Layanan WhatsApp. Selasa pagi ini, WIB, 26 Januari 2016, ambruk selama satu jam dan kini telah berangsur pulih
Gangguan ini menyebabkan pesan-pesan yang dikirimkan melalui aplikasi ini mendadak mandek, atau tidak terkirim ke server, dan hanya menunjukkan indikator berupa “jarum jam”, bukan tanda centang.
Penyebab gangguan belum diketahui secara pasti.
Gangguan ini terjadi sekitar pukul 09.15 WIB.
Pengguna WhatsApp yang berlokasi di diberbagai lokasi di Indonesia mulai mengeluhkan pesan yang tidak terkirim di media sosial.
Ternyata gangguan ini tidak hanya datang dari Indonesia, tetapi pengguna di sejumlah negara lain pun mengeluhkan hal serupa.
“WhatsApp doesn’t seem to be working in Thailand. Friends in Hong Kong and Australis say it also seems to be down. Asia wide problem?,” tulis @JeromeTaylor.
Peristiwa gangguan pada layanan WhatsApp ini merupakan yang pertama pada tahun 2016.
Gangguan ini juga pernah terjadi tahun lalu yang mengakibatkan pengguna tak bisa berkirim pesan instan melalui aplikasi ini selama lebih kurang empat jam.
Gangguan tersebut berdampak untuk Telegram Messenger, penyedia layanan instant messaging alternatif.
Sebagaimana dilaporkan oleh Mashable, pada waktu itu, Telegram Messenger mengalami kenaikan jumlah pengguna pada hari yang sama dengan tumbangnya WhatsApp.
Angka download Telegram Messenger pun tiba-tiba meroket hingga pembuatnya mengklaim aplikasi ini duduk di urutan pertama tanggal download iPhone di 48 negara.
Mashable Tweet dari Telegram Messenger terkait kenaikan jumlah pengguna
Ironisnya, bersamaan dengan penambahan pengguna baru yang mencapai seratus orang per detik itu, layanan Telegram Messenger sendiri mulai mengalami masalah koneksi karena beban server yang naik drastis.
Telegram Messenger sendiri adalah layanan pesan instan berbasis cloud yang membedakan diri dari para pesaingnya dengan memberi penekanan pada aspek sekuriti dan privasi.
Pembuatnya merupakan kakak beradik Nikolai dan Pavel Durov, dua orang yang berada di belakang jejaring sosial terbesar di Rusia, VK.
Mereka menyatakan tak berminat mencari pemasukan dari Telegram Messenger dan tak berencana mencari investasi ataupun menjualnya.
Seringnya WhatsApp ini ambruk menyebabkan ia dinobatkan sebagai perusahaan teknologi terburuk dalam hal pengamanan privasi pengguna.
Hal ini diungkap The Electronic Frontier Foundation dalam laporan tahunannya.
WhatsApp bersama dengan AT&T hanya mendapat satu bintang dari lima indikator penilaian yang tersedia.
Satu bintang tersebut merefleksikan keikutsertaan WhatsApp menentang pembocoran informasi penggunanya.
Namun, pada indikator penilaian lainnya, WhatsApp dinilai masih kurang cakap.
WhatsApp dianggap tak menerapkan praktik-praktik terbaik yang mengikuti standar keamanan industri lain.
Layanan chatting tersebut juga dianggap kurang informatif terkait beberapa isu.
Misalnya, isu penghapusan konten tertentu yang diimbau pemerintah dan kebijakan terkait penyimpanan data.
Beberapa raksasa teknologi yang dinilai paling aman adalah Adobe, Apple, Dropbox, Yahoo, dan WordPress. Keempatnya memenuhi semua standar keamanan bagi pengguna.
Adapun perusahaan yang juga dianggap kurang aman, tetapi masih di atas WhatsApp adalah Google dan Microsoft.
Keduanya mendapat tiga bintang.
Fakta ini cukup aneh. Pasalnya, Google dan Microsoft selama ini sesumbar terkait perhatian mereka terhadap pentingnya perlindungan keamanan bagi pengguna.