Dalam perdagangan hari pertama pekan kedua Juli, hari ini, Selasa WIB, harga emas global di Divisi COMEX New York,mengalami lonjakan bersamaan dengan beralihnya para investor ke pembelian asel safe-haven
Seperti ditulis laman ekonomi dan keuangan “Bloomberg,” Selasa pagi WIB, 10 Juli, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus naik nol koma tiga persen per ounce.
Investor sangat khawatir tentang dampak dari perang perdagang antara dua ekonomi teratas dunia setelah Amerika Serikat mulai memberlakukan tarif tambahan dua puluh lima persen pada produk China
Dolar AS diperdagangkan lebih tinggi pada akhir perdagangan pada hari Senin, tetapi turun nol koma lima persen sepanjang bulan ini.
Pelemahan dolar AS dapat membuat aset dipatok terhadap mata uang, termasuk emas, lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Pada Jumat peka lalu, Pemerintahan Donald Trump resmi memulai perang dagang dengan diberlakukannya tarif sebesar tiga puluh empat miliar dollar kepada produk-produk asal China.
Kementerian Perdagangan China mengaku siap melawan.
Menurut lansiran CNBC, Kementerian Perdagangan China menyatakan tidak punya pilihan lain selain melawan balik.
Pihak kementerian menambahkan bahwa langkah Amerika Serikat dapat merusak rantai suplai dan nilai global, ditambah dengan membuat pasar bergejolak.
Seraya ingin tampil berbeda dengan Trump, pihak China mengklaim akan terus melakukan reformasi domestik dan membuka diri.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump menolak istilah perang dagang, sebab menurutnya perang tersebut sudah terjadi, dan AS sudah kalah.
“Kita tidak sedang dalam perang dagang dengan China, perang tersebut sudah dibuat kalah bertahun-tahun lalu oleh orang-orang bodoh atau tak kompeten yang mewakili AS,” ujar Trump di akun Twitter-nya pada awal April lalu.
“Sekarang kita memiliki Defisit Dagang sebesar lima ratus miliar dollar dalam setahun, ditambah kerugian Pencurian Hak Kekayaan Intelektual sebesar tiga ratus miliar dollar Kita tak bisa membiarkan ini berlanjut!” pungkasnya.
Langkah sanksi ini tetap dilaksanakan Trump meski ia sempat memuji Xi Jinping sebagai sahabatnya.
Pihak China pernah mengancam membalas tarif ke produk AS seperti kacang kedelai. Trump tidak bergeming pada ancaman itu, malah pemerintahannya menyebut siap menambah tarif .
Selama ini Trump memang selalu mengeluhkan nasib perdagangan AS yang ia anggap selalu dirugikan negara lain, baik itu negara sekutu maupun musuh.
Selain China, negara-negara lain yang terancam kena sanksi tarif Trump adalah Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa.
Bahkan, Indonesia pun disebut bisa terimbas perang dagang ini.