close
Nuga Sport

Michael Schumacher Telah Sadarkan Diri

Kabar gembira datang dari mantan juara dunia Formula One, Michael Schumacher. Pria asal Jerman itu dikabarkan telah siuman setelah enam tahun lebih koma.

Seperti dilansir AS, kabar ini datang dari salah satu staf rumah sakit tempat Schumacher dirawat di Paris, Prancis. “Ya, dia ada di departemen saya dan saya bisa memastikan bahwa dia telah sadar,” ujar staf tersebut.

Schumacher terpaksa terbaring di rumah sakit setelah kecelakaan parah saat sedang ski pada enam tahun silam. Kecelakaan itu mengakibatkan cedera otak serius padanya.

Perawatan Michael Schumacher pun jarang dibeberkan kepada publik. Namun baru-baru ini beredar kabar ia berada di sebuah rumah sakit di Paris untuk menerima pengobatan khusus.

Rumornya, Michael Schumacher kini ditangani ahli bedah asal Prancis, Philippe Menasche. Sayang, keluarga Schumacher enggan bercerita lebih jauh terkait hal itu.

Kendati demikian, bos tim Mercedes, Ross Brawn menuturukan kondisi Schumacher perlahan mulai membaik. Akan tetapi, ia menolak mengungkap lebih detail karena faktor keluarga.

“Keluarganya memilih untuk menjaga privasi dan saya menghormati itu,” ujar Brawn.

“Ada tanda-tanda positif dan kami berdoa setiap hari bahwa tanda itu akan lebih banyak lagi,” kata Brawn mengakhiri.

Nama Michael Schumacher berkibar di Formula One usai berhasil juara dunia sebanyak tujuh kali. Pembalap asal Jerman ini sukses saat bernaung di bawah tim Ferrari.

Namun demikain, Schumacher tercatat pernah membela tim lain. Sebelum Ferrari, ia bergabung dengan Jordan, dan Benetton.

Jelang akhir kariernya, Schumacher berlabuh ke Mercedes.

Sebelumnya diberitakan,  mantan pebalap Formula One itu  menjalani terapi stem cell (terapi sel punca) di Prancis karena cedera otak.

Media setempat menyebut Schumacher menerima transfusi stem cell di RS Georges-Pompidou untuk mengurangi peradangan pada otak.

Melansir AP, peraih tujuh gelar juara Formula One ini mengalami cedera otak saat bermain ski di French Alps, wilayah Pegunungan Alpen pada enam tahun lalu

Kepala sebelah kanannya terbentur batu. Dokter sudah berusaha keras mengeluarkan gumpalan darah tetapi masih ada yang tertinggal karena gumpalan tertanam terlalu dalam.

Dalam dunia kedokteran, terapi stem cell jadi metode pengobatan baru yang menjanjikan.

Sel punca alias stem cell merupakan sel induk atau sel murni yang bisa membelah diri berkali-kali sesuai keperluan. Kemampuannya ini pun dimanfaatkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan mengatasi suatu penyakit tertentu.

Dari mana stem cell didapat?

Mengutip dari berbagai sumber, stem cell bisa diperoleh dari empat sumber yakni embrio berusia tiga hingga lima hari, tali pusar, jaringan tubuh pasien itu sendiri seperti lemak atau sumsum tulang belakang (sel punca dewasa) dan pluripotent stem cell hasil rekayasa genetika.

Stem cell kemudian ditransfusikan pada pasien dengan tujuan perbaikan jaringan yang sakit atau terluka. Terlebih dahulu dokter akan menumbuhkan stem cell di laboratorium.

Sel-sel akan dimanipulasi untuk dikhususkan ke dalam sel tertentu seperti sel otot jantung, sel darah atau sel saraf.

Baru setelah itu, sel ditanamkan ke pasien misal pasien dengan penyakit jantung akan disuntikkan stem sel ke otot jantung. Stem cell akan berkontribusi untuk memperbaiki otot jantung yang rusak.

Pada Schumacher, stem cell ditransfusikan untuk memperbaiki jaringan pada otak dan mengurangi peradangan atau inflamasi.

Sebuah riset yang meneliti pengobatan stem cell pada pasien dengan cedera otak traumatis  menunjukkan hasil positif. Penelitian dari SanBio Group ini pun dipresentasikan pada American Association of Neurological Surgeons Annual Scientific Meeting, April  lalu.

Riset melibatkan sebanyak enam puluh satu pasien dengan gangguan motorik kronis akibat TBI.

Sebanyak empat puluh enam pasien menjalani terapi stem cell dan lima belas lainnya menjalani operasi sekaligus menjadi kelompok kontrol. Periset menanamkan produk stem cell pada sekitar lokasi cedera otak.

Perubahan motorik pasien diukur dengan skor Fugl-Meyer Motor Scale .

Sebanyak tiga puluh sembilan koma satu persen pasien dengan terapi stem cell menunjukkan skor yang melewati ambang batas, artinya ada perkembangan positif dari terapi. pada kelompok kontrol hanya enam koma tujuh persen pasien  yang menunjukkan perkembangan positif.

“Hasil penelitian benar-benar terobosan, menunjukkan kemungkinan regenerasi otak setelah cedera, sebuah temuan yang dapat memiliki implikasi signifikan untuk penelitian cedera otak traumatis dan penyakit otak lainnya,” kata David O. Okonkwo, profesor bedah neurologis dan direktur Neurotrauma Clinical Trials Center, University of Pittburgh dalam sebuah pernyataan.

Hanya saja, praktik stem cell seperti yang dijalankan Schumacher ini dimanfaatkan sebagai ladang bisnis yang berbahaya.

Ada beberapa laporan yang menyebutkan bahwa ada terapi kesehatan ‘abal-abal’ termasuk stem cell yang membahayakan pasien. Terapi-terapi kesehatan abal-abal ini pun berani mengiklankan diri mereka melalui google.

Buntutnya, Google melarang lagi adanya iklan terapi kesehatan yang belum bisa dibuktikan kebenarannya secara ilmiah

Tags : slide