Amerika Serikat polisi dunia? “Kuno!” ejek surat kabar “Teheran Times” dalam edisi terbarunya. Surat kabar berbahasa Inggris milik Iran itu mengatakan, Washington adalah masa lalu. Mereka kini sudah bangkrut secara etika dan kekuatan global.
“Jangan pernah takut dengan gertakannya. Irak, Afghanistan dan Libya adalah buktgi kekalahan mereka,” tulis “Teheran Times” dalam edisi khususnya tentang rencana serangan AS yang ditunda ke Suriah karena dituduh menggunakan senjata kimia dalam melawan pemberontakan di dalam negerinya.
Tulisan “Teheran Times” ini seakan mengejek penegasan Barack Obama yang mengatakan Amerika Serikat tidak bisa menjadi polisi dunia lagi. Tetapi bisa menyelamatkan anak-anak Suriah dari dugaan serangan senjata kimia yang dituduhkan kepada Pemerintah Suriah.
Berbicara dalam wawancara dengan stasiun televisi NBC, Obama menilai AS bisa menyelamatkan anak-anak Suriah dari serangan gas mematikan dari pasukan Suriah.
“Amerika Serikat tidak bisa menjadi polisi dunia. Tetapi Amerika bisa menyelamatkan anak-anak Suriah dari serangan gas hingga tewas,” ujar Obama kepada NBC, seperti dikutip Associated Press,.
“Video dan foto dari anak-anak Suriah yang sakit dan sekarat, membuat AS perlu melakukan sesuatu. Serangan militer ke Suriah bisa membuat anak-anak AS dan Suriah hingga jangka waktu lama,” jelasnya.
Obama sadar bahwa tidak mungkin bagi negaranya untuk memperbaiki semua hal yang salah. Paling tidak, dirinya bisa membuat pemimpin negara lain untuk menyadari konsekuensi menggunakan senjata kimia.
Wawancara Obama dengan “NBC News” itu adalah penegasan untuk menunda serangan militer Washington ke Suriah, dikarenakan usulan Rusia untuk melucuti senjata kimia milik Suriah dan menempatkannya dalam pengawasan internasional.
Namun Obama menegaskan peluang untuk melakukan serangan masih terbuka, khususnya jika Suriah membandel dalam penggunaan senjata kimia.
“Serangan militer AS masih bisa dilakukan dalam kondisi terbatas. Bahkan serangan terbatas bisa mengirimkan sebuah pesan kepada Asaad,” tutur Obama.
Saat ini Obama masih menunggu keputusan dari Kongres AS yang membahas intervensi militer di Suriah. Namun Presiden ke-44 AS itu sebelumnya meminta agar para senat menunda pengambilan keputusan dari intervensi tersebut.
Barack Obama menilai masih terlalu dini untuk menganggap bahwa diplomasi akan berhasil untuk melucuti senjata kimia yang dimiliki Suriah.Obama sebelumnya sepakat dengan Rusia untuk mengawasi senjata kimia Suriah.
Sebelumnya, Obama meminta agar Kongres AS memberikan izin kepadanya untuk melakukan intervensi militer ke Suriah. Intervensi berupa serangan itu dimaksudkan untuk memberi pelajaran kepada Suriah, yang diduga menggunakan senjata kimia untuk menyerang warganya sendiri.
Dugaan serangan senjata kimia yang dilakukan Suriah menyita perhatian dunia. Jumlah korban akibat dugaan serangan itu dilaporakan beragam. Namun pihak oposisi Suriah yang ingin melengserkan kekuasaan Assad mengatakan, jumlah korban mencapai 1.700 jiwa.
Rencana penyerahan senjata kimia Suriah terus digodok di Dewan Keamanan PBB . Amerika Serikat dan Rusia dikabarkan berdebat mengenai status penyerahan. AS ingin penyerahan bersifat mengikat sehingga Suriah akan menerima hukuman jika melanggar. Sementara Rusia lebih memilih penyerahan bersifat sukarela.
AS tetap curiga walaupun menyambut baik proposal penyerahan senjata kimia Suriah yang diajukan Rusia. AS menduga langkah ini hanya upaya untuk mengulur waktu.
Sementara itu oposisi Suriah mendesak Amerika Serikat melanjutkan rencananya menyerang rezim Bashar al Assad. Mereka menyebut penundaan hanya akan menambah jumlah korban jiwa.
“Penundaan akan menyebabkan semakin banyaknya kematian dan kehancuran di Suriah,” sebut pernyataan dari Koalisi Oposisi Suriah, seperti dikutip USA Today.
“Pelanggaran HAM tidak bisa diabaikan karena ada lobi-lobi politik,” lanjut pernyataan tersebut.
“Penyerahan senjata kimia oleh Assad tidak akan mengakhiri konflik Suriah. Warga suriah tidak mendapat keuntungan apa pun dari proposal ini. Mereka tetap hidup dalam ketakutan,” ujar aktivis Suriah, Abdulwahab Omar.
Oposisi Suriah memang sangat membutuhkan intervensi militer dari AS. Posisi mereka terjepit setelah Assad mendapatkan bantuan dari Hizbullah. Konflik Suriah telah berjalan selama tiga tahun tanpa terlihat titik akhirnya. Konflik ini telah menyebabkan ratusan ribu warga tewas dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal.