Hari ini, Rabu, 30 Januari, harga emas global melonjak ke level tertinggi dalam delapan bulan terakhir, di tengah keraguan seputar hubungan perdagangan Amerika Serikat dengan China dan menjelang pengumuman Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Seperti ditulis laman keuangan “bloomberg,” Rabu pagi WIB, harga emas di pasar spot naik setengah persen menjadi siang waktu New York.
Pada sesi ini, harga emas sempat mencapai level tertinggi sejak Mei tahun lalu atau selama delapan bulan terakhir.
“Katalis utama untuk harga emas bergerak naik hari ini adalah kejatuhan dalam perang perdagangan (AS-China),” kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.
“Ada juga pertanyaan mengenai apakah ekonomi melambat melihat banyak indikasi seperti perang perdagangan dengan China” tambah dia.
Perang dagang AS dengan China semakin memuncak usai AS mengeluarkan dakwaan pidana kepada perusahaan China Huawei.
Kementerian Kehakiman Amerika Serikat mendakwa perusahaan raksasa telekomunikasi China, Huawei dan kepala keuangannya Meng Wanzhou.
AS mendakwa Huawei dan putri bos perusahaan itu, Meng dengan tuduhan penipuan bank, menghalangi proses hukum, dan pencurian teknologi.
China mengecam Amerika Serikat karena telah mendakwa perusahaan telekomunikasi raksasa Huawei dengan sejumlah gugatan pidana.
Merespons langkah AS, Negeri Tirai Bambu menuduh bahwa Amerika berusaha untuk “membunuh” operasi bisnis Huawei yang sejatinya “berjalan legal dan normal”.
Investor khawatir tuduhan itu akan mempersulit pembicaraan perdagangan tingkat tinggi AS-China yang akan dimulai pada hari Rabu.
Dorongan tambahan untuk kenaikan harga emas datang dari ekspektasi bahwa Fed akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya. Pembuat kebijakan Fed diharapkan untuk merilis pernyataan kebijakan pada hari Rabu waktu setempat, diikuti oleh konferensi pers dari Ketua Fed Jerome Powell.
Emas cenderung naik karena ekspektasi suku bunga yang lebih rendah. “Ada banyak alasan untuk tetap melihat emas sebagai cara untuk mencari perlindungan mengingat harapan bahwa pasar lain akan terus berjuang, terutama saham,” jelas analis Saxo Bank Ole Hansen.
“Momentum emas telah ditetapkan sekarang. Kita hanya perlu mengetahui seberapa kuat momentum telah didukung oleh minat spekulatif.” tambah dia.
Kenaikan harga emas ini merupakan rentetan dari kenaikan kemarin.
Selasa, 29 Januaei, harga emas globali berkibar dalam perdagangan sesi awal di Comex Exchange, New York, bersamaan dengan tekanan yang dialami dollar
Seperti ditulis laman keuangan “bloomberg,” Selasa pagi WIB, harga emas menguat pada awal pekan ini seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) yang tertekan. Investor juga khawatir terhadap kondisi geopolitik.
Pelaku pasar juga menanti hasil pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve dalam dua hari pada pekan ini. Keputusan hasil pertemuan the Fed diumumkan pada Rabu waktu setempat.
Harga emas untuk pengiriman Februari menguat nol koma empat persen per ounce. Angka itu tertinggi dalam tujuh bulan.
Sementara itu, harga emas untuk pengiriman April bertambah dalam posisi yang sama
Harga perak juga menguat.
Sebagian penutupan pemerintahan AS atau shutdown sudah berakhir pada pekan lalu, sebagian pelaku pasar sudah mengantisipasi. Namun, presiden AS Donald Trump menilai shutdown itu bukan yang akan terakhir kalinya.
Pada Selasa waktu setempat juga menandai pemungutan suara lain di parlemen Inggris dalam kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa. Versi saat ini yang disajikan oleh Perdana Menteri Inggris Theresa May mirip dengan penawaran sebelumnya, membuat beberapa analis menduga kesepakatan itu akan ditolak lagi.
Faktor-faktor ini dikombinasikan dengan pertemuan the Federal Reserve pada pekan ini memberikan iklim tidak pasti terhadap emas.
“Kami percaya bahwa the Fed AS tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut pada Rabu karena kekhawatiran ekonomi telah meningkat,” ujar Analis Commerzbank, Carsten Fritsch, dalam sebuah catatan, seperti dikutip dari laman Marketwatch
“Meski pun ini memiliki dampak positif pada emas, rilis laporan pasar tenaga kerja yang kuat di AS dapat memiliki efek pada Jumat,” seperti ditulis dalam laporan itu.
Ekonom yang disurvei oleh Marketwatch memperkirakan, laporan data tenaga kerja menunjukkan seratus tujuh puluh tujuh ribu pekerjaan bertambah pada Januari usai Desember bertambah tiga ratus dua belas ribu.
Sementara itu, dalam laporan analis UBS Global Wealth Management menyebutkan, kalau the Fed melakukan upaya besar dalamn beberapa pekan terakhir untuk menekankan ketergantungan dari fleksibilitas data terkait kenaikan suku bunga lebih lanjut.
“Pasar sekarang menetapkan harga tanpa kenaikan suku bunga tahun ini. Pimpinan the Federal Reserve perlu memperkuat retorika akomodatif pada konferensi pertemuan the Fed pada pekan ini,” tulis laporan itu.