Google membuat terobosan baru untuk menghindarkan pencurian data i oleh peretas atau pihak lain yang tak bertanggung jawab dengan cara membuat ponsel lebih aman tanpa mengubah proses produksi gadget yang selama ini telah berlangsung.
Raksasa internet global itu menamakan terobosan ini dengan “ Project Vault,” yang nantinya membuat sebuah sistem komputer dalam paket sebesar micro-SD dan bisa dipasang di slot kartu memori ponsel.
Solusi peretasan ini sengaja diumumkan sebagai bagian dari ajang konferensi Google I/O 2015 yang berlangsung minggu lalu di San Francisco, AS,
Project Vault sesungguhnya adalah komputer pintar yang melindungi informasi-informasi sensitif pada ponsel di mana ia terpasang.
Project Vault mampu mengacak atau mengenkripsi pesan-pesan dari aplikasi instant messaging.
Ia turut dibekali dukungan NFC dan storage sebesar 64GB sebagai tempat menyimpan data yang aman.
Komputer mungil ini ditenagai prosesor berbasi ARM yang menjalankan sistem operasi super aman bernama ARTOS.
Seperti ditulis di laman situs “cnet,” Senin, 01 Juni 2015, “Project Vault” adalah brankas digital ponsel
Mengutip petinggi teknologi Google, Regina Dugan, “cnet” mengungkapkan proyek ini adalah keamanan tingkat tinggi dalam kemasan kecil.”
Saat ini Project Vault sendiri masih berupa eksperimen yang sedang terus dikembangkan.
Belum diketahui kapan ia akan mulai tersedia.
Rencananya, Project Vault pertama-tama bakal dibuat untuk kalangan enterprise yang membutuhkan keamanan tingkat tinggi, baru kemudian menyusul untuk konsumen yang ingin mengamankan data dari intipan hacker.
Sebelum munculnya Project Vault ini, Google juga telah mengumumkan versi baru dari Cardboard.
Dalam model terbarunya ini, raksasa internet itu ingin semakin mewujudkan gagasannya untuk membuat headset VR atau dikenal dengan nama “virtual reality” murah meriah yang bisa didapatkan oleh siapa pun.
Sebagai langkah konkrit, Google membuka software development kit dari aplikasi Cardboard untuk digunakan di iOS. Itu artinya, untuk ke depannya, Cardboard tidak hanya bisa digunakan di smartphone berbasis Android saja, tetapi berkembang ke smartphone berbasis iOS, iPhone.
“Cardboard SDK harus bisa bekerja untuk semua smartphone. Jadi, mulai hari ini Cardboard SDK tersedia untuk Android dan iOS,” tutur Clay Bavor, VP Product Management Google seperti dutulis The Verge.
Selain membuka SDK untuk iOS, Google juga merilis aplikasi Cardboard untuk iOS. Menggunakan aplikasi tersebut, pengguna iPhone dapat menikmati tampilan virtual di sudut kota tertentu, virtual kaleidoscope, dan menikmati objek 3D di museum.
Tidak hanya dari segi software, Google juga mengembangkan desain dari Cardboard. Di update terbarunya, Cardboard sudah mendukung smartphone dengan bentang layar 6 inci. Dengan dukungan bentang layar tersebut, iPhone seri terbaru, 6 dan 6 Plus, tentunya sudah bisa digunakan di Cardboard.
“Selama ini desain Cardboard sebenarnya sudah bagus, tetapi semakin banyak ponsel berlayar besar,” demikian penjelasan Bavor di balik keputusan Google untuk menghadirkan Cardboard dengan desain baru ini.
Selain itu, tombol magnet yang ada di Cardboard lama pun dihilangkan. Kini, Google menggantinya dengan sebuah tombol lain yang dikatakan mampu bekerja di semua smartphone.
Versi pertama dari Cardboard sendiri diumumkan untuk pertama kalinya pada ajang Google I/O tahun 2014 lalu.
Gagasan di balik Cardboard adalah membuat headset VR murah meriah yang bisa didapatkan oleh siapa pun. Begitu headset kardus selesai dibuat, pengguna tinggal memasang smartphone Android, dan kini iPhone, ke dalamnya dan mulai menikmati tampilan 3D.
the verge dan cnet