Fisikawan genius asal Inggris, Stephen Hawking, yang kini mendekam di kursi roda, dan kata-katanya tak pernah sepi dari kontroversi, kembali membuat heboh lewat “goncangan” pendapatnya yang mengharuskan manusia meninggalkan Bumi untuk melanjutkan kehidupan.
“Manusia harus pindah ke planet lain apabila tidak ingin punah di Bumi. Manusia tidak akan bertahan selamanya di Bumi tanpa bencana. Saya ingin kita menyebar ke luar angkasa. Sehingga, manusia tidak hanya memiliki semua ‘telur’ di satu keranjang atau hanya pada satu planet,” kata Hawking, seperti dilansir “Gizmodo,” Selasa , 20 januari 2015.
Hawking mengungkapkan pendapatnya itu untuk menjawab sebuah pertanyaan yang menjurus pada sSpace colonization’ atau kolonisasi luar angkasa.
Fisikawan, yang mengalami kelumpuhan, dan pita suaranya rusak akibat penyakit, sejak lama sudah menggunakan program teks prediktif yang dibuat oleh Intel untuk berkomunikasi dengan pewawancara.
Pernyataan Hawking tentang tidak amannya Bumi dari kepunuhan ini pernah ia ungkapkan pada April 2013, dan dikutip oleh website “Space.” Saat itu Hawking mengatakan umat manusia harus memiliki koloni di luar angkasa.
Menurut Hawking, mempunyai pemukiman di luar angkasa penting untuk bertahan hidup bagi manusia.
Fisikawan teoritis paling hebat yang pernah dimiliki Bumi ini mengatakan, manusia tidak akan dapat bertahan hidup dalam waktu seribu tahun kedepan.
“Manusia tidak akan bertahan seribu tahun tanpa melarikan diri di luar planet kita yang rapuh,” ujar Hawking.
Hawking telah lama dikenal sebagai pendukung eksplorasi luar angkasa untuk menjamin kelangsungan hidup manusia.
Menurutnya, hidup di sebuah planet tunggal memiliki risiko pemusnahan diri melalui perang atau kecelakaan atau bencana seperti serangan asteroid.
Sebelumnya beberapa pendapat Hawking pernah membantah beberapa teori tentang jagat raya dari ilmuwan sebelumnya.
Ia pernah menganulir tentang lubang hitam di luar angkasa. Selama ini ilmuwan mempercayai bahwa lubang hitam sungguh ada dan bisa ‘menghisap’ segala sesuatunya ke dalam objek terseut.
Dilansir Cnet, tahun lalu, sebuah informasi dari Cornell University Library yang ditulis Stephen Hawking, mengangkat tema Pelestarian Informasi dan Ramalan Cuaca untuk Lubang Hitam.
Ia mengatakan, tidak adanya peristiwa cakrawala menandakan bahwa tidak ada lubang hitam.
Ia tidak percaya keberadaan lubang hitam, yang bisa menjebak cahaya sehingga tidak dapat melarikan diri. Menurutnya, tidak ada lubang kegelapan dan tidak selamanya ada. Selalu ada kemungkinan bahwa cahaya akan muncul.
“Meskipun demikian, ada cakrawala yang bertahan untuk jangka waktu yang lama. Ini menunjukkan bahwa lubang hitam harus didefinisikan kembali,” tutur Hawking.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa cakrawala ialah permukaan, di mana cahaya mencoba untuk bergegas menjauh dari inti lubang hitam. Apabila cahaya berada pada posisi terjebak atau tersuspensi, cahaya tidak dapat muncul dan terperangkap dalam objek tersebut.
Pemahaman umum yang beredar mengungkap bahwa tidak mungkin cahaya bisa keluar dari lubang hitam. Sekali lagi Hawking mendobrak pemahaman tersebut dan mendorong untuk mendefinisikan kembali pengertian lubang hitam.
Senada dengan yang diyakini Hawking, ahli fisika dari University of Alberta di Kanada, Don Page, mengungkapkan kemungkinan partikel bisa muncul dari lubang hitam.
“Alam semesta tidak diciptakan oleh Tuhan,” ujar ilmuwan Stephen Hawking di dalam buku terbarunya.
Profesor Hawking percaya bahwa hukum fisika adalah faktor utama terjadinya Big Bang, sebuah ledakan besar yang menyebabkan terbentuknya alam semesta. Jadi pencipta alam semesta bukanlah Tuhan, seperti yang diceritakan di dalam kitab-kitab suci semua agama
Bahkan Hawking dalam bukunya berjudul ‘The Grand Design’, menyimpulkan alam semesta tercipta berkat adanya hukum gravitasi. Dengan demikian alam semesta bisa dan akan menciptakan dirinya sendiri dari ketiadaan.
“Penciptaan secara spontanitas adalah alasan bahwa ada sesuatu dari hal yang tidak ada. Itulah artinya mengapa alam semesta itu ada, mengapa kita ada,”
“Tidaklah perlu untuk melibatkan Tuhan dalam menciptakan dan menjalankan alam semesta,” tambah Hawking.
‘The Grand Design’ merupakan buku terbaru dari ilmuwan yang menderita lumpuh permanen ini.
Penulisan buku ini dibantu oleh Leonard Mlodinow, seorang ahli fisika asal Amerika. Buku tersebut menjadi tantangan untuk teori dari Sir Isaac Newton yang menyebutkan bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan.
Profesor Hawking sendiri sebelumnya menerima keberadaan Tuhan berkaitan dengan penciptaan alam semesta dalam buku yang berjudul ‘A Brief of Time’.
Dalam buku tersebut ilmuwan yang lahir pada 1942 ini sempat menuliskan “Jika kita menemukan teori yang lengkap terkait penciptaan alam semesta, itu akan menjadi kemenangan yang besar bagi umat manusia. Untuk sementara itu, kita harus tahu pikiran dari Tuhan”.
Namun kini pandangannya telah berubah.