Fisikawan dan kosmolog ternama dunia asal Inggris, Stephen Hawking, kembali menggelitik dunia dengan pendapatnya yang mengatakan eksistensi manusia di bumi akan punah kalau tidak mampu melakukan misi penjelajahan untuk menemukan kehidupan baru di planet lain.
Hawking, yang dalam buku terakhirnya menuai kritikan karena menulis tentang tidak adanya campur tangan Tuhan dalam pembentukan jagat raya, mengingatkan akan kepunahan manusia di bumi dalam masa seribu tahun mendatang.
Ia menganjurkan kepada ilmuwan untuk terus mengeksplorasi ruang angkasa guna mendapatkan planet bagi kelanjutan kehidupan manusia. “Kalau eksplorasi antariksa tidak menemukan kehidupan bagi manusia, maka akan terjadi kepunahan makhluk ini,” katanya dalam orasi ilmiah terbarunya.
Ia menegaskan bahwa misi penjelajahan angkasa masih tetap perlu dilanjutkan. Tujuannya tak lain demi kemanusiaan itu sendiri.
Kosmolog berusia 71 tahun tersebut yang datang ke Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles, pekan lalu, dalam kuliah tentang penelitian sel punca yang yang sekaligus untuk penanganan penyakit Lou Gehrig, yang dideritanya, dan menyebabkania harus berada di kursi roda. Ia juga ditunjang oleh alat bantu untuk mengeluarkan suara karena suaranya yang terpendam.
Hawking, yang merupakan fisikawan paling brilian itu, mengungkapkan bahwa tanpa penjelajahan angkasa, manusia terancam punah. Manusia belum tentu bisa bertahan hidup 1.000 tahun lagi. Satu-satunya jalan, manusia harus punya opsi untuk lari dari Bumi yang rentan.
Selain bicara soal penjelajahan angkasa, Hawking juga bicara tentang pengalaman hidupnya. Hawking didiagnosis mengalami penyakit saraf 50 tahun lalu. Ia mengungkapkan bahwa pada awalnya ia sangat depresi dan berpikir untuk menghentikan studinya.
Namun, Hawking akhirnya tetap melanjutkan studinya. Dikutip Physorg, , Hawking mengatakan, “Jika memahami bagaimana semesta bekerja, Anda bisa mengontrolnya dengan suatu cara.”
Hawking bicara tentang penyakitnya yang juga disebut amyotrophic lateral sclerosis (ALS). Penyakit itu menyerang sel saraf sehingga pada akhirnya penyandangnya sulit bergerak dan bernapas. Tidak ada pengobatan untuk penyakit itu.
Namun, Hawking dan hidupnya luar biasa. Meski akhirnya sulit berkomunikasi dan harus mengandalkan robot, Hawking tetap aktif. Pada tahun 2007, ia bahkan merasakan berada di zona minim gravitasi, sesuatu yang orang umumnya tak punya kesempatan.
Hawking memotivasi umat manusia. “Bagaimanapun sulitnya hidup kita, selalu ada jalan bagi kita bisa lakukan dan bidang bagi kita untuk sukses,” kata Hawking yang terkenal lewat bukunya A Brief History of Time dan The Grand Design.
Saat awal didiagnosis, dokter yang menangani Hawking mengatakan bahwa ia takkan hidup lama. Namun, ternyata Hawking berhasil mencapai usia 70 tahun. Robert Baloh, direktur Cedar-Sinai ALS Program, mengatakan, hingga kini belum diketahui apa yang bisa membuat Hawking berumur panjang.
Baloh menuturkan, pasien penderita ALS memang bisa bertahan hidup hingga 10 tahun lebih. “Tapi, 50 tahun (seperti yang dialami Hawking) benar-benar tidak biasa,” katanya.