Valentino Rossi tak bisa menyembunyika kekecewaannya ketika ambisinya untuk finis sebagai “the number one” di Sirkuit San Marino, MotoGP Misano, Minggu malam WIB, 11 September 2016, beberapa saat lalu, dibuyarkan oleh “kegilaan” Dani Pedrosa yang “mengamuk” untuk menyalip The Doctor di akhir balapan.
“Maaf. Saya tak bisa memberi kepuasan lewat kemenangan kepada Anda. Saya telah berusaha,” kata Rossi kepada pendukungnya di Misano.
Misano adalah “kampong halaman” Rossi. Dia memulai karir pebalap dari sirkuit San Marino yang berjarak beberapa kilometer dari rumah tinggal masa kecilnya.
“Saya menyayangkan kegagalan ini. Saya tak bisa menjadi juara,” katanya sembari berdiri di podium.
Rossi sempat memimpin lebih dari delapan belas putaran, sebelum disusul pembalap Honda Dani Pedrosa di putaran dua puluh satu.
Rossi mengaku hanya mewaspadai Jorge Lorenzo dan Marc Marquez, dan tidak menyangka Pedrosa yang bakal mengalahkannya.
“Saya telah berusaha maksimal untuk menjaga posisi dari Lorenzo dan Marquez, tapi Pedrosa terlalu cepat,” kata Rossi, seperti dikutip dari Crash.
“Cukup memalukan kalah di Misano, karena Anda tahu ini salah satu balapan yang ingin saya menangkan, tapi hari ini itu mustahil,” ujarnya.
Rossi mengaku cukup puas dengan posisi kedua, dan tetap akan merayakan dengan suporternya di kampung halamannya.
Dani Pedrosa, pebalap Repsol Honda asal Spanyol yang memulai balap dari posisi kelima memang tampil “gila” di San Marino
Ia sukses menyusul Rossi, setelah bersaing ketat setidaknya dalam tiga putaran.
Rekannya yang merupakan pemimpin sementara klasemen pembalap musim ini, Marc Marquez, hanya bisa finis di posisi keempat.
Juara dunia musim lalu, Jorge Lorenzo, gagal memanfaatkan pole position, dengan hanya finis di posisi tiga.
Lintasan di Misano yang ketat, terbukti menyulitkan pembalap untuk menyusul, tapi sedikit saja kesalahan akan berakibat fatal.
Juara MotoGP Inggris pekan lalu, Maverick Vinales, yang memulai balap dari posisi empat di Misano, mundur tiga posisi di putaran kedua. Dia sempat berusaha menutup ruang bagi Marquez, hingga melakukan sedikit kesalahan pada putaran keempat.
Bukan hanya Marquez, Vinales juga langsung berturut-turut disusul oleh Dani Pedrosa dan Andrea Dovizioso.
Pembalap Ducati, Dovizioso yang tak pernah naik podium di kampung halamannya, terlihat berusaha keras untuk maju ke posisi tiga.
Tapi, dalam usahanya menyusul Marquez, Vinales bisa kembali menyusulnya. Lorenzo yang memulai balap dari pole position, hanya bisa memimpin hingga dua putaran, sebelum disusul oleh Rossi sebelum memasuki putaran ketiga.
Tidak banyak insiden terjadi di Misano, selain Tito Rabat yang terjatuh pada tikungan empat di putaran dua, dan tak dapat melanjutkan balap.
Vinales sempat menyenggol ban belakang Marquez, saat berusaha menyusul pembalap Honda itu, namun tidak terjadi insiden berarti.
Pembalap yang tampil cukup fenomenal di Misano adalah Dani Pedrosa, yang bisa jadi juara melalui pertarungan sengit dengan Rossi. Sempat terjadi situasi menegangkan, saat pembalap asal Spanyol, itu berusaha menyusul Rossi.
Keduanya terus dalam posisi sangat ketat, setidaknya dalam delapan lap terakhir.
Rossi yang mengeluhkan masalah ban sebelum balap, tampaknya mengalami masalah dengan cengkraman ban, yang membuatnya sulit menambah kecepatan.
Juara di MotoGGP San Marino, menjadikan Pedrosa sebagai juara MotoGP kedelapan yang berbeda secara berturut-turut pada musim ini.
Rossi mengaku ada beban ekstra, untuk balapan dalam MotoGP San Marino, dengan sirkuit Misano yang sangat dekat dengan Tavullia, kampung halamannya.
Tekanan itu baru hilang, saat dia sudah ada pada kecepatan tinggi di lintasan nanti.
Rossi yang membalap dari posisi kedua, di belakang rekannya Jorge Lorenzo, menjelaskan beberapa hal yang menghadirkan tekanan baginya.
“Terutama, karena sangat sulit bergerak dalam paddock.”
“Bergerak dari satu tempat ke tempat lain butuh perjuangan. Tapi, saat Anda ada di lintasan, itu sesuatu yang spesial. Atmosfer yang luar biasa, pesta yang hebat. Sudah pasti saya harus memberi yang terbaik,” kata peraih sembilan kali juara dunia itu.
Rossi mengaku senang bisa memulai balap dari posisi kedua, karena berada di depan selalu sangat penting di MotoGP.
“Apalagi di sini, di Misano, dengan lintasan yang ketat dan sulit untuk menyusul. Selama akhir pekan, kami mengalami sedikit naik turun, karena masalah dengan ban.”
“Kami menemukan performa yang berbeda dari satu ban dengan ban lain. Saya harap, ban kedua lebih baik, dan sebenarnya ban kedua memiliki cengkeraman lebih baik, jadi saya bisa memacu lebih cepat. Sampai saat ini situasi dengan ban cukup bik,” ujar Rossi.
Rossi menjelaskan, bagaimana Misano memiliki banyak tuntutan.
Butuh keahlian pembalap, karena cukup sulit untuk melakukan akselerasi di lintasan berkarakter stop-and-go. “Jadi, bakal sangat sulit
Pada akhir balapan, Rossi yang sempat memimpin rombongan terdepan harus puas finis di posisi dua.
Ia harus mengakui keunggulan pembalap Honda, Dani Pedrosa yang berhasil finis di posisi pertama dan menjadi kemenangan pertamanya musim ini.
Menurut Rossi, sejak awal balapan dirinya sudah sadar memiliki kecepatan yang lebih baik ketimbang dua pesaingnya, Marquez dan Jorge Lorenzo yang memulai balapan dari posisi pertama.
Itulah mengapa dirinya berhasil berada di podium kedua.
Pada saat yang bersamaan, The Doctor menyatakan bahwa dirinya terkejut dengan kecepatan yang dimiliki oleh Pedrosa. Pedrosa sendiri memulai balapan dari posisi delapan memang tampil maksimal dengan finis di posisi pertama.
“Saya mencoba maksimal untuk memiliki kecepatan yang lebih baik ketimbang Lorenzo dan Marquez. Ketika saya melihat itu tercapai, maka saya sangat senang,” ujar Rossi seperti diberitakan Crash.
“Tetapi saya melihat kecepatan Pedrosa dan saya pesimis bisa mengalahkannya. Saya tahu ia sangat cepat. Saya ingin menang di Misano karena ini adalah balapan yang spesial,” tambah pembalap yang kini mengoleksi seratus enam puluh poin tersebut.
Dengan posisinya finis di nomor dua ini makan selisih poin Rossi dengan Marc Marquez di puncak klasemen kini tersisa menjadi empat puluh tiga.
Sebelumnya jarak poin kedua mencapai lima puluh. Dan dengan posisi ini pula Rossi berpeluang untuk melewati Marquez di tujuh seri MotoGP yang tersisa.