Hari ini, Sabtu, 04 Juli 2015, Anda membaca “Daily Mail?” Atau “Mail Online, The Guardian, Marca atau Mirror?”
Paling tidak itulah deretan media dunia di samping “reuter, bbc news atau sky sport,” yang dengan heboh mem”blow-up” satu nama, Martunis sebagai pilihan berita “headline”nya. Berita utama.
Sebut saja “Daily Mail.” Surat kabar terbitan London dan sangat prestise di Inggris, dalam edisi onlinya, “Mail,” menjadikan “cover story” tentang Martunis beserta latar belakangnya hingga salah satu “ikon” baru di Sporting Lisbon.
Telusiri dengan cermat laporan “Mail” disertai sederet foto Martunis dalam perjalanannya hingga di usia delapan belas tahun.
Sederet foto ekslusif dari “Mail” memberitahu siapa Martunis dan bagaimana ia bisa hadir di pentas global, terutama “trending topic” media global.
Ya, hari ini media global sepertinya berkejaran menempatkan Martunis sebagai “full stories.”
Anak muda Aceh yang bernama Martunis itu di embel-embeli dengan inisial “CR,” atawa Cristiano Ronaldo sebagai “bin” di belakang namanya. Martunis CR.
Nah, masih ingat dengan bocah korban Tsunami Aceh, Martunis?
Kini sosoknya kembali menjadi sorotan banyak pasang mata di dunia dan mengingatkan banyak orang ketika ia ditemukam memakai jersey tim nasional Portugal dengan nomor punggung 10 di sertai sebuah nama Ronaldo
Dan hari ini, Sabtu, 04 Juli 2015, Martunis, bocah asal Aceh, kembali mengguncang dunia untuk kedua kalinya
Perjalanan hidup pria yang kini berusia delapan belas tahun tersebut tidaklah semulus kehidupan remaja seusianya.
Kisah Martunis berawal saat ia sempat terkatung-katung di laut selama dua puluh hari. Saat ditemukan oleh jurnalis televisi Inggris, ia yang saat itu masih berusia tujuh tahun itu tengah memakai seragam tim nasional Portugal.
Pascatsunami, Cristiano Ronaldo mengunjungi Aceh dan bertemu bocah yang kehilangan keluarganya ini untuk datang ke Portugal.
Sejak saat itu, Martunis pun selalu disorot publik khususnya warga Tanah Air dan Portugal karena Ronaldo menjadikannya sebagai anak angkat.
Martunis kecil kini sudah beranjak remaja dan mengikuti jejak “sang ayah” untuk menjadi pesepak bola handal. Kini diusianya yang ke-tujuh belas ia direkrut klub sepak bola elit Portugal Sporting Lisbon.
Remaja ini dapat masuk Sporting berkat andil mega bintang Portugal Cristiano Ronaldo.
Tidak ada lagi sosok bocah menggemaskan. Remaja ganteng ini kini memiliki mimpi cerah untuk berlaga di timnas sepak bola dunia. Bahkan, namanya diperkenalkan di Sporting secara resmi menghiasi headline sejumlah media terkemuka di dunia
Tidak hanya kenal saja, Martunis diangkat sebagai anak angkat bintang Real Madrid tersebut. Bahkan, sejak kecil, remaja yang mengidolakan Rui Costa itu ingin mengikuti jejak Ronaldo: menjadi pemain terhebat di dunia.
Di Sporting, Martunis mengenakan nomor peninggalan ayah angkatnya, yakni 28. Bahkan nama dipunggungnya adalah Martunis CR.
Anak angkat Cristiano Ronaldo, Martunis, resmi bergabung dengan akademi Sporting Lisbon, Kamis, 02 2015. Padahal di Indonesia sendiri, anak asal Aceh itu sempat ditolak beberapa klub.
“Martunis sempat bergabung dengan beberapa SSB di Aceh sejak dia masih SMP, terakhir di SS Real Madrid Foundation selama dua tahun,” ujar pembimbing Martunis, Munawardi Ismail, saat dihubungi.
Sama seperti sang ayah angkat, Martunis sebenarnya dapat bermain di posisi winger dan penyerang. Akan tetapi beberapa penolakan sempat menghampiri Martunis di Indonesia.
“Martunis bisa bermain di posisi winger dan penyerang. Sempat trial di Persiraja, tapi kata pelatih ia masih butuh jam terbang, peningkatan mental, dan perbaiki komunikasi di lapangan,” tambah Munawardi.
“Martunis memiliki kemampuan, ia bukanlah pemain yang buruk, hanya membutuhkan waktu lagi.”
Tidak hanya itu, Martunis sempat diundang berlatih bersama dengan Timnas U-19 asuhan Indra Sjafri.
“Waktu U-19 di Aceh, saya ajak Martunis latihan bersama di Stadion Harapan Bangsa. Dari yang saya lihat, Martunis memang tidak spesial, tapi ia punya potensi,” jelas Indra Sjafri.
Lalu, apa kata ayah kandung Martunis, Sarbini, tentang anaknya yang mendapat kesempatan masuk akademi Sporting Lisbon?
Seperti diketahui, Ronaldo juga mengawali kariernya bersama Sporting Lisbon ketika masih remaja.
“Saya membiarkan dia bermain sepak bola saat sore hari. Saya meminta dia pergi ke sekolah dan belajar dari membaca koran. Dia juga mengikuti les bahasa Inggris,” kata Sarbini, seperti dilansir Daily Mail, Jumat,03 Juli 2015.
“Saya ingin dia menjadi anak pintar dengan masa depan cerah. Saya tidak ingin dia berakhir seperti saya, yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Saya berharap dia mendapat pekerjaan yang bagus di masa depan,” tutur dia.
Sarbini mengaku selalu mendukung dengan kegiatan Martunis bersama si kulit bundar. Dia juga berharap bocah berusia tujuh belas tahun itu dapat terinspirasi oleh ayah angkatnya, Cristiano Ronaldo, ketika menekuni dunia sepakbola profesional.
Martunis disarankan untuk berlatih dan bekerja dengan keras demi memenuhi cita-citanya menjadi pemain sepak bola. Tugas Sarbini dan Ronaldo untuk menjaga agar cahaya Martunis tak redup dan kembali memperlihatkan ketangguhannya di atas lapangan hijau.
“Saya akan sangat bangga bila dia dapat menikmati kehidupannya dengan baik atau pun menjadi pesepak bola profesional,” jelas Sarbini.