberkan identitasnya sendiri, cukup banyak pengguna Facebook yang sengaja membeberkan aktivitas sehari-harinya.

Mereka suka berbagi apapun, seperti memberitahukan lokasinya atau melalui status-statusnya.
Facebook menggali informasi kini sangat mudah.

Kalau ada yang berniat jahat mereka bisa dapat dengan mudah mempelajari pola aktivitas pengguna Facebook yang diincar.

Alhasil, saat ini seorang pembobol password pun tak perlu wajib menguasai bahasa pemrograman.
Malahan terkadang cuma dibutuhkan kemampuan tebak-tebakan untuk memecahkan suatu password, dibanding hacker sungguhan yang memanfaatkan skill pemrograman.

Terkadang hanya dengan menebak sudah cukup untuk menemukan password

Tapi tebakannya tentu bukan asal-asalan. Biasanya password yang suka ditebak pembobol cyber adalah yang umum-umum seperti tanggal lahir, penggunaan kata ‘rahasia’, angka 23456, atau urutan abjad, abcdefg.

Jadi pastikan, password Anda bukan kata-kata tersebut.

Sementara itu, para peneliti dari University of Massachusetts, Amerika Serikat, memprediksi raksasa jejaring sosial Facebooki akan menjadi kuburan massal virtual terbesar di dunia di akhir abad ini.

Penyebabnya akan ada lebih banyak profil orang meninggal ketimbang yang hidup.

“Jejaring sosial Facebook yang saat ini punya satu setengah miliar pengguna, pada delapan puluh tahun kedepan bisa berubah menjadi pemakaman virtual terbesar di dunia,” tulis salah satu peneliti Hachem Sadikki dalam laporannya yang dilansir Daily Mail, Rabu, 09 Maret 2016.

Artinya, sekitar delapan puluh dua tahun dari sekarang, proses Facebook menjadi kuburan massal virtual sedang berjalan.

Hal ini akan terjadi, karena Facebook tidak menghapus pengguna yang sudah meninggal. Sebaliknya, akun Facebook milik mereka yang sudah meninggal diabadikan di layanannya.

“Penolakan Facebook untuk secara otomatis menghapus pengguna yang sudah meninggal, berarti akan menumpuk akun yang tidak aktif lagi dan jumlahnya akan melebihi akun pengguna yang masih hidup,” terang Sadikki.

Pria yang merupakan kandidat PhD bidang statistik di University of Massachusetts ini juga memberi catatan, pertumbuhan Facebook akan semakin melambat.

Sadikki juga mengasumsikan Facebook akan mempertahankan kebijakannya saat ini dalam menangani akun milik orang meninggal.

Kebijakan ini sendiri menuai kritik karena Facebook tetap menampilkan foto, momen, dan notifikasi hari ulang tahun orang-orang yang sudah meninggal.

Menjawab kritikan ini, Facebook berupaya mengatasinya dengan menanyakan pada pengguna ‘Legacy Contact’.

Fitur ini memungkinkan sebuah halaman dikelola secara otomatis setelah si penggunanya setelah mereka meninggal.

Mereka bisa menuliskan postingan terakhir, atau bisa memilih tetap aktif dan secara otomatis menerima request pertemanan, bahkan mengupdate foto profil dan cover.

Exit mobile version