Ryan Giggs kini berada dalam situasi “sulit” bersamaan dengan munculnya pinangan Swansea yang baru saja memecat manajer timnya, Bob Bradley, Selasa lalu
Situasi ini menjadikan Giggs terjebak dalam pilihan yang sulit.
Namun begitu seruan banyak rekannya dan para pemain meminta Giggs untuk menerima saja piangan Swansea.
“Kami merindukan Anda kembali ke lapangan dan terimalah ajakan Swansea,” tulis “mirror, “ Jumat, menghimpun seruan banyak kalangan pesepakbola terhadapnya.
Swansea sebelumnya juga telah memecat Francis Guidolin pada Oktober silam dan merekrut Bradley.
Namun, juru taktik asal Amerika Serikat itu dinilai tak memberikan kemajuan bagi tim. Bahkan, di laga terakhir, Swansea ditekuk West Ham United di hadapan publik sendiri).
Kini Swansea tengah mencari manajer baru.
Dan salah satu pilihan itu jatuh pada legenda Manchester United, Ryan Giggs
Giggs menjadi satu-satunya kandidat kuatnya.
Upaya pendekatan dari Swansea pun dibenarkan Giggs meski Giggs sepertinya tak terlalu antusias menanggapi tawaran tersebut.
“Saya sedang menikmati tahun-tahun saya di luar, dan saya mendapatkan telepon dari Swansea,” ucap Giggs yang memilih mundur dari kursi staf pelatih MU ketika Jose Mourinho ditunjuk sebagai manajer Setan Merah itu kepada ITV seperti dikutip dari Goal.
“Saya bertemu mereka beberapa kali namun pada akhirnya saya merasa ambisi mereka tidak pas bagi saya, jadi tawaran itu tak berhasil.”
Selain Giggs kandidat lain untuk menggantikan posisi Bradley di Swansea adalah Alan Pardew dan Gary Rowett.
Bradley sendiri mengaku menerima pemecatan dirinya sebagai bagian dari risiko sepak bola.
“Sepak bola bisa menjadi kasar dan anda hanya memiliki sebuah kesempatan untuk menjadi kuat. Saya harap Swansea mendapatkan yang terbaik dan saya menantikan tantangan baru,” tutur Bradley seperti dikutip dari FourFourTwo
Juru taktik berkepala plontos itu mengaku dirinya paham akan tantangan berat ketika memutuskan menerima pinangan Swansea pada Oktober silam.
Atas dasar itu dirinya merasa tertantang dan percaya diri bisa melaluinya.
“Itulah yang selalu saya katakan kepada para pemain,” ujar Bradley yang mengaku menyesal dengan ketidaksabaran manajemen klub terhadapnya.
Sementara itu, mantan bek Manchester United Gordon McQueen menilai legenda Setan Merah Ryan Giggs cocok jadi manajer Swansea City.
Ia juga berharap Giggs tidak terlalu lama menganggur.
Giggs sempat jadi asisten Louis van Gaal di MU. Sebelumnya, ia pernah menggantikan David Moyes sebagai caretaker Setan Merah. Kini, pria asal Wales itu dijagokan bakal jadi Manajer baru Swansea.
“Perasaan saya adalah Swansea akan mencari manajer dengan pengalaman lebih baik. Mereka akan belajar dari Bob Bradley yang tidak menyadari apa yang diperlukan untuk mengelola tim di Liga Premier,” kata McQueen kepada Mirror.
“Pengalaman Giggs tentu saja membantu. Dia jelas telah mendapatkan pengalaman, tapi itu di level United, bukan level Swansea. Percayalah, ini adalah permainan yang berbeda ketika Anda memulai hidup Anda dari bawah.”
“Di mana pun Anda mendapatkan pengalaman sebagai manajer sukses, jika Anda pergi ke klub yang lebih kecil, Anda masih bisa gagal. Ini akan sangat, sangat sulit baginya. Ada juga beberapa nama yang sangat berpengalaman dalam frame, seperti Chris Coleman, Roberto Martinez dan Harry Redknapp. Giggs akan bersaing dengan mereka semua.”
Namun, McQueen tak menjamin risiko Giggs bisa gagal saat memulai karier manajer di tim kecil. Namun, lanjut McQueen, setidaknya ketika memimpin tim kecil itu Giggs bisa mendapatkan banyak pengalaman.
“Ada beberapa manajer yang kemudian menjadi manajer berpengalaman memulainya dari tim kecil, seperti Chris Coleman, Roberto Martinez, dan Harry Redknapp,” tukas McQueen.
McQueen pun berharap Giggs tidak terlalu lama menganggur usai mundur dari kursi tim pelatih MU, ketika Jose Mourinho menjadi manajer pengganti Louis van Gaal.
“Giggs dalam situasi sulit. Dia butuh kerja untuk melangkah segera karena semakin lama dia berada di luar pertandingan, lebih sulit untuk bergabung,” kata McQueen.
Saat bergabung dengan Swansea, kata McQueen, setidaknya Giggs memiliki kesempatan mengasah bakat analisis taktiknya di tingkat Liga Primer yang merupakan liga terketat di Eropa untuk saat ini.
Upaya pendekatan dari Swansea pun dibenarkan Giggs, meski mantan pemain timnas Wales itu sepertinya tak terlalu antusias menanggapi tawaran tersebut.
“Saya sedang menikmati tahun-tahun saya di luar, dan saya mendapatkan telepon dari Swansea,” ucap Giggs.
“Saya bertemu mereka beberapa kali, namun pada akhirnya saya merasa ambisi mereka tidak pas bagi saya, jadi tawaran itu tak berhasil.”
Selain Giggs kandidat lain untuk menggantikan posisi Bradley di Swansea adalah Alan Pardew dan Gary Rowett.
Giggs belum bekerja lagi usai berpisah dengan MU. McQueen berharap mantan winger itu segera kembali ke lapangan.
“Giggs dalam situasi yang sulit. Dia harus mendapatkan pekerjaan secepatnya karena semakin lama dia menganggur, semakin sulit mendapatkannya.”
“Bahkan jika dia mengambil pekerjaan yang lebih rendah di divisi bawah, peluang keberhasilannya sangat terbatas.”
“Kalau saya jadi Giggs, saya akan pergi ke liga yang saya kenal terbaik dan itu adalah Liga Premier. Peluang terbaiknya adalah untuk mendapatkan klub papan tengah di mana ia mungkin punya waktu untuk memulai karier dan membesarkan namanya.”
“Dia perlu datang sebagai Manajer. Dia perlu membuat keputusan besar. Itu adalah bagaimana Anda mendapatkan perhatian,” McQueen mengakhiri.