Apakah kamu termasuk orang yang sering memakai WhatsApp untuk bertukar informasi?
Aplikasi hijau dengan ikon telepon putih di dalamnya atau WhatsApp, memang menjadi salah satu media sosial yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, bahkan dunia.
WhatsApp mempunyai fitur mudah untuk digunakan seperti mengirim gambar, video, voice note, sampai berbagi lokasi pun kamu bisa temukan di WhatsApp.
Saat ini, banyak orang yang menggunakan kalimat tebal atau garis bercetak miring dalam pesan yang mereka kirimkan. Sehingga timbul pertanyaan bagaimana bisa kata tersebut bercetak tebal?
Penasaran bagaimana caranya? Berikut cara menebalkan kalimat di WhatsApp tanpa menggunakan aplikasi lain, seperti yang dilansir Wikihow, Kamis
Pertama, kamu perlu membuka aplikasi WhatsApp terlebih dahulu. Jika kamu belum mempunyai aplikasi tersebut kamu bisa mengunduhnya di Play Store untuk Android.
Setelah membuka aplikasi WhatsApp, ketuk tanda orolan yang tersedia di bagian bawah layar untuk iPhone, dan di bagian atas layar untuk Android.
Klik percakapan yang ingin kamu balas chat-nya. Jika ada banyak percakapan, kamu cukup pilih salah satu percakapan saja.
Lalu, klik bidang teks yang berada di bagian bawah layar. Untuk mencetak kalimat atau kata menjadi tebal, beri tanda bintang sebelum dan sesudah mengetik kata atau kalimat yang ingin ditebalkan.
Misalnya, kamu akan menebalkan kata “rumah”. Maka, kamu harus mengetik seperti ini *rumah*. Dan kata tersebut akan menjadi tebal.
Ketika sudah mengetik pesan yang ingin dikirim, tekan tanda “Kirim” yang terletak di sebelah kanan bidang teks. Maka pesan tersebut akan terkirim ke teman kamu.
Selain itu, aplikasi chatting WhatsApp kini tengah menguji coba fitur yang memungkinkan pengguna membagikan status WhatsApp dengan aplikasi lain.
Sebagaimana dikutip dari The Verge, Kamis pagi WIB, pengguna program beta WhatsApp bisa menjajal opsi berbagi status ke aplikasi lain ini.
Pengguna nantinya bisa membagikan status WhatsApp secara langsung ke Facebook Story atau aplikasi lain seperti Instagram, Gmail, atau Google Photos.
Sekadar informasi, WhatsApp Status merupakan layanan yang mirip dengan Instagram Stories. Di mana, pengguna bisa mengunggah foto atau video singkat di WhatsApp Status, kemudian akan hilang dalam waktu dua puluh empat jam.
Meskipun ada tautan langsung untuk membagikan status WhatsApp ke Facebook, pihak WhatsApp menyebutkan mereka tidak melakukan apapun untuk menautkan akun pengguna kedua layanan.
WhatsApp menjelaskan, mereka memakai API berbagi data milik iOS dan Android untuk menautkan status pada satu aplikasi dengan aplikasi lain. Dengan begitu, proses transfer data terjadi antara aplikasi-aplikasi yang ada pada perangkat.
Lebih lanjut, WhatsApp menekankan, meskipun pengguna membagikan status ke layanan Instagram, kedua unggahan tetap jadi hal yang terpisah dalam sistem Facebook. Keduanya juga tidak akan dihubungkan.
Selain itu, tidak akan ada opsi yang membuat status WhatsApp secara otomatis dibagikan ke layanan lainnya. Pihak WhatsApp menyebut, mereka ingin agar pengguna memutuskan sendiri untuk membagikan status WhatsApp ke layanan lainnya.
WhatsApp sendiri sangat hati-hati untuk membuat kesan yang baik, terkait dengan data sharing dengan Facebook.
Pasalnya, ketika Facebook mengakuisisi WhatsApp pada lima tahun silam, pihak Whatsapp berjanji mereka tak akan membagikan data pengguna ke Facebook.
WhatsApp juga bersikeras mereka akan terus berfungsi independen dan otonom. Namun hal ini berubah pada dua ratus satu, yakni ketika WhatsApp menyebut mereka akan mulai berbagi data dengan Facebook.
Sejak saat itu, Facebook mendapat teguran dari Prancis dan Jerman untuk menghentikan praktik berbagi data ini.
Kemudian, Facebook cs terkena sanksi denda oleh Komisi Eropa karena memberikan keterangan misleading terkait dengan berbagi akun ini.
WhatsApp sekali lagi menekankan bahwa fitur berbagi status pada WhatsApp tidaklah melakukan praktik berbagi data seperti yang dilakukan oleh Facebook di masa lalu.
Namun, seiring dengan Facebook yang memperbolehkan pengguna ketiga layanan ini untuk saling mengirim pesan lewat satu backend, fitur yang tampaknya tidak berbahaya seperti ini, tetap bisa berisiko.
WhatsApp Status sendiri dirilis pada dua tahun lalu di mana, saat ini fitur tersebut telah dipakai oleh lima ratus juta pengguna harian. Pada tahun depan, diprediksi Status akan jadi cara utama WhatsApp untuk menghadirkan iklan di platformnya.