Harga emas dunia di Comex Merchantil Exchange hari ini, Rabu,10 Juli, tumbang ke angka terendah selama sepekan terakhir setelah mengalami masa euphorianya sejak awal bulan ini.
Pada hari Selasa kemarin harga emas kembali tergelicnir. Bahkan penurunan ini menjadi yang terendah dalam satu minggu terakhir.
Seperti ditulis laman “blomberg,” melemahnya harga emas ini karena dolar AS terus menguat imbas ekspektasi penurunan suku bunga yang kurang agresif oleh Federal Reserve bulan ini.
Sementara investor masih menunggu pernyataan Jerome Powell tentang kebijakan moneternya.
Harga emas di pasar spot turun nol koma empat persen per ounce.
Sementara untuk harga emas berjangka AS turun setengah persen
“The Fed yang kurang dovish ditambah data lapangan pekerjaan yang lebih baik dari perkiraan dan meningkatnya optimisme tentang meredanya tensi perang dagang AS – China telah memperkuat dolar, menyeret harga emas,” kata Jeff Klearman, manajer portofolio di GraniteShares.
Menurutnya, pernyataan Gubernur Bank Sentral AS sebelum kongres menjadi kunci pergerakan emas ke depannya.
“Jika Powell mengkonfirmasi pandangan dovish, kita akan melihat beberapa pelemahan dolar dan menaikman harga emas; imbal hasil obligasi juga akan baik1, ” kata analis Saxo Bank Ole Hansen.
Ekspektasi pasar akan penurunan dua puluh lima basis poin berada pada sembilan puluh delapan persen, dengan peluang penurunan lima puluh basis poin berkurang menjadi lima koma sembila persen dari dua puluh lima persen pada minggu lalu.
Bahkan kini investor berpikir bahwa Fed tidak akan memangkas suku bunga pada bulan September.
Penguatan dolar saat inu berada di angka tertinggi selama tiga minggu terakhir versus beberapa mata uang utama. Hal ini didukung juga oleh berita bahwa Amerika Serikat dan China akan memulai kembali perundingan perdagangan minggu ini.
Selain itu, cadangan konsumen emas China melonjak pada akhir Mei. Saat ini China menjadi konsumrn logam mulia terbesar di dunia.
Sehari sebelumnya harga emas juga jatuh setelah sehari sebelumnya muncul prediksi bahwa akan adanya kenaikan dalam beberapa hari mendatang.
Seperti juga ditulis laman keuangan “bloomberg,” , harga emas melemah tipis pada penutupan perdagangan karena meningkatnya ekspektasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve tidak akan agresif memangkas suku bunga di akhir bulan ini.
Pandangan tersebut membuat nilai tukar dolar AS menguat membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi investor yang bertransaksi menggunakan mata uang lainnya.
Harga emas di pasar spot turun nol koma dua persen per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun nol koma satu persen
Dengan adanya laporan tenaga kerja yang kuat maka taruhan pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin telah turun dari semula 30 persen menjadi hanya dua persen,” jelas analis INTL FCStone, Edward Meir.
“Fakta bahwa proyeksi penurunan suku bunga kemungkinan besar tidak akan terjadi menjadi faktor yang membuat harga emas turun atau merugi,” tambah dia.
Laporan data tenaga kerja yang lebih baik pada Jumat lalu mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga acuan yang besar pada pertemuan yang akan digelar pada akhir Juli dan mengangkat nilai tukar dolar AS ke level tertinggi dalam tiga pekan.
Namun sebagian besar analis dan ekonom masih memperkirakan bahwa the Fed akan memangkas suku bunga dengan besaran yang lebih kecil yaitu hanya seperempat persen atau dua pu;uh lima basis poin.
Hal tersebut mengingat data tenaga kerja saja yang cukup baik tetapi data ekonomi yang lain masih mengalami tekanan.
Saat ini, pelaku pasar tengah menunggu pidato dari Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell di Kongres AS tentang proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun ini. Pidato tersebut akan dilakukan pada tengah pekan ini.
Pidato tersebut akan menjadi petunjuk bagi pelaku pasar untuk memperkirakan prospek jangka pendek dan juga rencana kebijakan moneter Bank Sentral AS.
Harga emas sempat menyentuh level tertingginya untuk pertama kalinya dalam enam tahun pada bulan lalu. Hal tersebut didorong oleh ekspektasi penurunan tingkat bunga the Fed
“Ketegangan yang berjelanjutan di Iran dan berita utama mengenai tindakan yang dilakukan oleh Bank Sentral di seluruh dunia menjadi dukungan bagi harga emas untuk melonjak,” jelas analis High Ridge Futures, David Meger.
Bank Sentral China meningkatkan cadangan emas mereka selama tujuh bulan berturut-turut pada Juni. China adalah konsumen logam mulia terbesar di dunia.
Sehari sebelumnya, seperti ditulis dalam analisa “bloomberg,” harga emas diprediksi akan menembus harga tertingginya hingga akhir tahun karena adamya data penyerapan tenaga kerja yang lebih tinggi
Sebelumnya, harga emas sempat terpukul cukup keras pada perdagangan Jumat lalu karena berbagai faktor ekonomi a Amerika Serikat yang lebih baik dibandingkan dengan prediksi analis.
Dengan adanya data tenaga kerja yang lebih baik tersebut, ekspektasi bahwa Bank Sentral AS atau the Federal reserve akan memangkas suku bunga lima puluh persen pun luruh. Saat ini ekonom dan analis tengah menghitung ulang.
“Sekarang terlihat semakin kecil kemungkinan bahwa the Fed akan mulai memotong suku bunga pada bulan ini seperti yang diharapkan pasar. Kami masih berpikir the Fed akan memangkas suku bunga ketika ekonomi melambat,” jelas Andrew Hunter, ekonom dari Capital Economics U.S seperti dikutip dari Kitco, Senin
“Kemungkinan besar mereka akan mulai pada bulan September daripada Juli, ”tambah Hunter.
Dengan adanya perkiraan baru dari para ekonom ini berdampak jangka pendek terhadap harga emas. Penguatan dolar AS membawa harga emas dan perak turun sekitar dua persen pada Jumat lalu.
Namun secara jangka panjang, harga emas masih akan tembus angka tertingginya karena adanya kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global.
Oleh karena itu, beberapa analis melihat bahwa pelemahan yang terjadi pada Jumat lalu akan pulih kembali pada perdagangan pekan ini.