Site icon nuga.co

Harga Emas Dunia Lebih Mahal Hari ini

Harga emas dunia di Comex Merchatil Exchange hari ini, Jumat, 14 Juni, lebih mahal dibanding sehari sebelumnya bersamaan dengan munculnya prediksi terhadap suku bunga The Fed.

Seperti ditulis laman keungan “bloomberg,” Jumat pagi WIB, harga emas naik ke posisi tertinggi dalam sepekan didukung ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS mengacu pada data inflasi yang rendah, meskipun kenaikan ekuitas membatasinya.

Harga emas di pasar spot naik setengah  persen  per ons, setelah menyentuh level tertinggi sejak p akhir pekan pertama Juni

Adapun harga emas berjangka Amerika Serikat  menetap di setengah  persen lebih tinggi

“Langkah awal pada harga yang lebih tinggi adalah karena meningkatnya ketegangan perdagangan … Setelah itu, kekhawatiran tentang resesi atau perlambatan ekonomi AS telah membantu mendorong naiknya ekspektasi kenaikan suku bunga Fed pada Juli,” kata Suki Cooper, Analis Logam Mulia di Bank Standard Chartered.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi peluang bagi pemegang non bullion dan membebani dolar, membuat emas lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Para pembuat kebijakan Fed dijadwalkan bertemu pada 18-19 Juni. Pasar memprediksi setidaknya ada dua kali penurunan suku bunga pada akhir tahun, setelah data harga konsumen dan ketenagakerjaan dilihat sebagai indikasi melemahnya ekonomi AS.

“Itu  menemukan dukungan kuat awal minggu ini dan sejak itu lebih tinggi dengan puncak sebelumnya di sekitar seribu tiga ratus dollar dalam pandangannya, ”kata Craig Erlam, Analis Pasar Senior OANDA, dalam sebuah catatan.

Sebelumnya Wall Street dibuka lebih tinggi pada hari Kamis, dibantu oleh kenaikan saham energi setelah adanya serangan terhadap dua kapal tanker di lepas pantai Iran mendorong harga minyak.

Adapun harga perak naik satu koma satu persen  sementara platinum turun7.

Harga Palladium melonjak  dua koma enam persen  per ons setelah mencapai tertinggi lebih dari enam minggu

“Meskipun penjualan mobil secara global melambat, kami melihat kenaikan permintaan paladium di tengah regulasi emisi yang lebih ketat di seluruh dunia,” kata Standard Chartered’

Sehari sebelumnya, harga emas jugai menguat bersamaan dengan ketidak pastian perang dagang

Seperti ditulis laman keuangan “Bloomberg,” Kamis pagi WIB, harga emas  menguat  karena adnay dorongan  sejumlah sentimen mulai dari ketidakpastian perang dagang, ketegangan di Timur Tengah dan aksi protes di Hong Kong.

“Kekhawatiran perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China serta dampaknya terhadap ekonomi global mendorong harga emas menguat. Ketegangan perang dagang mungkin sudah diantisipasi, tetapi eskalasi dan penyelesaian perang dagang masih dicermati pelaku pasar dan belum cerminkan harga,” ujar Direktur GoldCore, Mark O’Byrne s

Harga emas untuk pengiriman Agustus di divisi Comex naik  nol koma empat persen

Sentimen perang dagang masih menjadi fokus pelaku pasar, sebagian besar bursa saham global melemah.

Hal tersebut juga mendorong permintaan emas. Indeks saham acuan AS di wall street juga melemah sehingga pengaruhi pergerakan harga emas.

Awal sesi, harga emas sempat berada di zona positif usai rilis data indeks harga konsumen AS naik persen pada April. Angka itu alami kenaikan tipis sejak Januari.

“Rendahnya inflasi memberikan bank sentral peluang untuk melonggarkan kebijakan moneternya,” ujar O’Byrne.

Selain itu, indeks dolar AS lebih rendah dan imbal hasil surat berharga melemah juga membuat emas lebih menarik. Emas mendapatkan sentimen positif usai imbal hasil surat berharga AS turun tajam pada pekan lalu.

Hal ini seiring investor meningkatkan taruhannya terhadap bank sentral AS yang akan menurunkan suku bunga pada 2019. Rendahnya imbal hasil akan positif untuk harga emas.

Sentimen lainnya pengaruhi pergerakan harga emas yaitu, investor mengamati aksi protes di Hong Kong.

Di Timur Tengah, AP melaporkan, kalau aliansi Iran meluncurkan serangan ke bandara Arab Saudi. Hal ini terjadi sebelum kedatangan Perdana Menteri Jepang ke Iran, yang merupakan kunjungan bersejarah untuk kurangi ketegangan di Timur Tengah.

“Aset safe haven akan berlanjut menguat di tengah ketegangan perang dagang. Penerapan tarif memperketat kebijakan fiskal AS. Harga emas dapat reli di atas  seribu empat ratus dollar per ounce jika perang dagang terus berlangsung,” tulis analis Bank of America Merrill Lynch.

Namun, komoditas lainnya masih akan berjuang. Sentimen perang dagang AS-China dapat berdampak negatif terhadap industri logam. Konsumsi China di antara empat puluh lima hingga enam puluh lima persen dari total kebutuhan dunia.

“Bahan mentah ini sangat sensitif terhadap ekspor dan investasi,” seperti dikutip dari laporan Bank of America Merrill Lynch.

Exit mobile version