“Jalur Gaza itu jaringan laba-laba terwongan.” Itu yang ditulis dengan komprehensif dan “indepth” oleh surat kabar terkenal Timur Tengah terbitan Beirut, Lebanon, “Middle East Monitor” dalam edisi Minggunya, 27 Juli 2014.
Penggunaan terowongan di Gaza, tulis artikel Middle East Monitor,” dimulai satu setengah dekade lalu di wilayah yang berbatasan dengan Mesir, untuk menyelundupkan senjata ke Gaza di bawah pengamanan perbatasan Pasukan Pertahanan Israel.
Selain untuk menyelundupkan senjata, pengelola terowongan mengembangkannya untuk mengimpor berbagai barang kebutuhan warga, seperti dikutip “Middle East “ dari Dr Eado Hecht. Hecht, seorang analis pertahanan independen dan dosen doktrin militer di Begin-Sadat Center for Strategic Studies di Bar Ilan University.
Menurut dia, setelah Israel menarik diri dari Gaza, jumlah terowongan penyelundup meningkat dari puluhan menjadi ratusan seiring dengan semakin banyaknya warga Gaza yang terlibat dalam bisnis menguntungkan ini.
Untuk mencari dimana lokasi dan jaringan terowongan dibutuhkan deteksi pintu masuknya atau melihat terowongan itu sendiri dengan alat akustik, seismik, atau radar.
Bahkan setelah sebuah terowongan dideteksi, orang tidak lantas mengetahui rute pasti terowongan itu.
“Untuk menyembunyikan terowongan dari intelijen Israel, pintu masuk biasanya terletak di lantai dasar rumah, masjid, sekolah, atau bangunan publik lainnya,” kata Eado di “Middle East.”
Menggali terowongan adalah proses yang lama dan berat, biasanya memakan waktu beberapa bulan karena dilakukan dengan tangan.
Pasalnya, menggunakan alat penggali bertenaga motor akan membuat suara berisik yang bisa didengar oleh Israel. Terowongan yang digali Hamas biasanya sedalam dua puluh meter jadi sangat sulit terdeteksi.
Untuk menemukan terowongan, Israel harus memiliki informasi intelijen dari Gaza atau mereka harus masuk dan mencari sendiri dari rumah ke rumah.
Menghancurkan sebuah terowongan adalah operasi yang panjang dan kompleks, serta hanya bisa dilakukan dengan tepat dengan data pasti dan mendetail mengenai rute serta kedalamannya.
Sebuah temuan pintu masuk lorong bawah tanah di Nir Oz, kawasan Jalur Gaza, beberapa tahun lalu semakin membuat Israel yakin soal ancaman yang bakal datang tiba-tiba. Terowongan itu memungkinkan serangan teroris kepada rakyat sipil ataupun tentara Israel.
Nir Oz adalah wilayah pertanian yang dekat dengan perbatasan Israel. Wilayah itu berada di bawah kendali pemerintahan Hamas yang kini berkuasa di Palestina.
Dua tahun lalu , tentara Israel juga menemukan terowongan bawah tanah yang terhubung dengan kawasan selatan Jalur Gaza. Kala itu, terowongan tersebut penuh dengan bahan peledak.
Israel mengklaim kalau terowongan-terowongan di perbatasan dengan Jalur Gaza menjadi media penyelundupan senjata, baik roket maupun senjata berat lainnya. Menurut Israel, penyelundupan semacam itu memperkuat posisi Hamas dalam konflik.
Bahkan di sebuah kesempatan polisi Mesir juga menemukan terowongan yang dipakai oleh Hamas untuk menyelundupkan mobil ke Jalur Gaza saat para pelaku sedang beraksi.
Kantor berita resmi Mesir, “MENA,” kala itu melaporkan, dua mobil seludupan itu ditemukan di dalam terowongan yang terletak di daerah Al-Dehniya, selatan perlintasan perbatasan Rafah.
Polisi Mesir menyerbu terowongan itu di saat para penyelundup berupaya memindahkan mobil-mobil tersebut. Namun para pelaku berhasil melarikan diri dengan mobil-mobil curian.
Mesir memerangi aksi-aksi penyelundupan ke Jalur Gaza baik lewat darat maupun laut karena tekanan Israel dan AS, guna menghentikan pasokan senjata kepada Hamas.
Bahkan aparat keamanan Mesir sering menyerbu dan menghancurkan terowongan-terowongan yang dipakai untuk aksi penyelundupan ke Jalur Gaza, yang miskin dari Rafah.
Rafah adalah satu-satunya jalur ke luar masuk wilayah Palestina yang tidak dikontrol Israel.
Wilayah Gaza, yang dikuasai Hamas sejak Juni 2007 ini, sangat bergantung pada jaringan terowongan yang ada di perbatasan sejak Israel dan Mesir menutup arus keluar-masuk ke wilayah itu kecuali untuk kepentingan bantuan kemanusiaan.
Terowongan-terowongan itu umumnya digunakan warga untuk menyelundupkan berbagai barang kebutuhan pokok, seperti makanan, hewan, dan senjata.
Pemerintah Mesir pernah menghancurkan enam terowongan yang digunakan untuk menyelundupkan bahan bakar dan makanan ke Jalur Gaza.
Semua terowongan di sepanjang perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza juga menjadi tempat untuk menyelundupkan pipa, mainan, suku cadang mobil, pakaian, dan produk lain yang ditujukan untuk Palestina. .
Seorang pejabat Mesir mengungkapkan pemerintahannya telah menempatkan kamera pengawas di sepanjang perbatasannya dengan Jalur Gaza sebagai bagian dari upaya untuk mengekang penyelundupan senjata ke wilayah Palestina.
Ia mengatakan, operasi itu adalah tahap pertama dari kerja sistem keamanan teknologi tinggi yang ditempatkan dengan bantuan AS untuk mendorong gencatan senjata yang diumumkan Israel dan Hamas.
Israel menyatakan, terowongan di Jalur Gaza juga digunakan oleh penguasa Islam Hamas untuk menyelundupkan senjata, termasuk roket ke Jalur Gaza, yang digunakan untuk melawan negara Yahudi itu.
Jet-jet Israel telah mengebom terowongan-terowongan itu pada waktu perang tersebut, yang dilancarkan “untuk menghentikan serangan roket dari Jalur Gaza, dan melakukan beberapa pengeboman terhadap terowongan itu.