Site icon nuga.co

Awas Kalau Ada “Katanya” di Berita Sehat

Anda mungkin salah satu dari mereka yang punya minat membaca artikel, plus berita kesehatan. Jika itu benar, Anda termasuk salah seorang yang ingin mamatrikan hidup sehat dalam keseharian Anda.

Namun begitu Ada harus mewaspadai  setiap kalimat yang beraksen dengan “katanya.

Di tengah seliweran informasi yang begitu murah dan mudahnya kalimat yang menyelip  “katanya” perlu Anda kritisi.

Sebab semua orang tentu ingin informasi tanpa ada “katanya”  Apalagi yang berkaitan dengan berita dan artikel kesehatan.

Anda tentu ingin tahu apakah minum kopi dapat membantu ingatan. Atau apakah tidur terlalu banyak bisa  meningkatkan risiko serangan jantung.

Kita semua selalu berusaha tetap sehat. Banyak dari kita tertarik membaca temuan-temuan penelitian baru yang membantu memilih gaya hidup yang baik.

Tapi tidak semua penelitian sama dan tidak semua temuan riset dapat diterjemahkan dengan cara sama. Judul berita juga tidak selalu mencerminkan isi penelitian.

Jadi bagaimana cara untuk memastikannya?

Pertama Anda harus memastikan apakah penelitian itu dilakukan pada manusia?

Hal ini sangat penting. Banyak temuan dari penelitian yang hanya dilakukan pada hewan seperti tikus atau pada sel di laboratorium (in vitro) masih tahap awal proses penemuan ilmiah.

Meski hasilnya mengejutkan, tetapi temuan semacam ini tidak bisa digunakan untuk membuat klaim tentang kesehatan manusia.
Tidak ada jaminan bahwa temuan pada hewan atau sel juga akan sama pada manusia.

Kedua  apakah temuan itu dipastikan oleh penelitian lain?

Satu penelitian saja, bahkan bila dilakukan dengan sangat baik melibatkan RCT, tidak bisa dijadikan bukti kuat adanya hubungan sebab-akibat pada penyakit.

Manusia itu rumit dan ada banyak sekali variabel dalam penelitian. Kita tidak bisa mengatakan paham apa yang sebenarnya terjadi sampai temuan yang sama muncul dengan banyak kelompok orang berbeda.

Jika belum terdapat banyak bukti serupa, kita harus berhati-hati menerjemahkan apa arti temuan dari satu penelitian.

Ketiga adakah penelaahan sejawat atas penelitian itu?

Penelaahan sejawat adalah sebuah proses ketika penelitian diperiksa oleh ahli-ahli bidang ilmu terkait untuk menguji kesahihan ilmiah suatu penelitian.

Dalam proses ini, peneliti menuliskan metode dan hasil penelitian dan mengirim ke sebuah jurnal. Tulisan ini dikirim ke dua atau tiga ahli untuk penelaahan sejawat.

Jika ada kesalahan besar dalam penelitian itu, maka akan ditolak untuk penerbitannya atau peneliti diberitahu untuk memperbaiki kesalahan.

Proses ini tidak sempurna, tapi proses ini memeriksa sebuah penelitian. Laporan temuan yang belum melewati penelaahan sejawat harus dibaca dengan hati-hati.

Selanjutnya apakah temuan menunjukkan hubungan sebab-akibat?

Agar penelitian bisa digunakan panduan kesehatan kita sehari-hari, temuan yang ada harus menunjukkan hubungan sebab-akibat, tidak semata keterkaitan.

Misalnya, jika suatu penelitian menunjukkan hubungan antara minum kopi dan penyakit jantung. Kita harus memastikan apakah kopi menyebabkan penyakit jantung atau dua hal ini terjadi bersama-sama.

Sejumlah penelitian yang menemukan hubungan ini, peneliti kemudian menemukan bahwa peminum kopi cenderung merokok. Temuan ini lebih besar kemungkinannya mencerminkan hubungan sebab-akibat antara merokok dan penyakit jantung.

Dalam penelitian observasional, yaitu peneliti mengamati perbedaan antara kelompok orang, kadang sulit untuk memastikan hubungan antara variabel-variabel.

Tingkat pembuktian paling tinggi terkait sebab-akibat dihasilkan oleh percobaan double-blind placebo randomised controlled .

Walau jenis-jenis penelitian lain pada manusia memainkan peran penting dalam pemahaman terhadap kesehatan dan penyakit, penelitian tersebut bisa saja hanya menekankan keterkaitan yang tidak menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat.

Dan terakhir seberapa besar efeknya?

Adanya hubungan antara sebuah sebab (seperti gelas kopi ketiga atau tidur malam sembilan jam) dan akibat tidaklah cukup, harus diketahui pula seberapa kuat hubungan ini.

Dengan kata lain, seberapa besar risiko kita terhadap suatu penyakit jika melakukan sesuatu. Jika risiko kita dilaporkan meningkat 50% (yaitu risiko relatif), kedengarannya cukup menakutkan.

Lantas, setelah itu  apa yang dilakukan jika pertanyaan di atas tak terjawab?

Jika berita yang dibaca tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita harus mempertimbangkan sumber berita lain atau mencari penelitian aslinya.

Idealnya, tautan untuk penelitian ini harusnya ada di berita. Abstrak pada penelitian itu di jurnal akan menjelaskan jenis penelitian, apakah dilakukan pada manusia, dan ukuran efek.

Exit mobile version