Usai berkunjung ke daerah gempa di Desa Blang Mancung, Aceh Tengah, Presiden SBY melaksanakan salat tarawih di Lhokseumawe. Sebelum salat dimulai, SBY sempat memberikan khutbah di depan ribuan jamaah.
Orang nomor satu di Indonesia itu bersyukur dengan keadaan Aceh yang saat ini ada dalam keadaan kondusif. Tidaklah mudah untuk memperjuangkan sebuah perdamaian.
“Kini Aceh telah damai. Saya mengajak seluruh elemen masyarakat di Aceh untuk bersama-sama membangun dan menjaga perdamaian sehingga pembangunan di Aceh dapat lebih baik dari segi ekonomi dan pendidikan,” ujar SBY yang mengenakan kemeja berwarna orange dan peci hitam, di atas mimbar masjid, Selasa (9/7/2013) malam.
Presiden juga memaparkan hasil pertemuannya dengan pimpinan perusahaan migas, yaitu PT Arun LNG dan PT Pupuk Iskandar Muda. “Saat ini pemerintah sedang mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah dua perusahaan raksasa itu. Sehingga dapat mengembalikan pembangunan masyarakat Aceh,” ungkapnya.
SBY berkhutbah sekitar 5 menit di depan ribuan jamaah masjid Istiqomah, Kecamatan Muara Satu. Dari Aceh, ia mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa untuk seluruh masyarakat Indonesia.
“Mengajak masyarakat Indonesia untuk meningkatkan ketakwaan dengan menata diri agar lebih baik dari hari sebelumnya. Dan sama-sama memberikan persatuan dan kesatuan untuk membangun Indonesia ini,” lanjutnya.
Presiden dijadwalkan menginap di penginapan milik perusahaan PT LNG Arun. Selain itu Presiden juga rencananya akan melaksanakan sahur di rumah presiden direktur PT LNG Arun.
Di sela kunjungan ke lokasi gempa, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat ‘hadiah’ spesial. Ia mendengarkan seorang ibu dan anak membaca puisi.
“Tentu, Presiden sedih. Presiden minta korban gempa bersabar karena ini musibah. Pemerintah pasti akan membantu,” kata jubir kepresidenan Julian Aldrin Pasha di Lhokseumawe, Selasa .
Julian menceritakan, seorang ibu di Desa Rajawali, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, membaca sebuah puisi saat dikunjungi SBY. Di tempat yang sama, seorang anak juga membaca puisi. “Isi (puisi) tentang kisah mereka, saya tidak hapal kata-katanya,” jelas Julian yang mendampingi SBY mengunjungi sejumlah titik lokasi gempa ini.
Dalam kunjungannya, SBY memberikan 1.621 paket sembako. Ia menginstruksikan menteri terkait turun sesegera mungkin. Selain bantuan, hal terpenting adalah pencarian korban yang dinyatakan masih hilang.
Presiden, kata Julian, meminta kementerian memberikan bantuan uang tunai kepada warga yang rumahnya rusak. Untuk rumah rusak berat diberi Rp 40 juta, rusak sedang Rp 20 juta, dan rusak ringan Rp 10 juta. “Bantuan-bantuan yang sifatnya darurat, seperti selimut, tenda, dan sembako, harus segera didistribusikan,” jelasnya.
Sementara itu di Ruma Sakit Zainoel Abidin Banda Aceh, bocah Hafiz Mahardika bayi berusia 14 bulan warga Desa Blang Mancung, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, yang menderita luka berat, bahkan kritis sehingga harus dilarikan ke Banda Aceh, setelah sepekan pascadirawat dan dioperasi, kini kondisinya mulai membaik.
Saat gempa kuat mengguncang Aceh Selasa awal Juli lalu, Hafis sedang digendong neneknya di dalam rumahnya Desa Blang Mancung, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah.
Saat hendak lari keluar, tiba-tiba rumah ambruk dan sang nenek hanya bisa mencapai teras rumah. Keduanya segera tertimpa atap teras dan darah segar pun keluar dari kepala keduanya.
Menurut Fitri, saat itu, dia sedang berada di rumah tetangga yang tak begitu jauh. Segera saja Fitriani berlari pulang mencari buah hatinya. Ia dan suaminya Rahmadi (26), mendapati anak mereka telah bersimbah darah dalam gendongan neneknya yang juga menderita luka parah di kepala. Sang nenek hingga kini masih dirawat di RSU Manyang Kute, Kabupaten Bener Meriah.