Site icon nuga.co

Gula Enam Sendok

Ingin mengasup teh, kopi dan makanan lainnya. Cukupkan enam teh sendok gula satu hari. Makan terlalu banyak gula dapat menggerogoti kemampuan otak. Inilah salah satu alasan kenapa Anda harus membatasi asupan gula.

Sebuah riset teranyar para ilmuwan di Amerika Serikat mengindikasikan, mengasup gula berlebihan dapat membuat Anda di datangi banyak penyakit. Paling tidak kemampuan otak menurun.

Kesimpulan ini didapat setelah peneliti di University of California Los Angeles melakukan uji laboratorium terhadap hewan tikus yang diberi diet sirup jagung tinggi kadar fruktosa selama enam minggu.

Dalam analisanya peneliti membagi tikus ke dalam dua kelompok. Satu kelompok tikus diberi suplemen otak yang diperkaya asam lemak omega-3 dalam bentuk minyak biji rami dan asam docosahexaenoic, sementara kelompok lainnya tidak.

Walaupun studi ini tidak mengatakan apakah tingkat konsumsi fruktosa kadar tinggi akan berdampak sama pada manusia, namun para peneliti menegaskan kalau temuan ini memberi beberapa bukti bahwa sindrom metabolik dapat mempengaruhi pikiran serta tubuh.

“Temuan kami menggambarkan bahwa apa yang Anda makan memengaruhi bagaimana Anda berpikir,” kata Gomez-Pinilla.

“Diet tinggi fruktosa dalam jangka panjang dapat mengubah kemampuan otak Anda untuk belajar dan mengingat informasi. Tetapi dengan menambahkan asam lemak omega-3 dapat membantu meminimalkan kerusakan,” ucapnya.

Menurut para ahli, konsumsi gula yang tidak dibatasi adalah penyebab kematian dini yang terus meningkat kasusnya setiap tahun di dunia.

“Penambahan gula dalam pola makan sama sekali tidak diperlukan. Penambahan gula justru mengakibatkan obesitas, diabetes tipe 2, dan kerusakan gigi. Kita sudah tahu risiko ini tapi tak melakukan apapun yang penting,” kata Graham MacGregor, pakar kardiologi dari London.

Bahaya gula berlebih juga tengah mengintai kaum anak dan remaja melalui konsumsi minuman bersoda. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, tingginya angka obesitas diakibatkan kandungan gula tersembunyi (hidden sugar) pada makanan dan minuman olahan, seperti yogurt, pasta, minuman ringan atau bersoda, jus, dan smoothies.

“Obesitas dialami miliaran orang di dunia dan angkanya terus meningkat. Gula layaknya tembakau yang membahayakan kesehatan publik. Dengan mengonsumsi sekaleng minuman bersoda saja, berarti asupan gula dalam sehari sudah dipenuhi.”

“Karena itu, hati-hatilah dalam konsumsi minuman bergula,” ujar direktur nutrisi untuk kesehatan dan perkembangan dari WHO, Francesco Branca yang menegaskan gula merupakan penyebab utama naiknya berat badan anak.

Terkait bahaya kandungan gula, WHO telah menerbitkan draft panduan diet. Dalam draft tersebut, orang dewasa disarankan tidak melebihi 12 sendok teh per hari. Konsumsi maksimal 6 sendok teh merupakan jumlah terbaik yang disarankan.

Sementara untuk anak, batas yang disarankan kurang dari 6 sendok teh. Anak tidak boleh mengonsumsi minuman bersoda yang rata-rata mengandung gula setara 7 sendok teh. Pembatasan gula dapat mencegah obesitas, penyakit jantung, dan berbagai gangguan serius lainnya.

Panduan konsumsi gula saat ini masih didiskusikan di kalangan akademis dan ahli kesehatan sebelum dipublikasikan. Namun Branca mengatakan, industri makanan dan minuman harus mulai membatasi jumlah gula yang digunakan.

Menurut MacGregor, draft ini akan menjadi alarm bagi pemerintah dan departemen kesehatan terkait konsumsi makanan dengan gula tinggi.

Pemerintah dapat menekan industri pengolahan makanan untuk secara perlahan mengurangi kandungan gula dalam produknya. Pembatasan asupan gula juga akan dilakukan pada produk untuk anak, beserta kandungan lemak dan garam.

Exit mobile version