“Hanya kegilaan saya di Misano yang bisa menyingkirkan Rossi,” tulis Marc Marquez di akun twitternya tentang jalannya balapan di MotoGP San Marino, Minggu akhir pekan lalu.
“Tanpa kegilaan sulit untuk mengalahkan Valentino,” tambahnya, Kamis, 17 September 2015, seperti dikutip “crash.”
Akhir pekan lalu Marc Marquez merebut podium tertinggi di GP San Marino.
Pembalap dari tim Repsol Honda tersebut sukses mengalahkan saingan terberatnya, Valentino Rossi yang finis di posisi kelima.
Keberhasilan Marquez tak lepas dari strategi yang diterapkan tim Repsol Honda.
Pembalap asal Katalunya itu diperintahkan untuk mengganti ban motor saat yang lain masih beradu kecepatan di atas lintasan. Meski awalnya tertinggal, Marquez akhirnya bisa menyelesaikan balapan di urutan paling depan.
“Akhir pekan lalu sangat gila bukan? Perlombaan diwarnai dengan bendera-bendera yang memberi tanda bahwa kami harus melakukan perubahan motor sebanyak dua kali, sungguh luar biasa,” ucap Marquez yang dikutip dari situs MotoGP
“Semua informasi yang dikumpulkan sebelum balapan sama sekali tidak berguna. Saat latihan pertama, saya sangat nyaman dengan kondisi sirkuit.”
“Saya yakin dapat merebut podium. Tapi catatan waktu Jorge Lorenzo ternyata lebih cepat. Biar begitu kami tetap bertahan dengan kecepatan yang bagus dan akhirnya Repsol Honda keluar sebagai pemenang,” tambahnya.
Ini menjadi kemenangan ketiga Marquez di Sirkuit Misano, San Marino.
Dua kemenangan lainnya ia raih saat masih tampil ajang Moto2 tahun 2011 dan 2012 lalu.
“Saya harus berterimakasih pada tim atas strategi yang telah mereka berikan. Saya sangat beruntung bisa bekerja dengan tim hebat seperti ini,” ujar Marquez.
Marquez mengaku bersyukur bisa mengalahkan Valentino Rossi di Sirkuit Misano, akhir pekan lalu. Marquez tak sabar meraih kemenangan kelima puluhnya musim ini di Aragon Circuit, “kampungnya” Jorge Lorenzo.
Pembalap berjuluk Si Bayi Alien mengatakan, dirinya sangat terbantu dengan insiden kecelakaan tunggal yang dialami Jorge Lorenzo usai mengganti motor.
Padahal, sebelum insiden tersebut, Lorenzo tengah asik berduel dengan Valentino Rossi untuk memperebutkan posisi pertama dalam balapan.
“Saya bersyukur Lorenzo terjatuh karena dia dan Rossi tampil sangat cepat terutama saat lintasan masih dalam kondisi kering,” kata Marquez, dikutip MCN
Dengan satu kemenangan lagi, Marquez akan menggenapkan lima puluh kemenangannya di semua ajang grand prix.
“Saya tak sabar untuk hasil positif pada balapan mendatang,” tutur pembalap yang baru menggenapkan kemenangan ketujuh ratus Honda
Tentang predikat juaranya, Marc Marquez pesimistis bisa mempertahankannya tahun ini. Menurut Marquez, selisih poin dengan Valentino Rossi sudah terlampau jauh.
Di klasemen sementara, Marquez masih duduk di peringkat ketiga. Pebalap Repsol Honda itu tetap berada di belakang Rossi dan Lorenzo.
Marquez punya lima seri tersisa untuk menutup selisih lenam puluh tiga poin dengan Rossi. Akan tetapi, dia tak yakin bisa melakukannya.
“Jaraknya sudah terlalu jauh, terlalu besar,” ucap Marquez seperti dikutip Crash.
“Lorenzo melakukan sebuah kesalahan, tapi dia sekali lagi menjadi pebalap tercepat di atas trek bagi saya, khususnya di atas lintasan kering. Di lintasan basah, Valentino lebih cepat, tapi 63 poin terlalu banyak dengan lima seri tersisa,” tambahnya.
“Target saya adalah berusaha memenangi lima seri ini dan saya akan mengeluarkan 100 persen dan berusaha mempersiapkan diri untuk musim depan. Namun, bagi saya, jika saya bisa memenangi lima balapan ini, itu akan cukup pada akhir musim,” kata Marquez
Tentang kebiasaannya selalu melihat ke belakang kala berada di lintasan, hal tersebut memang diakui nya
“Memang benar kalau banyak orang yang bertanya kenapa saya beberapa kali menengok ke belakang selama balapan,” buka Marquez dalam laman blog pribadinya.
Marquez pun mengambil contoh balapan di Sirkuit Misano akhir pekan lalu, di mana cuaca berubah-ubah sehingga para pembalap harus mengganti motor hingga dua kali.
“Dalam balapan Grand Prix, terlebih di kelas tertinggi seperti Premier Class, Anda perlu terus mengetahui apa yang dilakukan para rival. “
Ya, khususnya ketika mereka memutuskan untuk masuk pit, sehingga Anda bisa kemudian memutuskan sendiri apa yang harus dilakukan. Contoh nyatanya adalah di GP San Marino lalu,” terang The Baby Alien.
Marquez akhirnya memenangi balapan yang cukup “kacau”. Semuanya berkat strategi tim untuk memanggilnya masuk ke pit dan kembali memakai ban kering di waktu yang tepat. The Baby Alien memang terlihat beberapa kali menengok ke belakang saat di trek.
“Itulah mengapa, seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, sangat penting untuk selalu mengawasi dan mendapat referensi di tengah para rival Anda. Tentu kunci penting lainnya adalah tim yang memberi informasi pada Anda dan menyampaikan semuanya dari dinding di waktu yang tepat,” tandas rider Repsol Honda itu.