Dampak meminum kopi terhadap kesehatan kerap menjadi perdebatan.
Beberapa studi telah menemukan bahwa meminum kopi secara rutin dapat memberikan dampak positif, namun studi-studi lainnya berkata sebaliknya.
Seperti ditrulis laman media online “the Verge,” hari ini, Jumat 06 April, sebuah aturan baru di California, Amerika Serikat bahkan mewajibkan perusahaan-perusahaan kopi untuk menyertakan label peringatan di kemasan kopi mereka, akan suatu bahan kimia pemicu kanker yang terkandung di dalam minuman tersebut.
Bahan kimia yang disebut dapat memicu kanker tersebut adalah acrylamide, suatu bahan yang juga dapat ditemukan di beberapa makanan dan asap rokok.
Walau acrylamide dalam jumlah yang besar telah dikaitkan dengan penyakit kanker pada penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap tikus, keterkaitan ini tidak ditemukan pada manusia, menurut American Cancer Society.
Di sisi lain, sejumlah studi menemukan dampak positif meminum kopi terhadap kesehatan. Studi yang dipublikasi oleh The British Medical Journal menyebut bahwa meminum kopi dapat menurunkan resiko kanker kulit, prostat, hati dan uterus.
Meminum tiga hingga empat cangkir kopi tiap hari juga bisa menurunkan resiko penyakit jantung, menurut mantan presiden Asosiasi Jantung Amerika Donna Arnett.
Kandungan di dalam kopi yang bersifat anti-peradangan juga dapat menurunkan resiko kematian prematur sebanyak enam puluh empat persen, dilansir dari Statnews.
Menurut Profesor Riset dan Kebijakan Kesehatan Stanford University John Ioannidis, lebih baik bersikap skeptis terhadap hasil studi-studi ini, baik studi yang menyebut dampak negatif maupun dampak positif meminum kopi.
Ia menyebut, jumlah acrylamide yang terkandung dalam kopi terlalu rendah untuk mengakibatkan kanker.
“Dari jutaan hal yang ada di sekitar kita, kopi merupakan salah satu hal yang paling aman dilihat dari dampaknya terhadap kanker,” ucap Ioannidis.
Penelitian-penelitian mengenai dampak positif kopi terhadap kesehatan juga kebanyakan bersifat observasional, menurut Ioannidis.
Penelitian ini didasarkan pada laporan partisipan akan kebiasaan sehari-hari mereka, dan hal ini belum tentu sepenuhnya akurat. Orang-orang bisa lupa, atau berbohong.
Selain itu, terlalu banyak faktor yang memengaruhi kesehatan tiap orang, jelas Ioannidis. Penelitian-penelitian observasional tidak cukup untuk mengamati ini semua.
Untuk benar-benar mengetahui apakah kopi berdampak positif terhadap kesehatan, peneliti harus melakukan eksperimen yang sangat terkontrol dalam jangka waktu bertahun-tahun.
Menurut Arnett, penelitian jenis ini akan sangat susah dilakukan.
Pada akhirnya, menurut Ioannidis, kita tidak akan pernah benar-benar tahu bagaimana kopi berdampak terhadap kesehatan kita. Oleh karenanya, lebih baik tidak perlu risau.
“Saya tidak akan terkejut, sebenarnya, jika [meminum kopi] tidak memberi dampak positif dan negatif signifikan apapun,” ujar Ioannidis.
Jika memang suka minum kopi, lanjut Ioannidis, lanjutkan kebiasaan tersebut. Namun, jangan minum kopi karena ingin hidup lebih panjang.
Minumlah kopi karena memang hal tersebut merupakan sesuatu yang dinikmati.
Banyak yang bilang, belum nikmat rasanya bila mengawali hari tanpa lebih dulu menyeruput secangkir kopi panas.
Selain menambah stamina, minum kopi di pagi hari dipercaya mampu menambah semangat. Kini juga bukan lagi hal yang sulit untuk menemukan sederet manfaat meminum kopi.
Lalu bagaimana dengan efek negatifnya, apakah ada bahaya kopi? Simak beberapa penjelasan bahaya minum kopi berikut ini.
Kafein adalah substansi pahit yang terkandung dalam kopi. Biasanya satu gelas kopi mengandung sembilan puluh limamiligram kafein.
Selain kopi, kafein juga dapat ditemukan pada minuman seperti teh dan beberapa minuman berenergi lain.
Mengonsumsi kafein secara berlebihan dengan menambah banyaknya gelas kopi yang Anda minum dapat memberikan beberapa dampak kesehatan seperti:
Dokter Glenn Gandelman mengatakan bahwa kafein mampu meningkatkan kewaspadaan seseorang dalam waktu yang singkat.
Kondisi ini lalu mengakibatkan detak jantung semakin cepat dan akhirnya meningkatkan tekanan darah setelah mengkonsumsi kopi.
Begitu pula dengan kemampuan kopi yang mampu membuat Anda terjaga sepanjang malam setelah meminumnya.
Kesulitan Anda untuk terlelap tersebut juga mampu memicu meningkatnya tekanan darah. Hal ini tentu akan berdampak lebih berbahaya bila kopi dikonsumsi oleh pengidap hipertensi.
Kafein memiliki kemampuan untuk meningkatkan kecepatan pembentukan urin atau yang biasa kita kenal dengan sebutan diuretik.
Dengan kemampuan diuretiknya, mengkonsumsi kopi berkafein memiliki kecenderungan mengalami dehidrasi, namun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan asumsi bahaya kopi ini.
Terbiasa mengkonsumsi kopi dua gelas atau lebih per hari dapat memberikan reaksi pada tubuh saat Anda berusaha mengurangi kuantitas konsumsi kafein Anda.
Menurunkan seratus milligram per hari konsumsi kafein saja telah mampu memberikan beberapa gejala seperti sakit kepala, kelelahan, merasa cemas hingga kesulitan berkonsentrasi. Gejala-gejala ini biasanya mulai terasa dua belas hingga dua puluh empat jam setelah Anda mulai mengurangi volume konsumsi kafein Anda.
Kolesterol adalah substansi yang dihasilkan oleh hati manusia. Namun selain dihasilkan oleh hati, Anda juga bisa mendapatkan kolesterol dari makanan sekitar Anda.
Kolesterol terdiri dari kolesterol baik dan kolesterol jahat. Tingginya kandungan kolesterol jahat pada tubuh dapat memicu munculnya penyakit kardiovaskular.
Perlu diketahui bahwa kopi tidak mengandung kolesterol seperti produk hewani lainnya. Namun beberapa literatur mengatakan bahwa kopi mempengaruhi bagaimana tubuh memproduksi kolesterol.
Pada kopi ditemukan suatu unsur berupa minyak kopi yang dikenal dengan diterpen seperti kafestol dan kahweol.
Penelitian yang dilakukan oleh Sun Ha Jee berhasil mengungkapkan bahwa minyak kopi ini mampu menurunkan kadar asam empedu dan sterol netral yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol yang dihasilkan dalam tubuh.
Dampak-dampak tersebut baru akan Anda alami bila Anda mengkonsumsi kopi secara berlebihan.