“Saya datang, berbuat, melihat dan menang,” tulis akun resmi Zinedine Zidane, Rabu siang WIB, 06 Januari 2016.
Slogan di akun pelatih “baru” Real Madrid itu seakan mengingatkan kita pada “vini-vidi-vici.”
Dan slogan itu juga sepertinya merupakan pertaruhan awal dari Zidane untuk menghimpun suara pro dan kontra terhadap eksistensinya di Santiago Barnebue.
“Itu jawaban tuntas sang pelatih,” tulis “marca,” Rabu, 06 Januari 2016, di situs resminya.
Ya, Zidane akan memahat sebua era di real Madrid.
Era panjang usai dia belajar dari segepok pengalaman yang ditularkan pelatih hebat yang pernah menangani dan mendampingi dirinya di tim yang dibelanya
Itulah referensi Zidanei.
“Saya banyak mendapatkan pengetahuan, pelajaran dan masukan dari pelatih yang pernah bekerja bersama saya, baik saat masih menjadi pemain atau asisten pelatih,” katanya seperti dikutip situs “goal international.”.
Di antara sekian banyak pelatih itu, sebuat saja dua nama. Carlo Ancelotti dan Jose Mourinho.
Dua pelatih yang pernah menjadi mentornya di Real Madrid sejak enam tahun terakhir
Diakui Zidane, dirinya banyak belajar dari keduanya, dan pelatih lainnya untuk bisa menjadi sekarang ini.
“Memang benar saya mengenai Mourinho dan Ancelotti dan banyak pelatih lain saat masih menjadi pemain dan saya pikir saya bisa mengambil sesuatu dari mereka,” kata Zidane, Rabu, 06 Januari 2016.
“Mereka berpengalaman sebagai pelatih, jadi sangat penting bisa banyak belajar dari mereka.”
“Tapi saya harus menjadi pelatih dengan cara saya sendiri. Setiap dari mereka akan mengatakan langkah tepat seperti apa yang harus dilakukan untuk tim dan pemain Anda, bukan apa kata pelatih lain.”
“ Saya harus menjadi Zidane.”
“Ada perubahan hari ini, tapi saya meyakini Anda harus hormat dan memikirkan bahwa kerja Rafa Benitez sangat bagus. Saya mendoakan yang terbaik untuknya,” tandasnya.
Zidane juga mengatakan kalau Los Blancos bakal mengutamakan sepakbola indah dengan naluri menyerang dan keseimbangan di lini belakang.
Para wartawan penasaran dengan gaya bermain yang bakal diterapkan Zinedine Zidane di Real Madrid.
Sebagai buktinya, salah seorang wartawan menanyakan hal tersebut dalam konferensi pers perdana Zidane sebagai pelatih Madrid.
Jawaban legenda Prancis itu ternyata cukup mengejutkan.
Tanpa pikir panjang, Zidane mengatakan kalau Los Blancos bakal mengutamakan sepakbola indah dengan naluri menyerang dan keseimbangan di lini belakang.
“Di sini selalu penting untuk bermain sepakbola indah dan saya juga berpikir begitu, dengan sepakbola menyerang dan seimbang,” ungkap mantan pemain Real Madrid itu.
“Semua pemain akan menjadi penting, begitu pula dengan James Rodriguez dan Isco. Rencana saya adalah tetap memainkan BBC di lini depan,” tandasnya.
Terlepas dari alasan Real Madrid menunjuk Zidane sebagai pelatih, menggantikan Benitez, pro dan kontra pun menyeruak.
Pendapat yang pro menilai Zidane memiliki pengalaman yang cukup dan sudah tahu luar dalam tim untuk bisa menukangi Real Madrid.
Catat saja, sejak pensiun sebagai pemain, Zidane langsung bergabung dengan Real Madrid sebagai penasihat khusus tim utama Real Madrid di era Jose Mourinho.
Zidane juga sempat menjadi direktur olahraga per Juli, lima tahun lalu, sebelum kemudian digeser menjadi asisten pelatih Carlo Ancelotti di Real Madrid.
Dan pada Juni dua tahun lalu, Zidane secara resmi menduduki jabatan sebagai pelatih dan dipercayakan menangani Real Madrid Castilla, sebelum akhirnya dipromosikan sebagai pelatih tim utama Real Madrid tadi malam.
Namun yang kontra berdalih Zidane merupakan sosok yang luar biasa sebagai pemain, tapi untuk menjadi pelatih, kualitasnya masih diragukan.
Belum ada prestasi signifikan yang menjadi kontribusinya selama berkutat bersama Real Madrid dalam enam tahun terakhir.
Bagi sebagian pihak, Real Madrid terlalu besar bagi Zidane.
Meski begitu, keputusan sudah diambil dengan Zidane secara resmi menukangi Real Madrid.
Yang kemudian muncul pertanyaan adalah, bagaimana Real Madrid mengakhiri kompetisi musim ini ketika Real Madrid ditangani pelatih yang tak memiliki banyak pengalaman, apakah dengan kesuksesan atau malah sebaliknya?
Penunjukkan Zinedine Zidane sebagai pelatih kepala Real Madrid rupanya dianggap berisiko oleh mantan direktur olahraga tim, Jorge Valdano.
“Pemilihan Zidane sebagai pelatih adalah keputusan yang berisiko karena ia masih kurang pengalaman,” klaim Valdano kepada El Larguero.
Valdano juga meyakini bahwa hubungan antara Madrid dan Benitez tidaklah baik sehingga berujung pada pemecatan mantan juru taktik Napoli tersebut.
“Benitez punya banyak masalah untuk menerapkan ide-idenya pada skuat yang memiliki banyak gelandang serang,” imbuhnya.
“Selain itu Benitez juga telah berjuang banyak demi memenuhi permintaan klub ketimbang klub yang memenuhi kebutuhan Benitez.”
Berlainan dengan Jorge Valdano, mantan kapten Inggris, David Beckham, yang pernah bersama-sama bos baru Madrid membela klub ibu kota Spanyol, memberikan penghormatan kepada mantan rekan setimnya
Penunjukkan Zinedine Zidane sebagai entrenador anyar Real Madrid untuk menggantikan Rafael Benitez mendapat sambutan meriah dari David Beckham.
Mantan kapten tim nasional Inggris mengklaim Zidane adalah “orang terbaik untuk posisi tersebut”.