Masih ingat Martunis?
Ya. Anak angkat Cristiano Ronaldo korban tsunami Aceh sebelas tahun lalu.
Iya juga ketika Martunis, yang sudah remaja itu, berangkat ke Portugal setahun lalu untuk berlatih bersama Sporting.
Kabar terbaru menyatakan Martunis juga mengikuti program latihan dengan Next Level Sports.
Di Portugal, Martunis, terus merajut mimpinya untuk menjadi pesepakbola profesional yang hebat.
Kini, dia masih mengikuti pelatihan di akademi Sporting C.P, yang merupakan salah satu akademi penghasil pemain top dunia.
Beberapa pemain bintang yang lahir dari akademi tersebut adalah Cristiano Ronaldo, Luis Figo, serta Luis Nani.
Tak ayal, Martunis ingin mengikuti jejak tiga pemain tersebut.
Maka itu, dia terus berupaya berlatih sekeras mungkin untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar.
Selain itu, dia berharap bisa terus bertahan di Eropa. Bahkan, tak menutup kemungkinan dia ingin pindah ke negara Eropa lainnya, atau menjadi pemain profesional di Indonesia.
“Untuk saat ini, saya ingin tinggal di Eropa jika saya tetap diberikan kesempatan.”
“Kalaupun saya tidak memiliki kesempatan itu, saya akan menggunakan apa yang saya pelajari di Sporting untuk menjadi pesepakbola Indonesia yang hebat,” kata Martunis, kepada Goal.
Sejak pertengahan tahun lalulalu, pemain asal Nanggroe Aceh Darussalam ini telah mengikuti berbagai program latihan yang diberikan akademi Sporting.
Bahkan, selain mengikuti program latihan dari Sporting, pemain berusia delapan belas tahun ini juga mengikuti program latihan dengan Next Level Sports.
Next Level Sports merupakan sebuah organisasi yang bekerja sama dengan Sporting dan berpotensi untuk memberikan beasiswa ke Amerika Serikat, untuk para pemain yang mengikuti pelatihan mereka.
Pihak Sporting tidak mau berkomentar tentang hal ini, tapi mereka menuturkan sangat banyak pemain Sporting yang ikut serta dalam program itu.
Sementara itu, direktur Hubungan Internasional, Augusto Inacio, mengungkapkan memang kemungkinan para pesepakbola di Sporting untuk pindah ke klub di negara lain sangat besar.
Apalagi, misi Sporting memang untuk mencetak para pemain andal, yang nantinya bisa memberikan pemasukan yang besar bagi klub.
“Pasar internasional memiliki lebih banyak kekuatan daripada di Portugal.”
“ Selama Sporting bisa tetap dalam jalur yang tepat, maka kami dapat menjaga pemain. Kemudian, jika mereka tertarik meninggalkan klub dan klub top bersedia membayar besar untuk mereka, kami tidak bisa menahan mereka dalam situasi seperti itu,” jelas Inacio.
Martunis, dulunya, sebelas tahun silam, adalah bocah asal Aceh yang berhasil mengguncang dunia hanya berbekal jersey KW Portugal.
Martunis yang selamat dari bencana Tsunami 2004 diangkat sebagai anak oleh Cristiano Ronaldo.
Bahkan, sejak kecil, remaja yang mengidolakan Rui Costa itu ingin mengikuti jejak Ronaldo: menjadi pemain terhebat di dunia.
Martunis, diundang untuk berlatih dan sekolah di klub sepak bola elite Portugal, Sporting Lisbon, pada 28 Juni 2015.
Martunis lahir di Banda Aceh, 2 Mei 1997 adalah salah satu anak Aceh korban tsunami Desember sebelas tahun silam.
Tinggal di Desa Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh.
Pada hari tsunami menerjang Aceh, di pagi akhir Desember itu, Martunis berencana bermain sepak bola bersama teman-temannya di lapangan sepak bola kampung.
Ia bahkan sudah memakai kostum nasional Portugal bajakan yang ia beli di kota Banda Aceh.
Tiba-tiba datang gelombang tsunami.
Martunis berupaya menyelamatkan diri dengan menumpang pick up tetangganya.
Pada saat itu, bapaknya sedang bekerja di tambak
Saat digulung ombak tsunami, pick up pun tenggelam. Martunis, ibu, dan dua saudaranya tenggelam bersama mobil yang ditumpangi.
Lalu, entah bagaimana ceritanya, ia terbawa gelombang dan muncul ke permukaan air. Sebelum terpisah dengan kakak, adik serta ibunya
Martunis sempat menarik lengan adiknya yang minta tolong, namun tangan mungilnya kalah oleh arus tsunami. Ibu, kakak dan adiknya pun hilang terseret arus tsunami, sehingga berpisah selamanya.
Martunis selamat setelah meraih sepotong kayu, lalu terapung-apung. Kemudian ia berpindah ke kasur yang melintas di dekatnya, tapi nahas, kasur itupun tenggelam. Lalu ia memanjat sebatang pohon untuk bertahan hidup.
Ia selamat setelah terseret arus tsunami yang kembali lagi ke laut dan terdampar di kawasan rawa-rawa dekat makam Teungku Syiah Kuala.
Setelah dua puluh satu hari bertahan, penduduk menemukan Martunis pada 15 Januari 2005.
Warga menyerahkan dia kepada awak televisi Inggris yang kebetulan meliput di wilayah itu.
Dalam sekejap gambar Martunis yang masih mengenakan kaus timnas Portugal, beredar di stasiun televisi Eropa.
Bocah kurus berkulit hitam itupun menarik simpati bintang top sepak bola Portugal seperti Luis Figo, Nuno Gomes, Cristiano Ronaldo, pelatih Luiz Felipe Scolari, serta Gilberto Madail, ketua Federasi Sepak Bola Portugal.