Hari ini, Selasa, 09 Oktober, harga emas di Merhantil Exchange Comex, New York, terjengkang bersamaan dengan penguatan dollar terhadap sekaranjang mata uang lainnya.
Seperti ditulis media keuangan dunia terkenal, “bloomberg,” Selasa pagi WIB, penurunan harga emas ini melebihi satu persin.
“Harga emas turun lebih dari satu persen karena para investor mencari perlindungan dari penguatan dolar Amerika Serikat , yang telah didorong data ekonomi AS yang memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut,” tulis media itu.
Harga emas di pasar spot turun satu koma satu persen per ounce. Harga emas berjangka AS jugaS turun pada angka yang sama
“Dolar AS yang kuat dan ekspektasi kenaikan suku bunga menekan harga emas. Hal ini menakut-nakuti investor emas,” kata Carlo Alberto De Casa, Kepala Analis ActivTrades.
Harga emas telah jatuh lebih dari dua belas persen dari puncaknya pada bulan April sebagian besar karena kekuatan dolar, yang mencerminkan ekonomi AS yang dinamis, meningkatnya suku bunga AS dan kekhawatiran perang perdagangan global.
Dolar yang lebih kuat membuat emas yang dibanderol dalam denominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Pasar saham global jatuh karena kepercayaan investor terpukul dari lonjakan minggu lalu di tengah kekhawatiran tentang sengketa perdagangan AS-China.
Kondisi ini diperparah ketika Bank Sentral China mengeluarkan kebijakan berupa pemotongan rasio cadangan wajib sebesar satu persen untuk penyimpanan renminbi mulai pertengahan Oktober ini
Hal ini bertujuan untuk menurunkan struktur biaya pembiayaan.
Tingkat pengangguran AS turun mendekati level terendah lima puluh tahun, sebuah laporan pemerintah menunjukkan pada hari Jumat, terbaru dalam serangkaian data positif yang dapat mendorong Federal Reserve untuk mempertahankan jalur kenaikan suku bunga secara bertahap.
Harga perak di pasar spot juga turun satu koma dua persen
Pekan lalu, harga emas sempat berada di posisi terbaiknya.
Emas berjangka membukukan keuntungan pertama dalam tiga sesi saat meyambut awal pekan. Hal ini dipengaruhi rilis data ekonomi Amerika Serikat terutama sektor tenaga kerja.
Perekonomian menciptakan seratus tiga puluh empat ribu pekerjaan baru pada September. Ekonom yang disurvei Marketwatch mengharapkan kenaikan seratus enam puluh delapan ribu pekerjaan.
Namun, revisi yang kuat dan pekerjaan yang dibuat pada bulan-bulan sebelumnya cukup untuk mendorong tingkat pengangguran AS turun ke tiga koma tujuh persen, yang merupakan
“Data ini menjadi momen penting untuk pasar. Angka pendapatan rata-rata per jam tidak terlalu mengecewakan dan terlepas dari gaji non sektor pertaniaan. Ini sama sekali bunga sinyal ekonomi juga,” ujar Ekonom Oanda Stephen Innes untuk Asia-Pasifik seperti dikutip dari laman Marketwatch.
Melihat kondisi itu, harga emas naik empat dollar AS atau nol komatiga persen ke per ounce. Harga emas lebih tinggi nol koma delapan persen pada pekan ini yang berdasarkan kontrak paling aktif.
Harga perak naik lima koma Sembilan sen atau nol koma empat. Harga perak alami pelemahan .
Pergerakan harga logam mulia juga dipengaruhi indeks dolar AS yang turun tipis
“Tidak mungkin dolar AS akan mendapatkan momentum signifikan karena pedagang akan lebih cenderung mengambil keuntungan dari dolar AS,” ujar Innes.
“Saya fokus pada minggu depan ketika China kembali terutama eskalasi kebijakan perdagangan China-AS. Perang dagang mungkin mengubah permainan lebih signifikan untuk pasar mata uang dari pada hasil gaji non sektor pertanian,” tambah Innes.
Data pekerjaan juga menunjukkan kenaikan gaji selama dua belas bulan yang melambat. Diperkirakan kenaikan gaji mencapai tiga persen di tengah meningkatnya persaingan dan semakin menyusutnya jumlah pekerja yang tersedia.
Gaji lebih tinggi dikaitkan dengan meningkatnya inflasi dan umumnya dilihat investor sebagai tanda tekanan harga ke atas.
“Penurunan tingkat pengangguran menjadi tiga koma dua persen dan kenaikan pertumbuha upah akan membuat the Federal Reserve menekan denga kenaikan suku bunga,” kata Ekonom Wells Fargo Securities, Sarah House.
Logam mulia biasanya digunakan untuk safa haven oleh investor rentan tertekan di tengah kenaikan suku bunga.
Kondisi itu juga mengangkat dolar AS. The Federal Reserve telah menaikkan bunga acuan tiga kali pada tahun ini
Diperkirakan kenaikan suku bunga acuan naik lagi pada Desember mendatang. Hal itu dapat dorong imbal hasil surat berharga AS lebih tinggi.
“Emas memiliki hubungan aneh dengan risiko pada saat ini investor lebih pilih obligasi dan dolar AS karena hasil yang jauh lebih menarik untuk ditawarkan. Selama dolar AS tetap kuat, saya pikir selera untuk emas akan tetap terbatas dan pedagang dapat melihat reli sebagai peluang untuk menjual,” tutur Analis Oanda Craig Erlam.
Kondisi harga emas ini juga dipicu oleh outlook ekonomi AS
“Perekonomian AS masih berada di tempat yang sangat baik. Harapan kenaikan suku bunga tahun depan masih ada,” kata Nicholas Cawley, Analis di DailyFX.com.
“Semakin tinggi harga, semakin menarik bagi investor yang mencari safe haven untuk pindah ke obligasi daripada emas,” dia menambahkan.
Sekitar setengah dari pembuat kebijakan The Fed, termasuk Ketua The Fed Jerome Powell, menunjukkan pandangan yang semakin terpadu bahwa ekonomi AS membaik.
Suku bunga AS yang lebih tinggi menarik investor ke dolar, meningkatkan nilainya dan pada gilirannya membuat harga aset lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.