Zuckerberg akhirnya datang dengan nada rendah untuk minta maaf kepada “penduduk” aplikasinya, WhatsApp, setelah layanan pesan instan itu “tumbang di sejumlah negara sejak semalam, Kamis dinihari Wib, 04 Mei.
Mereka yang sempat kesulitan menerima dan mengirim pesan melakukan komplain di media sosial, salah satunya adalah di akun resmi milik Mark Zuckerberg.
Awalnya, CEO dan pendiri jejaring sosial terbesar di dunia itu mengumumkan pencapaian jumlah pengguna layanan di bawah Facebook, termasuk Instagram dan WhatsApp.
Postingan prestasi itu langsung diserbu komentara mengenai layanan WhatsApp yang tak bisa diakses.
“Di Brasil, kami tidak bisa menggunakan WhatsApp, apa yang terjadi,” tulis akun Castro de Leo.
Mendapat bombardir pesan serupa di postingannya, Zuck pun langsung menanggapinya dengan menyampaikan permohonan maaf.
“Kami sedang dalam proses memperbaikinya. Kami mohon maaf atas kejadian tak menyenangkan ini,” balas miliuner muda tersebut.
Matinya layanan WhatsApp ini paling banyak terjadi di Eropa bagian barat, pesisir timur Amerika Serikat, dan Amerika Selatan.
Di luar wilayah itu, ada pula beberapa negara yang turut kesulitan mengakses WhatsApp.
ukti lumpuhnya WhatsApp ini bisa dilihat dari situs Down Detector. Down Detector mencatat gangguan pada WhatsApp terjadi sejak Rabu, Kamis, pukul 03.00 WIB.
Pada peta yang mereka rilis, tampak wilayah-wilayah yang tak bisa mengakses WhatsApp dengan intensitas yang berbeda.
Melihat peta tersebut, wilayah sekitar Jakarta turut kena imbas meski dengan intensitas yang biasa saja.
Sementara di kawasan Asia Tenggara, Singapura dan Filipina mengalami masalah yang sama. Namun dalam peta Down Detector, intensitas WhatsApp lumpuh di Singapura jauh lebih hebat dibanding Jakarta atau Filipina.
Ada kemungkinan masalah di WhatsApp ini begitu masif sehingga pemulihannya butuh waktu dan menimpa banyak wilayah. Masalah server ditengarai penyebab matinya layanan WhatsApp
Laporan dari The Independent menyebutkan untuk beberapa saat WhatsApp tak bisa digunakan sama sekali.
Selain tak bisa mengirim dan menerima pesan, pengguna yang tak bisa masuk ke akun mereka masing-masing.
Bahkan untuk memuat percakapan aplikasi itu sendiri, waktu loading sangat lama.
Matinya layanan WhatsApp ini paling banyak terjadi di Eropa bagian barat, pesisir timur Amerika Serikat, dan Amerika Selatan. Di luar wilayah itu, ada pula beberapa negara yang turut kesulitan mengakses WhatsApp.
Melihat peta tersebut, wilayah sekitar Jakarta turut kena imbas meski dengan intensitas yang biasa saja.
Sementara di kawasan Asia Tenggara, Singapura dan Filipina mengalami masalah yang sama.
Namun dalam peta Down Detector, intensitas WhatsApp lumpuh di Singapura jauh lebih hebat dibanding Jakarta atau Filipina.
Ada kemungkinan masalah di WhatsApp ini begitu masif sehingga pemulihannya butuh waktu dan menimpa banyak wilayah. Masalah server ditengarai penyebab matinya layanan WhatsApp.
Namun jika menengok jumlah laporan di Down Detector, layanan WhatsApp berangsur-angsur pulih kembali di beberapa tempat.
Matinya layanan WhatsApp juga pernah terjadi sebelumnya seperti di pada malam Tahun Baru dua tahun silam
Kendati demikian, layanan WhatsApp tergolong jarang bermasalah jika dibandingkan aplikasi populer lainnya.
Gangguan pada layanan WhatsApp merupakan kabar buruk bagi penggunanya.
Pasalnya aplikasi yang bernaung di bawah grup Facebook ini memiliki satu koma dua miliar pengguna aktif setiap bulan di seluruh dunia
Posisi Facebook, yang didalamnya ada WhatsApp, sebagai raksasa internet makin kukuh setelah laporan terbaru menyebutkan pengguna mereka terus bertambah.
Laporan kuartal pertama tahun ini menunjukkan Facebook terus dipakai oleh hampir dua miliar penguna aktif setiap bulannya.
Pencapaian tersebut dipamerkan oleh Mark Zuckerberg, sang pendiri sekaligus CEO, di akun Facebook resminya.
Dalam status yang diunggahnya pada Rabu 3 Mei, terdapat sejumlah pencapaian yang Facebook raih di laporan terbaru. Salah satunya adalah jumlah pengguna aktif bulanan yang kini mencapai satu koma sembilan miliar.
“Komunitas kami sekarang sudah punya lebih dari satu koma sembilan miliar pengguna aktif per bulan, termasuk hampir satu koma tiga miliar orang yang aktif setiap hari,” tulis Zuckerberg.
Angka itu berarti setengah populasi dunia yang sudah menggunakan internet aktif di Facebook.
Ini berarti penetrasi Facebook di seluruh penduduk dunia yang telah mengenal internet sudah mencapai lima puluh satu persen.
Pencapaian tersebut menasbihkan Facebook sebagai raja jejaring sosial.
Namun dominasi Facebook tak hanya nampak dari layanan utamanya.
Masih dari infografik yang sama, aplikasi lainnya yang berada di bawah naungan Facebook pun juga mencatat performa yang cukup mengesankan.
Melihat laporan tersebut, raihan Facebook nampak tak goyah meski sejumlah kasus menimpa mereka.
Belakangan, sejumlah kasus bunuh diri dan pembunuhan merebak di platform Facebook. Hal itu lantas menyebabkan keresahan bagi pengguna lainnya di seluruh dunia.
Pada status yang Zuckerberg buat sebelumnya, Facebook berenc