Site icon nuga.co

Faktor Seseorang Rentan Terhadap Depresi

Berbeda dengan stres, depresi masuk sebagai salah satu gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan rasa sedih berkepanjangan bahkan hilangnya harapan hidup.

Pada tingkat yang ekstrem, depresi memunculkan ide untuk bunuh diri, menyakiti diri sendiri, bahkan melakukan tindakan bunuh diri.

Depresi dapat terjadi pada siapa saja. Faktor-faktor tertentu membuat seseorang lebih rentan terhadap depresi.

Dokter spesialis kedokteran jiwa Agung Frijanto menjelaskan terdapat beberapa faktor yang membuat seseorang lebih rentan terhadap depresi.

Dalam ilmu medis ada beberapa faktor menyebabkan seseorang lebih mudah terkena depresi yaitu faktor biologis, psikososial, dan spiritual

Faktor pertama yang bisa membuat seseorang rentan terkena depresi ialah faktor biologis. Berhubungan dengan genetik dan neurotransmitter yang diturunkan secara genetik dalam keluarga.

Dengan kata lain, orang dengan riwayat keluarga depresi lebih rentan mengalami hal yang sama.

Faktor psikososial, kata Agung, berhubungan dengan kondisi sosial dan lingkungan sekitar. Misalnya, orang yang berada di lingkungan yang negatif lebih mungkin terkena depresi dibandingkan dengan lingkungan sosial yang positif dan suportif.

Sedangkan faktor spiritual, berhubungan dengan kondisi religi seseorang. Seseorang yang lebih religius cenderung lebih menghargai kehidupan. Sebaliknya, orang yang kurang religius rentan terhadap depresi.

“Kaitannya dengan bagaimana memahami makna kehidupan,” ujar Agung yang merupakan sekretaris Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa.

Untuk mencegah masalah depresi ini, Agung menyarankan seseorang untuk dapat bergaul dalam lingkungan yang suportif sehingga membentuk psikososial yang positif.

Agar tak berujung pada depresi, mengatur stres dan marah juga harus dilakukan dengan cara tepat, seperti menyalurkannya pada orang yang bisa dipercaya serta melakukan kegiatan yang positif untuk ‘menyembuhkan’ perasaan.

Selain itu, meningkatkan spiritualitas dengan beribadah juga bisa mencegah depresi.

Tindakan bunuh diri sering kali berawal dari depresi yang tak tertangani. Oleh karena itu, penting untuk menangani depresi agar ide dan keinginan, hingga percobaan bunuh diri dapat dicegah.

Pencegahan dapat dilakukan dengan lebih peka pada kondisi orang terdekat yang mengalami depresi dan menunjukkan tanda-tanda bunuh diri.

Penyebab seorang individu mencoba melakukan upaya bunuh diri yang terbanyak adalah simtom depresi. Oleh karena itu, masyarakat harus mampu melakukan upaya pencegahan kalau ada anggota keluarga mengalami gejala-gejala depresi

Dengan kesadaran akan pentingnya kesehatan jiwa. Tahun ini, Organisasi Kesehatan Dunia mengangkat tema pencegahan bunuh diri dengan aksi  empat puluh detik.

Data global menunjukkan setiap tahunnya lebih dari 800 ribu orang meninggal dunia karena bunuh diri atau setara dengan satu kematian setiap empatv puluh detik.

Untuk mencegah bunuh diri, setiap orang mesti mengetahui gejala depresi. Gejala depresi dapat dilihat melalui perubahan pada tiga aspek yakni afek (perubahan perasaan), kognitif, dan fisik.

Gejala depresi pada afek ditandai dengan munculnya rasa sedih berlarut-larut, hilang minat, apatis, anhedonia tidak merasa puas dan bahagia, tak bertenaga, tidak bersemangat, dan mengisolasi diri.

Gejala depresi secara kognitif ditunjukkan dengan perilaku rendah diri, konsentrasi dan daya ingat menurun, ragu-ragu, rasa bersalah, serta muncul ide serta percobaan bunuh diri.

Sedangkan secara fisik dicirikan dengan psikomotor menurun, gangguan tidur, gangguan nafsu makan, lelah, dan hasrat seksual menurun.

Saat gejala-gejala depresi itu muncul,  setiap orang berkewajiban untuk membantu keluarga atau teman yang mengalaminya. Bantuan dapat diberikan dengan mendengarkan permasalahan yang dialaminya, memberikan dukungan, dan membantu mencari pertolongan medis.

Orang tua, guru, dan teman harus lebih peduli. Lingkungan yang suportif dan tindakan medis dapat membantu orang yang depresi,
Psikiater ataupun psikolog akan membantu mencari solusi dan jalan keluar menyelesaikan depresi yang sedang diderita.

Masalah depresi jangan dianggap enteng. Jika Anda pernah memikirkan atau merasakan tendensi bunuh diri, mengalami krisis emosional, atau mengenal orang-orang dalam kondisi itu, Anda disarankan menghubungi pihak yang bisa membantu, misalnya saja Into The Light

Exit mobile version